Bab 14 - The King Announcement 2

1.6K 280 21
                                    

"Saya melihat orang-orang terhormat di sini, mereka yang bekerja demi kesejahteraan Anatoille serta mereka yang menghargai raja mereka. Untuk itu saya memberi hormat kepada kalian," Raja Phillip memecah keheningan aula istana setelah sebelumnya berdeham.

Dia mengenakan setelan jas cokelat gelap dengan kemeja putih di dalamnya, serupa dengan yang dipakai bangsawan lainnya. Bedanya, di kantongnya tersemat bros dan emblem yang dijahit rapi, menandakan statusnya yang paling tinggi di tempat itu. Dia menanggalkan jubah kerajaannya di kursinya.

Dia sedang berdiri sambil menggandeng istrinya ratu Charlotte yang terlihat berbinar. Ratu mengenakan gaun bernuansa perak dengan bahu terbuka. Dia mungkin bukan yang tercantik di pesta, tapi gestur dan aura cerianya membuat dia jauh lebih menarik daripada wanita-wanita lain di sana. Sophie menebak ratu sudah berusia hampir empat puluh tahun saat ini. Dia dan raja phillip masih tampak muda.

Melihat mereka berdua, membuat hati sophie sedih. Seperti apa hubungan antara raja Phillip dan ibunya, Rose Alderbranch? Kenapa dia seolah mengabaikannya? Tapi raja selalu menghindar ketika membahas soal ibu mereka. Dia hanya menyatakan merasa bersimpati, dan berduka namun juga berkata kalau itu adalah yang terbaik untuk Rose.

Sophie tidak akan pernah bisa terbiasa atau pun menerima Phillip sebagai ayahnya. Begitupun juga dengan Roran. Tapi, romantisme hubungan ayah dan anak memang tidak pernah menjadi keinginan Phillip. Dia hanya membutuhkan Roran sebagai penerusnya.

Sophie tidak mau munafik. Jika dia harus memilih hidup sebagai rakyat jelata atau seorang putri, tentunya dia memilih yang kedua. Dia memang memiliki beberapa kewajiban. Namun itu semua tidak seberapa dengan yang akan dia lalui jika dia memilih hidup sebagai rakyat biasa.

Sophie melihat ke arah Roran yang berdiri di sebelahnya. Roran sudah lama dipersiapkan untuk hari ini, Sophie bisa merasakan kekhawatiran dari raut wajahnya. Dia bahkan sama sekali tidak bicara dengan Sophie. Roran, menerima peran barunya dengan rasa tanggung jawab tinggi. Itu yang membedakan roran dengan dirinya. Roran merasa punya kekuatan untuk mengubah dunia.

Tidak mengherankan bagi Sophie, karena sejak kecil Roran selalu menjadi pahlawan. Berusaha membuat orang di sekitarnya bahagia. Ibu mereka mendidik anaknya dengan baik. Bahkan bibi dan sepupunya pun tidak sering menghukum Roran.  seandainya Roran sejak awal tinggal di istana mungkin sikapnya akan berbeda.

Sophie pun melirik ke sisi lain, dia melihat Thaddeus, sang duke melihat ke arah Raja. Tapi ada perasaan aneh di hati Sophie, thaddeus sepertinya tidak melihat ke arah raja. Melainkan ke arah singgasananya yang sedang tidak dia duduki. Mengingat pelajaran sejarahnya, Thaddeus berasal dari keluarga Caleigh yang setara dengan keluarga Antoirre. Dia mungkin berpikir punya kesempatan menjadi raja. Seandainya saja tidak ada Roran, pria itu akan menjadi putra mahkota berikutnya.

Sophie harus mengatakan ini kepada raja. Dia harus tahu kalau nyawa Roran terancam.

"Sudah cukup dengan basa basinya, tentunya saya mengundang kalian semua bukan semata untuk minum whiski bersama. Kalian semua pasti merasa cemas, walaupun raja kalian ini masih segar dan sehat. Tapi aku tidak pernah mengumumkan keturunanku, pewarisku. Ya, seperti sebagian dari kalian, aku menyembunyikan anakku,"

Seketika aula gempar. Kasak kusuk pun terdengar. Mereka melihat ke kiri dan ke kanan, menebak siapa anak yang dibicarakan raja. Tentu saja yang paling bisa dicurigai adalah Roran dan Sophie. Mereka terdiam di tempat, dengan kepala menunduk. Sophie merasa tidak nyaman, dia meremas gaunnya berharap ini segera selesai. Menjadi pusat perhatian tidak terlalu menyenangkan baginya.

"Demi keselamatan dan pendidikan mereka, aku baru menjemput mereka dari pengasingan mereka. Putraku Roran, dan adiknya Sophie akan secara resmi diadopsi oleh diriku dan ratu Charlotte," kata raja lagi.

Taming The Villain DukeWhere stories live. Discover now