Bab 36 - The Banquet

1.4K 275 28
                                    

Restoran itu dimiliki oleh pasangan winthrop yang bergelar Count. Keluarga itu pernah menjadi salah satu keluarga terkaya di Anatoille namun belakangan kehilangan posisinya karena kesalahan keputusan dalam investasi. Konon, mereka menggunakan sisa dana yang ada untuk membangun restoran itu.

Walaupun dibangun oleh keluarga yang hampir bangkrut, restoran itu cukup megah. Seluruh perabotannya mewah dan dibuat dengan pesanan khusus kepada pengrajin ternama. Tirainya mengandung lapisan kain sutera. Taplak mejanya ditenun dari kapas kualitas terbaik yang diimpor dari negeri Timur. Seluruh perlengkapan makannya dari Perak yang digosok sehingga menimbulkan kilau.

Ketika thaddeus dan sophie tiba, para bangsawan itu dengan antusias berdiri dan membungkuk menyambutnya. Sophie yang belum terbiasa hadir dalam acara semacam ini berusaha tampil dengan baik. Dia tersenyum, mengangguk sambil selalu menggandeng lengan tunangannya.

"Yang mulia, terima kasih sudah bersedia hadir," Countess Winthrop, yang memiliki kantung mata tebal seolah kurang tidur menyapa sophie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yang mulia, terima kasih sudah bersedia hadir," Countess Winthrop, yang memiliki kantung mata tebal seolah kurang tidur menyapa sophie. Dia terlihat sangat lelah. Konon, restoran itu adalah pertaruhan terakhir mereka dan harus berhutang besar untuk mewujudkannya.

Walau mungkin itu hanya dalam pikirannya, sophie merasa wanita paruh baya itu tidak tulus menyambutnya. Sesekali, dia memicingkan mata, tidak tahan memberikan tatapan tidak suka kepada sophie. Dia seolah lupa kalau sophie seorang putri dan juga tunangan duke thaddeus. Namun sophie memilih untuk mengabaikannya.

"Jangan merasa terintimidasi apapun yang mereka lakukan, jangan lakukan apapun yang bisa mengurangi kehormatanmu, Sophia. Kita tidak akan lama di sini, tidak perlu khawatir," Thaddeus berbisik kepadanya sebelum menarik kursi, mempersilahkannya duduk. Sophie tidak sempat bertanya alasannya karena Thaddeus langsung sibuk menyapa beberapa bangsawan lain yang juga hadir di sana.

Sophie, duduk di seberang Anne Winthrop. putri pasangan count itu memiliki kulit sepucat salju yang hampir mencair di awal musim dingin. Dia cukup cantik, dan itu membuat Sophie sedikit heran. Konon dia perawan tua yang belum menikah. Tidak ada gentleman yang bersedia melamarnya. Rumor soal Anne winthrop cukup terkenal, bahkan Sophie saja tahu. Karena itulah sophie melihat gadis itu dengan perasaan beragam. Antara kasihan dan rasa sebal.

Ya, kenapa dia belum juga bisa menikah adalah karena ulahnya sendiri. Sophie sendiri heran kenapa dia diizinkan hadir di acara pembukaan restoran keluarganya.

"Kami ingat kalau beberapa tahun silam kita pernah melakukan makan bersama seperti ini di rumah kami, your grace. Anda dan Anne sangat serasi dan kalian berbincang sepanjang hari," Sang countess berkata kepada Thaddeus, dia berbicara cukup keras sampai Sophie bisa mendengarnya.

Namun sophie, bersikap seolah itu bukan urusannya. Apakah ini yang thaddeus maksud dengan untuk tetap tenang?

Sepertinya, Anne Winthrop pernah menjadi pasangan kencan Thaddeus.

"Hari yang menyenangkan, sayang sekali takdir tidak berpihak kepada kami," Thaddeus menanggapi sopan, tersenyum walau Sophie rasa Thaddeus tidak suka mendengarnya.

Taming The Villain DukeWhere stories live. Discover now