Friend?

213 50 8
                                    

Jungkook tidak menyangka kalau hari ini akan menjadi hari terburuk yang pernah ada. Taehyung dengan gembira mengajaknya makan siang di cafe favorit mereka. Jungkook tentu tidak menolak dan merasa antusias.  Namun tak lama setelah berada di sana, datang seorang pria dan Taehyung memperkenalkannya sebagai kekasih. Jungkook tentu terkejut, tapi ia berusaha tersenyum. Harusnya sebagai teman ia turut bahagia kan?

"Ini Park Bogum, dia pacarku." Ucap Taehyung seraya merangkul lengan pria itu.

"Oh hai, aku Jungkook. Teman kak Taehyung." Jungkook berjabat tangan dengan pria itu.

"Salam kenal." Ucapnya dengan wajah ramah.

Jungkook hanya mengangguk saja. Melihat interaksi Taehyung dan pria itu membuatnya gerah. Sial sekali, kenapa ia tidak tahu tentang pria ini, bagaimana dan di mana Taehyung mengenalnya, ia sungguh tidak tahu. Ternyata Taehyung menyembunyikan ini dari dirinya. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Itu hak Taehyung dan Jungkook tidak bisa melarangnya. Mereka hanya sekedar teman. 

"Kak, kok gak pernah cerita sih kalau dekat sama kak Bogum?" Tanya Jungkook.

"Maaf, awalnya kita hanya berteman tapi kak Bogum kemudian menyatakan perasaan dan kebetulan perasaan kita sama. Kita baru kok jadiannya, makanya aku kenalkan ke kamu sekarang."

Jungkook hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Selamat ya, Kak. Tolong jaga kak Taehyung." Jungkook berpesan pada Bogum.

Perih sekali ternyata. Kalau boleh jujur, Jungkook sudah memendam perasaan cinta pada Taehyung cukup lama. Tapi ia takut untuk bilang karena gak mau pertemanannya rusak jika Taehyung menolaknya. Jadilah ia hanya menjadi pengagum dalam diam.

"Kak, maaf. Aku gak bisa lama-lama. Aku ada rapat BEM. Gak enak kan kalau ketua telat. Nanti kalau anggotanya gak disiplin, aku malu negurnya."

Itu hanya alasan, tidak ada rapat BEM. Ia hanya tidak tahan melihat Taehyung dan kekasihnya. Ia ingin cepat-cepat pergi saja.

"Kok mendadak?" Tanya Taehyung.

"Gak mendadak sih, emang kemarin sudah bikin janji sama anak-anak untuk rapat. Cuma aku gak cerita saja sama kakak."

Taehyung mengangguk paham.

"Ya udah, aku permisi dulu ya? Kak Bogum, aku duluan. Have fun!"

Jungkook benar pergi dari sana. Ia kembali ke kampus tapi gak tau harus berbuat apa setelahnya. Rasanya begitu mendadak dan Jungkook belum menyiapkan hati untuk menerima.

"Huh, sakit juga ternyata." Ia memegang dadanya yang terasa sesak.

"Sepertinya gak ada harapan untuk lebih dari sekedar teman. Bodoh sekali aku selalu berharap lebih." Menertawakan diri sendiri. Ia terus saja bermonolog mengeluarkan segala isi hati.

"Kayaknya aku gak bisa bertemu kak Taehyung lagi."

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hubungannya dengan Taehyung setelah ini. Ia butuh waktu untuk bisa berdamai dengan dirinya sendiri.

***

Taehyung memberengut sebal. Beberapa hari ini Jungkook terkesan menghindarinya. Lelaki itu jadi jarang mengirimi pesan, padahal sebelumnya ia begitu cerewet menanyakan sedang apa? Apakah sudah makan? Berangkat kuliah dengan siapa? dan lain sebagainya. Tapi 3 hari ini Jungkook seperti hilang. Ia tidak pernah mengirimi pesan lebih dulu dan hanya membalas pesan darinya saja. Itu pun hanya dua balasan, setelah itu menghilang lagi. Ia juga jarang datang ke rumah atau menemuinya di kampus. Kenapa Jungkook seperti berubah setelah pertemuan mereka di cafe saat itu?

"Hei! Kok bengong?" Teman-temannya datang dan menyadarkan dari lamunan.

"Tidak kok. Hanya sedikit kepikiran saja." Jelasnya.

"Kepikiran tentang apa?" Tanya Jimin penasaran. Ia duduk di sebelah Taehyung dan memberikan perhatian penuh padanya.

"Jungkook akhir-akhir ini kayak aneh. Kalian kerasa gak?" Taehyung menatap Jimin dan Yoongi bergantian.

"Iya juga sih. Beberapa hari ini aku gak lihat batang hidungnya. Biasanya anak itu gak akan jauh-jauh darimu." Ucap Yoongi. Ia juga heran, aneh saja rasanya jika tidak melihat Jungkook di sekeliling Taehyung. Biasanya anak itu datang hanya sekedar mengajak makan siang atau mengajak Taehyung pulang bersama. Tapi sudah 3 harian ini ia tidak melihatnya.

"Mungkin dia sibuk. Aku dengar anak BEM mau buat acara yang lumayan besar. Mungkin dia sibuk menyiapkannya. Dia ketua BEM kan?" Taehyung mengangguk mengiyakan. Tapi dalam hati menyangkal. Biasanya sesibuk Jungkook, ia tidak pernah bertingkah seperti sekarang. Ia akan selalu menyisihkan waktu meski sebentar untuk bertemu.

"Iya mungkin ya? Huh, aneh sekali rasanya kalau gak ada dia." Gumam Taehyung dengan nada sedihnya.

"Cie yang merasa kehilangan. Yakin nih bos hanya sekedar teman?" Seperti biasa, Yoongi selalu menggodanya.

"Iya lah. Aku dan dia kan best friend for ever. Lagian aku juga udah punya pacar."

Jimin dan Yoongi saling pandang. Ia cukup kaget mendengarnya.

"Serius? Kok aku gak tau? Kok gak pernah cerita?" Jimin berucap dengan nada sebalnya.

"Ya maaf. Namanya juga masih berusaha mengenal. Gak taunya aku dan dia punya perasaan yang sama. Jadi ya udah." Jelasnya.

Keheningan beberapa saat. Jimin hanya mengangguk mengiyakan sedangkan Yoongi, ia hanya diam sambil memikirkan sesuatu.

"Tae, Jungkook tahu?" Tanyanya.

"Iya, aku bahkan mengenalkan pacarku dengannya."

Yoongi menepuk jidatnya. Ia tahu sekarang kenapa Jungkook tiba-tiba menghilang.

"Kenapa?" Tanya Taehyung heran.

"Kamu sungguh gak peka ya?" Tanya Yoongi. Taehyung malah gak paham dengan maksud ucapannya.

"Gak peka bagaimana?" Tanyanya. 

"Sadar gak sih kalau perlakuan Jungkook padamu itu beda. Aku saja yang melihat meragukan kalau kalian hanya berteman." Ucap Yoongi.

"Iya, aku juga heran. Gak ada lho teman yang secare Jungkook." Jimin menambahkan.

Taehyung masih memproses ucapan kedua temannya. Ia masih belum paham arah pembicaraan mereka.

"Kayaknya sih Jungkook ada rasa sama kamu."

Taehyung mengerutkan alis, tidak setuju dengan ucapan Yoongi barusan.

"Enggak lah. Kita hanya berteman." Sanggahnya.

"Tahu dari mana? Mungkin itu kamu. Tapi kita gak tahu kan perasaan Jungkook padamu bagaimana?" Jimin berkata. Ia heran sekali dengan sahabatnya ini. Terlalu polos atau naif hingga tidak bisa merasaan perhatian Jungkook yang jelas berbeda dari sekedar teman.

Taehyung terdiam.  Apa benar yang baru saja teman-temannya katakan? Jika iya? Apa yang harus ia lakukan? Pasti akan canggung sekali rasanya jika hal itu memang benar. Taehyung tidak bisa membayangkan.

"Tapi Tae, jujur aku penasaran." Yoongi memberi tatapan dalam dan penuh selidik.

"Bagaimana sih perasaanmu pada Jungkook?"

Taehyung total diam. Mencoba mendeskripsikan rasa yang ia miliki untuk Jungkook.

"Hanya perasaan sayang kepada teman." Ada keraguan di nada bicaranya. Entahlah, apakah benar ini yang ia rasakan?

"Benarkah?" Tanya Yoongi memastikan.

Bagaimana Taehyung menjawab jika ia sendiri merasa ragu dengan perasaannya.

7 tahun bersama dan apa benar hanya perasaan sayang sebagai teman yang ia rasa?

Bersambung...

Please kasih tanggapan kalian tentang cerita ini.

Happy reading😊💜

HOME 2 [Short Story KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang