Bab 18 - The library

1.5K 275 10
                                    

Sudah beberapa minggu ini, Lady Emery tampak tidak seceria biasanya. Dia bicara hanya seperlunya dan beberapa kali tidak hadir dalam kelas etiketnya. Ketika bertemu Sophie, dia banyak melihat ke arah jendela dan mengembuskan nafas dengan mata menerawang seolah jiwanya berada di tempat lain.

Tentu saja Sophie bertanya. Sophie orang yang tidak suka berbasa basi. Lady emery beralasan kalau anaknya sakit, atau dirinya kurang sehat. Di lain waktu dia juga bilang kalau hasil ujian anaknya kurang memenuhi harapan jadi dia harus kembali cuti untuk mengajari putranya.

Tapi karena Priscilla selalu menolak ketika Sophie bersimpati atau ingin membantu, sophie tidak lagi bersikap seperti itu. Dia pilih menganggap tidak terjadi apa-apa dan berinteraksi dengannya seperti biasa.

"Lady Emery, apa rasanya menjadi seorang duchess?" Tanya Sophie tiba-tiba dari balik buku yang dia baca. Priscilla ketika itu sedang duduk di seberang sophie sambil menyelesaikan rajutannya.

Sophie kira, dia akan seperti ratu charlotte yang bersuka cita ketika raja memutuskan menjodohkan Duke Thaddeus dengan dirinya. Karena priscilla selalu bilang kalau siapapun yang menjadi suami sophie di masa depan harus seorang yang terpandang. Dia bilang pernikahan sesama bangsawan hanya dilakukan jika gelar mereka setara.

Priscilla pernah dengan antusias menceritakan pangeran-pangeran dari negara lain yang mungkin bisa menjadi jodoh Sophie. Ada sedikit dugaan kalau Lady emery tidak suka Sophie berjodoh dengan Thaddeus. Karena dia ingin Sophie menikah dengan seorang pangeran juga.

"Well, yah, aku bukan seorang duchess, tapi nasib para wanita bangsawan di negeri ini kurang lebih sama," kata Priscilla mulai menjawab.

"Pada intinya seorang istri adalah milik suami mereka. Kita harus tunduk kepada mereka dan membiarkan mereka mengatur hidup kita," lanjutnya.

"Astaga, itu tidak terdengar menyenangkan,"

"Memang, tapi itulah kenyataannya. Kalau beruntung, kau bisa punya suami yang menghargai dan menyayangimu. Kau mungkin bisa mengembangkan dirimu dan melakukan hal yang kau suka,".

"Dengan gelar duchess of caleigh, kau akan masuk kasta teratas wanita bangsawan Anatoille. Hanya ratu, putri, ibu raja dan duchess lain yang mungkin berada di atasmu. Kau akan dikelilingi wanita-wanita bangsawan lain dengan gelar lebih rendah sepanjang hidupmu. Kebanyakan dari mereka berusaha mengambil keuntungan darimu,"

"Baiklah, itu tidak terlalu buruk. Artinya, para gadis usil di pesta kemarin tidak akan berani menentangku kan?" Tanggap Sophie geram. Dia masih ingat nama salah satu dari mereka. Astrid, mungkin suatu hari mereka akan kembali bertemu.

"Bagaimana dengan Duke Thaddeus? Kau tidak pernah membicarakan soal dia,"

Sophie berusaha memahami reaksi Priscilla. Wanita jelita itu menaikkan dahinya sedikit. Dia tampak tidak suka bercampur rasa hormat. Ada satu ekspresi lain yang sulit dijelaskan oleh Sophie tapi secara keseluruhan, Priscilla tidak terlalu menaruh respek yang tinggi kepada Thaddeus.

"Bagaimana ya cara mengatakannya. Karena dia suamimu di masa depan,"

"Tidak apa, ini sudah terlanjur. Setidaknya kalau ada info tambahan tentang pria itu— aku bisa bersiap-siap.

"Tentu saja dia Duke yang sangat dihormati. Dia orang yang teratur dan cukup teliti. Dia adalah contoh terbaik sebagai pria bangsawan yang kutahu di Anatoille. Hanya saja, ada banyak hal tentang dirinya yang tidak bisa dijelaskan,"

"Apa maksudnya?"

"Seperti kebiasaannya membeli benda seni di pelelangan dengan harga tinggi kemudian menghancurkannya,"

"Kenapa dia melakukan itu?"

"Tidak ada yang tahu. Karena itulah Duke Thaddeus selalu menarik perhatian. Dia misterius, bergelar tinggi dan lajang. Semua gadis bangsawan biasanya tidak peduli tentang satu atau dua hal perilaku aneh darinya. Dia tetap menjadi langganan peringkat satu bujangan paling diharapkan di Anatoille."

Taming The Villain DukeWhere stories live. Discover now