6. Hancur

17.5K 1.6K 29
                                    

Semalam rasanya Laura hampir ingin mati melihat berita kebakaran di apartemen Emma. Laura tidak bisa kehilangan sahabat terbaiknya, walaupun ia sadar Emma lumayan membencinya. Tapi apa salah jika Laura ber-empaty padanya? dikarenakan Emma merupakan sosok paling menyedihkan yang pernah ia temui.

Emma tidak menangis ataupun tertawa bahagia. Hanya ada kesendirian dan rasa sakit terpancar dari kedua matanya.

Pagi terasa lebih hangat dari semalam. Sebuah tangan melingkar di pinggang Laura lalu menarik tubuhnya kebelakang agar masuk ke dalam rengkuhan Darcy. Alam bawah sadar Laura mendesah pasrah, ternyata Emma telah pergi dan Laura kembali sendirian tanpa seorangpun teman.

"Kau berhutang penjelasan tentang temanmu itu." Suara Darcy begitu berat dan ada secercah amarah yang dapat di rasakan oleh Laura.

"Aku hanya ingin membantunya." Hati Laura terlingkupi keegoisan. Menjadi bagian dari keluarga Giovinco akan mengurungmu seumur hidup tanpa teman atau tidak temanmu akan terancam bahaya lalu mati.

"Kau bisa menolongnya, tapi tidak dengan cara dia menginap di rumah ini. Itu bahaya!"

"Aku tahu." Laura melepaskan secara kasar tangan Darcy dari pinggangnya, namun malah sebaliknya Darcy naik ke atas tubuh Laura dan mengurung perempuan itu ke dalam kukuhannya.

"Seorang Giovinco memang di takdir tidak memiliki teman." Bentak Darcy menatap tajam sisi kedua mata Laura. Tidak ada yang ingin berteman dengan pembantai, dan pembantai akan meninggalkan dendam dalam hati manusia.

Hanya karena satu orang teman, Laura dijebak lalu diperkosa! Kejadian itu masih melekat erat diingatan Darcy.

Ketika itu Laura berada pada tangggung jawab Darcy. Jonathan memilih tinggal di Aldan, Rusia dan pamannya-Rhys menghilang entah kemana. Dan laki-laki di keluarga Giovinco harus menjaga para perempuan Giovinco dan Laura tinggal sendirian di Moskow untuk berkuliah, padahal orang tuanya berada di luar kota Moskow. Jadilah, Darcy yang harus memegang tanggung jawab berhubung dia tinggal di kota tersebut. Tidak bisa jika tanggung jawab tersebut diserahkan pada seorang pengawal, meskipun itu adalah pengawal kepercayaan dan ahli dalam membunuh. Satu ketentuan mutlak bagi Darcy, semua orang bisa menjadi musuh keluarganya.

Dan kenyataan membenarkan hal itu, kurang dari tiga bulan berkuliah. Laura dengan pendirian keras kepalanya ingin memiliki teman, padahal perempuan itu tidak bisa membedakan mana teman, mana musuh. Darcy memang sudah mencari semua latar teman Laura, tetap saja pasti ada yang lihai menghindar dari pergerakan Darcy.

Lalu berakhir diculik oleh salah satu rival keluarga Giovinco entah itu musuh dari Darcy, atau Jonathan atau Rhys. Kemudian di perkosa padahal Darcy jelas tau, Laura masih perawan.

Monster dalam diri Darcy mengamuk dan tanpa peduli ia harus mendapatkan keberadaan Laura, tanpa boleh ada satu pun keluarganya sadar. Kalau hal ini sampai terjadi, laki-laki di dalam keluarga Giovinco akan membunuhnya secara masal karena lalai dari tanggung jawab. Namun, bagi Darcy priorotas utama adalah keselamatan Laura.

Semua musuh Giovinco yang terlihat memiliki dendam besar, didatangi satu per-satu oleh Darcy. Membunuh semua orang, sampai di markas musuh ke lima ia akhrinya mendapatkan Laura sedang menangis diatas kasur dengan tubuh telanjang penuh memar.

Kemarahan Darcy mencapai titik terpuncak. Dia takkan membiarkan orang yang berani memperkosa Laura mati begitu saja, orang itu harus tersiksa seumur hidup!

Hati Darcy benar-benar terasa teriris melihat Laura sangat menyedihkan. Padahal dia sudah mengatakan berulangkali pada Laura, bahwa sampai kapanpun keluarga Giovinco tidak akan memiliki teman, terlebih Laura adalah seorang perempuan lemah dan mudah sakit, meskipun perempuan itu selalu menunujukkan sikap kasar.

The Operational Gentleman ♣︎ [COMPLETED]Where stories live. Discover now