Bab 38 - The Dance Hall (2)

1.3K 317 43
                                    

Ketika lagu pertama dimainkan, Elena dan Roran menjadi pasangan pertama yang berdansa. Roran memainkan peran sebagai pangeran dengan sempurna. Elena sendiri, terlihat seolah semakin bersinar di bawah sorotan lampu gantung kristal yang cantik. Gaun gelapnya, terlihat kontras di sana. Membuatnya semakin menonjol, seolah-olah mengambil peran sebagai heroine dalam drama romantis.

Baik Roran maupun Elena melakukan dansa mereka dengan indah, nyaris profesional. Seolah itu adalah sebuah pekerjaan yang harus dituntaskan sebaik-baiknya. Tidak ada cela, Sophie nyaris berpikir kalau mereka sudah merencanakan ini sebelumnya. Mereka sama sekali tidak seperti pasangan yang baru bertemu dan saling menyapa.

"Sophia," giliran Thaddeus, sebagai seorang duke, dia mendapatkan giliran ketiga. Pasangan yang berdansa setelah roran adalah duke dan duchess D'Artagnan. Pasangan paruh baya itu berdansa dengan tersenyum sepanjang lagu dimainkan.

Sophie menerima tangan sang duke, dan mereka mulai berdansa. Sophie sudah terbiasa, jadi dia tidak kaget ketika tangan sang duke menyentuh pinggangnya dan menggesernya naik ke punggung. Sophie bisa mempertahankan ekspresinya tetap tenang. Sophie harus memainkan perannya. Thaddeus dan dirinya adalah pasangan paling dibicarakan di Anatoille. Tentunya, dia tidak ingin mengecewakan mereka yang menonton.

Kalau thaddeus tidak melatihnya berdansa, Sophie mungkin akan berakhir malu

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Kalau thaddeus tidak melatihnya berdansa, Sophie mungkin akan berakhir malu. Dia mungkin harus berterima kasih untuk itu. Sophie tidak boleh lupa, dia kini seorang putri kerajaan. Semua orang berharap dia tampil sempurna. Mereka akan bertanya-tanya seandainya melihat sophie berdansa dengan gugup atau gemetar.

"Sebagai gadis yang besar di pedesaan, kau sangat baik melakukan ini, sophia," Thaddeus berkomentar.

"Sudah lama aku tidak mendengarnya, kau ingin mengolok-olok asal usulku lagi?"

"Tidak, ini pujian. Tapi memang aku merasa dilema mengenai ini. Tentu, calon duchessku harus elegan dan sempurna. Tapi ketika itu dirimu, yang adalah putri dari raja phillip, mungkin aku juga akan senang kalau kau menunjukkan kesalahan. Raja phillip bahkan tidak mendidikmu, dia mengabaikanmu dan kini menjualmu kepadaku. Tapi lihat saja berita di media besok pagi, mereka akan memujimu sebagai putri raja phillip yang cantik dan anggun," thaddeus bicara, sambil menjaga konsentrasinya berdansa.

"Ah, begitukah?" Sophie tidak tahu bagaimana menanggapinya.

"Padahal, bisa dibilang aku lah yang mendidikmu, mengajarimu berdansa, menjadikanmu Lady yang bisa dibanggakan, bukan raja phillip," katanya lagi tenang.

"Well, ketika beberapa tahun berjalan, pandangan orang akan berubah, your grace. Mereka akan memujimu karena berhasil mendidik calon duchessmu. Bukankah itu tujuan sebuah kontrak boneka?" Tanggap sophia sambil tersenyum.

"Sepertinya kau benar-benar sudah menerima garis hidupmu, ini lebih cepat dari yang kuduga,"

"Aku hanya menerima takdir yang mungkin lebih baik bagiku saat ini,"

Taming The Villain DukeOnde histórias criam vida. Descubra agora