Bab 29 - The Gentleman Club

1.5K 243 16
                                    

Roran merasa berdebar. Entah untuk yang keberapa kalinya dia membenahi jasnya, membetulkan kerah kemejanya atau melipat saputangannya. Padahal semua masih rapi. Dia berada di kereta kuda yang pintunya dicat dengan lambang kerajaan Anatoille.

Langit di luar sedikit gelap dan angin bertiup tidak terlalu kencang. Ini cuaca yang tepat untuk bersosialisasi. Hanya saja, Roran berharap kalau dia tidak lupa memakai sarung tangan. Walau sudah memasuki musim semi, udara masih saja terasa dingin. Roran sejak lama punya alergi dingin, hidungnya akan berair dan tenggorokannya sedikit gatal karena itu.

Tapi semua itu tidak bisa mencegah keringat dingin yang terasa mengalir di kerahnya saat ini.

"Ketika kita tiba nanti, bisakah kau bilang kepada pengelola kelab untuk menyiapkan sesuatu yang hangat? Mungkin bir jahe," Roran berpesan dengan sopan, kepada Rudy, ajudan pribadinya. Pemuda serius berusia empat tahun di atasnya yang tidak banyak bicara. Rambutnya berwarna hitam pekat, disisir ke samping dan mengkilap karena pemakaian pomade terlalu banyak.

Roran punya sekian banyak alasan kenapa dia begitu cemas memasuki kelab malam ini. Pertama, ini adalah acara sosialisasi pertamanya sejak pengumuman dirinya sebagai putra mahkota. Para pria ningrat kelas atas Anatoille tidak memiliki banyak acara dimana mereka harus berkumpul dan saling mengenal.

Berbeda dengan para Lady yang punya tugas untuk bersosialisasi. Kebanyakan para pria bangsawan bertemu untuk urusan bisnis atau politik serta ajang menjalin relasi.

Kedua, raja secara khusus memberinya tugas untuk mencari teman. Roran bukan orang yang susah berteman. Dia populer, bahkan ketika dia masih tinggal di Summerville. Roran juga berpikir ketika dia mulai berkuliah nanti, dia akan mendapat banyak teman baru.

Tapi khusus hari ini, bebannya cukup berat. Karena dia harus mengenal para pewaris keluarga paling berkuasa di Anatoille. Caleigh, D'Artagnan dan Lysander. Kebetulan mereka semua hadir di acara hari ini. Roran merasa sakit perut karena harus menyapa mereka semua.

"Tidak perlu khawatir, anda putra mahkota, semua orang akan segera mendekat ingin berteman dengan anda," itu yang dikatakan Johann, gurunya di istana ketika Roran mengeluh.

Tentu saja, sebagai putra mahkota dia punya banyak beban dan tanggung jawab. Roran dengan senang hati menghabiskan waktu untuk bertarung di lapangan duel, bahkan belajar ratusan buku selama beberapa bulan ini. Tapi dia juga punya kewajiban lain, bersosialisasi dan mencari sekutu. Itu adalah hal yang paling sulit dari semuanya. Karena roran belum terbiasa dengan kehidupan sebagai bangsawan dan kemunculannya sebagai putra mahkota cukup kontroversial.

Sekitar dua minggu setelah pengumumannya sebagai pangeran mahkota, sebuah selebaran anonim disebarkan ke seluruh ibukota. Nyaris semua rumah memilikinya. Artikel itu, mencantumkan nama penulis fiktif sebagai sumbernya, dan tidak ada yang tahu siapa yang mendanainya. Kebanyakan orang tidak peduli, mereka hanya suka membaca berita yang seru. Apalagi selebaran itu dibagikan gratis.

Layaknya tabloid gosip, selebaran itu memuat berita tentang para aristokrat kelas atas Anatoille. Bahkan thaddeus pun tidak luput dari ulasannya. Padahal semua orang tahu betapa berkuasanya dia dengan media. Tapi artikel itu, dengan tenang mengkritik sang duke atas bisnis mencurigakannya dengan negara tetangga. Mempertanyakan nasionalismenya bahkan menuduhnya membelot.

Artikel terakhir, yang ditulis oleh madam caterpillar— nama penanya. Membahas soal Roran.

Putra Mahkota dari Kubangan?

Siapapun suka cerita cinderella. Tapi tidak ada yang lebih menarik dengan seorang pangeran mahkota dengan latar belakang cinderella.

Roran Anatoille, yang dulunya bernama Roran Alderbranch, adalah pemuda baik hati dari Summerville yang hidup sederhana merawat ladang gandum di rumah pamannya.

Taming The Villain DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang