Bab 78

904 223 53
                                    

"Thaddeus Emeric Caleigh, si sialan itu! Rupanya dia sudah merencanakan semua ini dengan matang!" Raja phillip berada di ruang privasi dengan seorang ajudan kepercayaan serta sekelompok pembela hukum. Dia baru saja menepis tumpukan buku dan dokumen di sebuah meja karena rasa frustasinya. Dia terengah, pucat dan lelah. Namun, walaupun musim dingin masih berlangsung, keringat mengalir turun ke pelipisnya.

Phillip sudah bersiap menghadapi perang. Dia sudah menyiapkan ribuan pasukan berani mati. Dia memiliki belasan ribu amunisi serta kuda terlatih terbaik. Dia siap meluluhlantakkan para musuhnya. Tapi dia tidak mengira kalau dia akan diserang dengan sesuatu yang tidak biasa. Tuntutan hukum.

Persidangan dengan tersangka raja Anatoille sudah berlangsung selama satu minggu. Thaddeus tidak buang banyak waktu. Dia tidak ingin raja phillip membuang barang bukti. Thaddeus juga sudah memiliki banyak sekutu di lingkungan pemerintahan. Hampir lebih dari separuh menteri berada di pihaknya. Hampir seluruh anggota dewan juga mendukungnya.

Raja phillip selama ini abai dengan menjalin relasi. Dia terobsesi dengan lili salju dan keabadian. Thaddeus menyadari minat raja yang tidak cukup tinggi terhadap politik dan mendekati para orang berpengaruh untuk melawan raja.

Karena itulah, walau butuh belasan tahun, Thaddeus hadir di pengadilan dengan setumpuk bukti yang tidak terbantahkan. Tuntutan yang dia ajukan adalah pemakzulan alias turun tahta. Thaddeus beralasan kalau raja Anatoille tidak memiliki moral mulia dan melakukan kejahatan perang.

Pertama, dia membawa seorang saksi, ratu Navaran serta sesepuh navaran. Mereka bersaksi kalau raja phillip telah mengosongkan kebun lili salju mereka dan menjajah mereka dengan pasukan kerajaan. Raja phillip membela diri, dia bilang kalau sebagai raja dia memang harus membuat negaranya berjaya dan ditakuti. Namun alasan itu tidak bisa diterima, karena sudah ada bukti kuat kalau dia menyerang karena alasan pribadi.

Thaddeus juga membahas bukti lainnya. Tentang kejahatannya yang lain. Horatio pamannya telah mengumpulkan informasi diam-diam selama bertahun-tahun. Thaddeus juga mendapatkan informasi terpercaya dari kementerian yang berpihak kepadanya. Selain itu, dia menerima beberapa bukti lagi dari Sophie. Raja phillip tidak bisa membantah. Dia terlalu sibuk dengan obsesinya akan keabadian dan terlalu percaya diri akan kekuatannya.

Para pembela hukumnya tidak bisa memberi bantahan kuat. Karena sidang diselenggarakan dengan segera. Biasanya, sidang terhadap anggota keluarga kerajaan akan diundur selama berbulan-bulan. Kalau itu terjadi, Phillip mungkin bisa menyingkirkan saksi dan barang bukti. Tapi thaddeus telah menguasai dewan bangsawan. Mereka melakukan sidang luar biasa yang meminta pengadilan terhadap raja phillip segera diselenggarakan.

Thaddeus juga menggunakan kekuatan medianya untuk menyudutkan raja phillip. Dia menggunakan kisah sophia dan dirinya untuk mendapatkan simpati rakyat. Media bilang, Raja telah memisahkan pasangan yang saling mencintai dan berbuat kejahatan. Dia kini menjadi sosok yang terpuruk dan dibenci. Citranya telah hancur. Phillip tidak menduga kalau thaddeus bisa melakukan semua itu dalam waktu singkat.

"Yang mulia, sidang berikutnya akan dimulai!"

Hari ini adalah sidang terakhir, phillip akan membela diri dari tuduhan penculikan terhadap anggota keluarga bangsawan. Terlihat ajudan berambut keriting berusia paruh baya membenahi kacamatanya prihatin.

"Mungkin seharusnya anda tidak menerima tawaran Thaddeus ketika itu," keluhnya. Tapi itu sudah terlambat.

Untuk memulai sidang luar biasa, undang-undang mengharuskan kalau raja juga harus setuju. Itu seharusnya bisa dia hindari kalau dia tidak terlalu percaya diri. Carl, utusan Thaddeus bicara kepadanya tentang rencana itu. Dia bilang, Thaddeus memiliki minyak esensial lili salju yang dibuat oleh Sophie. Kalau raja menginginkannya kembali, dia harus setuju dewan bangsawan melakukan sidang luar biasa.

Taming The Villain DukeWhere stories live. Discover now