4. Kesedihan

21.3K 1.6K 33
                                    

Cerita ini mengandung fiksi belaka. Jadi nggak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata. 

Happy reading....

Kehampaan itu datang kembali mendera benak Rhys. Kali ini bukan dirinya, melainkan gadis bernama Emma yang akhirnya bisa ia temui. Ia kurang mengerti dari mana ia bisa merasakan kehampaan dalam hati Emma saat perempuan itu bernyanyi dengan suara indah, mampu memanjakan para pendengarnya. 

Gadis itu kesepian... 

Dia sering sendirian dan hanya memiliki sedikit teman. 

Dan lebih menyedihkan, dia sedang muak pada dunia. 

Itu dugaan kuat dalam hati Rhys tentang Emma. Dan hatinya makin miris melihat perempuan itu sampai  mimisan karena tidak kuat pada musim dingin yang ekstrem. Apakah dia memiliki tempat tinggal untuk menghangatkan diri? atau jangan-jangan dia orang miskin tidak memiliki tempat tinggal?Bisa terlihat dari mantel lusuh yang perempuan itu kenakan. Rhys berdecak keras merasakan ke khawatiran luar biasa. Bagaimana jika gadis itu mati kedinginan?

Kalau bisa, Rhys akan langsung memaksa perempuan tersebut untuk tinggal di kediamannya. Sayangnya, dirinya tidak se-bajingan Jonathan ataupun Darcy. Otaknya masih waras dan terlebih dirinya lebih manusiawi bila menghadapi seorang wanita. Bukankah, para wanita itu perlu dimengerti tanpa ada paksaan serta memberikan mereka ruang privasi tersendiri. Laki-laki benar-benar dilarang keras memasuki wilayah tersebut.  Sebab lima puluh persen perempuan harus menata perasaannya ketimbang membuat semua kejadian dimasukan ke dalam logika. 

Selanjutnya, perempuan akan bisa kembali ke sisinya dengan perasaan lega. Karena semua kebutuhan hatinya telah terpenuhi. 

Memang Jonathan, dengan semua kegilaanya. Well, keponakannya yang tengik itu berani membeli seorang wanita dipelelangan dengan harga satu juta dollar! Benar-benar bukan pria gentleman.

"Saya sudah menyuruh salah satu pengawal diam-diam mengantarnya pulang." Ujar Andre dibalik kemudinya. 

"Apakah saya harus menyuruh pengawal untuk menjaga nona Emma." Lanjut Andre sambil sesekali melirik ke arah tuannya yang tampak memejamkan mata. 

"Tidak perlu, aku tidak ingin berurusan dengan perempuan itu. Nanti setelah semua masalahku selesai baru kita akan meningkatkan keamanan, karena aku akan terang-terangan membawa Emma ke rumahku." Yah, Rhys berniat menjalani hubungan dengan Emma, walaupun ia tidak tau apakah perempuan itu ingin bersamanya atau tidak. Intinya, ia hanya melakuan perkiraan untuk saat ini saja. 

"Itu terlalu ceroboh! Semua wanita yang berkaitan dengan keluarga Giovinco harus di jaga ketat. Bahaya tidak memandang kondisi apapun."

"Dia belum menjadi kekasihku. Lihat saja, dia lari ketakutan ketika berhadapan denganku."

"Anda salah! seharusnya anda tidak mengajarinya melukai seseorang!" Andre menggerutu dalam hati. Ternyata tuannya lumayan bodoh menghadapi wanita. 

"Aku hanya ingin dia bisa menjaga diri sendiri saat aku tidak ada. Apalagi malam di kota Moskow sangat mengerikan, berita pemerkosaan jarang disiarkan karena semua menganggap seks adalah hal lumrah." Memikirkan itu semakin membuat ke khawatiran Rhys bertambah naik dua tingkat. 

"Terserah padamu, kau yang urus Emma." Rhys mengakhiri pembicaraan dan memilih tidur sampai mobil berhenti ke kediamannya. Ia percaya, Andre sangat bisa diandalkan tanpa disuruh sekalipun dan lebih utamanya dia seorang kompeten.

Orang lain akan berfikir Rhys bertindak terlalu santai pada gadis incarannya, padahal ada sederetan rencana kedepan tertata di otaknya mengenai tentang Emma Austen. 

The Operational Gentleman ♣︎ [COMPLETED]Where stories live. Discover now