Bab 12 - The promise

2K 307 18
                                    

"Maafkan saya, my lord," Sophie membungkuk sedikit, menunjukkan sopan santunnya. Pria itu balas mengangguk layaknya gentelman sejati.

"Bukan salah anda, miss,"

"My lord, maaf menunggu lama," seorang wanita dengan rambut hitam bergelombang keluar dari kamar mandi dan segera menghampiri pria tadi. Gerak geriknya anggun dan percaya diri.

"Siapa dia?" Tanya wanita itu sambil merangkul lengannya.

"Aku ceroboh dan hampir menabraknya, semoga anda baik-baik saja my Lady," pria itu berpamitan dan sepenuhnya mengabaikan Sophie.

Sophie termenung di tempat. Padahal dia yang tadi ceroboh, pria itu melindunginya agar dia tidak dianggap buruk.

"Sophia!" Lady Emery memanggil. Dia terlihat sedikit tergesa.

"Lady Emery, aku baru saja selesai," sambil bicara, Sophie memandangi pria itu yang berjalan semakin menjauh.

"Kenapa kau bicara dengan dia?"

"Maaf?"

"Lord Sigmar, kau kenal dengannya?" Ketika bertanya itu, Lady Emery melihat Sophie seolah dia baru saja melakukan kesalahan buruk.

"Tidak! Aku bahkan baru mendengar namanya sekarang. Kami tidak sengaja berpapasan,  aku hampir menabraknya," Sophie menggeleng.

"Jangan berurusan dengannya,"

"Well, harus ada alasan kuat kenapa aku tidak boleh bicara dengannya," Sophie melipat tangannya, keras kepala. Dia tahu menjadi putri artinya dia punya batasan-batasan. Tapi semua itu harus punya alasan yang masuk akal.

"Dia kerabat dari Duke D'Artagnan yang sudah tinggal di ibukota sejak beberapa tahun terakhir untuk bersekolah. Kudengar dia seorang bujangan perayu, dia suka bermain dengan wanita. Intinya, kalau kau terlihat dekat dengannya, orang akan menganggapmu ... gampangan. Atau ... sudah tidak perawan," Lady Emery mengecilkan suaranya, merasa tidak nyaman.

"Seburuk itu kah?"

"Ya! Banyak rumor tentang dirinya. Walaupun begitu, keluarganya berkuasa di kerajaan jadi kita tidak bisa bermusuhan juga dengannya,"

"Jadi aku tidak boleh terlalu dekat, juga tidak boleh bermusuhan?" Sophie merasa sedikit bingung.

"Itu tidak terlalu sulit, ketika dia menyapa, tersenyumlah, ketika dia mengajakmu berdansa, lakukanlah. Tapi jangan memulai lebih dulu. Selain itu jangan terlalu akrab, kau tidak perlu duduk bersantai bersamanya di ruang istirahat atau lainnya," Lady Emery mengingatkan.

***

Sophie melepas ikatan rambutnya, merasa lelah seharian berbelanja. Dia mengganti gaun berat yang gerah dan mahal dengan gaun tidur katun yang nyaman. Sophie meregangkan otot, melepaskan lelah dan membebaskan dirinya dari tekanan.

Menjadi bangsawan melelahkan. Sophie sudah melakukan ini lebih dari satu bulan tapi dia tetap belum terbiasa. Kini dia tahu bahkan untuk berteman saja dia harus pilih-pilih.

Sophie mengingat lagi yang dipelajari di sekolahnya dulu, serta yang belakangan diberitahukan oleh guru sejarahnya. Ada empat keluarga berkuasa di Anatoille. Yaitu keluarga Antoirre yang kini memimpin kerajaan, Keluarga Caleigh yang merupakan nomor dua paling berkuasa, serta keluarga D'Artagnan dan Lysander.

Pria berambut pirang yang ditemuinya tadi adalah Sigmar D'Artagnan, keponakan jauh dari Duke D'Artagnan yang terkenal dengan gaya hidupnya yang bebas. Konon dia lahir dan besar di negara lain dan datang untuk belajar di Anatoille. Sebagai tamu duke D'Artagnan, dia seolah tidak punya beban dan bebas melakukan apa saja. Dia membiarkan segala rumor menerjang dirinya dan menikmati itu.

Taming The Villain DukeWhere stories live. Discover now