Bab 24 - Elena

1.4K 301 21
                                    

Elena punya kamarnya sendiri di mansion Caleigh. Letaknya di sayap Barat, dekat dengan kediaman para pelayan perempuan. Tapi dia punya kamarnya sendiri, berbeda dengan para pelayan lain yang harus berbagi dengan dua orang lain dalam satu kamar. Elena gadis bangsawan, putri seorang Count yang bangkrut. Namun keluarga mereka tetap menegakkan kepala mereka, menjaga kehormatannya.

Para pedagang kaya dari kalangan rakyat biasa beberapa kali mencoba membeli gelar count Adler, tapi ditolak mentah-mentah. Tapi seperti halnya keluarga bangsawan yang bangkrut, mereka terjebak hutang. Dan putri mereka satu-satunya, Elena, harus menikah dengan orang yang dia tidak suka demi melunasi hutang keluarga.

"His grace mengetahui kesulitan keluargaku dan melunasi hutang kami," Elena tersenyum, ketika dia bercerita.

Seperti biasa, setiap habis sarapan dia akan berada di rumah kaca. Dia punya tugas khusus untuk merawat beberapa tanaman berharga milik duke thaddeus. Elena berasal dari keluarga botanist, mereka konsultan pertanian. Elena sendiri, diajari oleh ayahnya untuk merawat aneka tanaman hias.

Sophie, yang sudah dua hari tinggal di mansion Caleigh, tidak punya kegiatan lain selain berkeliling mansion. Dia berkenalan dengan para pelayan, menyapa para ksatria dan tukang kebun. Tanpa thaddeus dia merasa lebih leluasa. Dan Carl, sama sekali tidak melarangnya melakukan apapun di mansion.

Hanya saja, dia belum boleh keluar dari mansion sebelum bertemu sang duke. Dia juga tidak boleh masuk ke kamar Thaddeus.

Sophie menunggu sampai gadis itu siap bercerita kisah hidupnya. Sophie bosan, tapi dia tidak boleh leluasa bergaul dengan para pelayan, kini dia seorang putri. Hanya elena, gadis sebayanya yang mungkin bisa dia jadikan teman di mansion luas ini.

Rumah kaca Thaddeus cukup besar dengan langit-langit tinggi. Letaknya di taman belakang di antara pohon zaitun yang rimbun dan berbuah nyaris sepanjang tahun. Hanya ada satu pintu keluar masuk di sana.

Kebetulan, hari ini Sophie sudah memutuskan untuk melihat-lihat rumah kaca. Dan di sana dia bertemu Elena yang sedang merawat sekumpulan lili putih dengan kelopak besar. Gadis itu yang lebih dahulu menyapanya.

"Sebagai ganti melunasi hutang keluarga, Duke thaddeus mengajakku bekerja dengannya. Tentu saja itu sebuah kehormatan, sebagai putri count, aku tidak punya kesempatan bersekolah di universitas. Tapi dia bilang aku berbakat," Elena bercerita tanpa menyembunyikan rasa kagumnya pada Thaddeus.

Sophie hanya tersenyum. Persepsi orang lain terhadap Thaddeus memang berbeda-beda. Sophie berpikir dia jahat dan menyebalkan. Tapi Elena menghormatinya, begitu pun dengan seluruh penghuni mansion. Sophie juga beberapa kali membaca surat kabar dan citra Thaddeus di Anatoille bisa dibilang tidak tercela. Tapi tetap saja, thaddeus pernah mencoba membunuh Roran. Itu bukan hal yang mudah diabaikan oleh Sophie.

"His grace bahkan berjanji akan mencarikanku calon suami ketika aku sudah siap," kata Elena lagi.

"Sudah berapa lama sejak kau bekerja di sini?"

"Dua tahun, aku sudah hampir berumur 19 tahun sekarang. Artinya aku tidak bisa menunda pernikahanku. Tapi, kalau aku menikah, mungkin aku hanya akan hidup sebagai nyonya rumah biasa yang tahunya hanya berkebun dan mengurus rumah," Elena menghela nafas. Dia bercerita sambil berjongkok di depan lili putih itu untuk mencabut rumput liar dan gulma di sekitarnya.

"Apa nama bunga yang sejak tadi kau rawat?"

"Lili anggrek, dia tanaman bunga lili yang punya karakteristik anggrek. Artinya dia adalah benalu yang hidup dengan menancapkan akarnya pada tanaman lain," Elena bercerita.

"Oh, jadi inikah pekerjaanmu di sini? Kau membantu tukang kebun?"

"Apa? Tidak,yang mulia. Ini hanya pekerjaan sampingan,"

Taming The Villain DukeWhere stories live. Discover now