25. Tanpa Alasan

15.6K 1.3K 58
                                    

"Dia akan membunuh bayiku Rhys, dia mencengkram perutku sangat kuat. Membunuh janinku menggunakan salah satu tangannya." 

Perkataan tersebut semakin akurat setelah dokter memeriksa Emma dan mengatakan bahwa perempuan itu hamil kurang lebih sudah berumur tiga minggu. Rhys menghela napas berat, semua hal tentang Emma seakan gelap gulita, mulai dari tentang masa lalunya hingga sekarang. Tidak ada secuil informasi jelas dari semua latar belakangnya. Hati Rhys begitu gusar walau ia duduk tenang di kursi kebesarannya ditemani oleh Andre yang setia membantu berbagai urusannya. 

"Apakah menurutmu Emma bisa melihat masa depan?" Pertanyaan Rhys menyiratkan keambiguan pada Andre. 

"Semua orang bisa melihat masa depannya melalui mimpi. Tapi terkadang orang tidak menyadari bahwa ia sedang menonton masa depannya sendiri dan sering mengatakan hal itu adalah sebuah Déjá vu yang secara harfiah 'pernah melihat suatu fenomena'. Serta ada beberapa pendapat mengatakan 'orang yang akan meninggal atau kecelakaan dapat merasakan sebuah firasat kuat'." Ujar Andre begitu hati-hati. Mungkin orang berpikir dirinya terlalu mempercayai sebuah mitos. Namun, sebagian lebih mitos, terbukti terjadi di dunia nyata tanpa  ada yang bisa menjelaskannya. 

"Kau memiliki rencana?" Rhys tidak bisa diam dan menunggu sampai kata-kata Emma berubah menjadi kenyataan. Ketakutan Emma begitu murni, meskipun ia belum menemukan informasi bahwa Emma dulu pernah mengalami sesuatu seperti itu. 

Andre berpikir sejenak. Untuk pertama kalinya Andre mendapatkan kasus semacam ini.  Sebuah permasalahan, tanpa menunjukkan adanya bukti atau tanda-tanda yang dapat dicari dengan mudah. Dan ia meyakini semua informasi berpusat dari nona Emma sendiri. 

"Menurut saya, lebih baik kita bertanya pada nona Emma tentang mimpi-mimpinya yang mengganjal. Meskipun sebuah gambaran mimpi bisa berubah dari kenyataan sesungguhnya. Di dapat dari sana, kita bisa melakukan antisipasi dan penyelidikan. Kalau hasilnya tidak membuktikan kecurigaan apapun lagi, berarti itu hanya halusinasinya saja. Nona Emma sedang hamil, kadang kala seorang ibu hamil memiliki kecenderungan merasa takut pada banyak hal."

 "Oke. Aku akan menggunakan rencanamu. Kemarilah." Perintah Rhys agar Andre duduk dihadapannya dengan batasan sebuah meja kerja. Setelah hampir satu jam lebih, lelaki tua itu berdiri menemaninya merenung. 

Secara seksama, Andre mengamati Rhys mengambil sebuah diary dari laci meja serta selembar kertas kosong untuk membuat sebuah strategi. Perencanaan kali ini tidak melibatkan petinggi alias orang kepercayaan dari beberapa Giovinco untuk dapat menyerang musuh. Sebab belum ada gambaran orang yang diduga sebagai tersangka. Rhys tidak mengharapkan rencananya terendus sampai keluar. 

"Kau buatlah beberapa pertanyaan yang akan kau ajukan pada Emma. Yang berkaitan dengan isi buku diary ini. Jangan melewatkan hal penting sedikitpun, entah itu tanggal atau tempat. Serta ajukan beberapa pertanyaan tentang panti asuhannya. Kemudian kau dapat melanjutkan proses pencarian informasi dari beberapa orang terdekat Emma seperti Elena, Laura, Ally, Carmela dan tempat Emma bekerja dulu. Juga selidiki ulang tentang kebakaran di apartement Emma dan kau harus dapat menemukan sang peneror, semua kecurigaan ini berpusat padanya." Ini rencana untuk Andre, sedangkan Rhys akan bertindak sesuatu hal yang perlu ia lakukan sendiri. 

Rhys mencatat rapih apa yang tadi ia katakan pada Andre. Tapi sayangnya, ia melupakan satu hal penting yang berkaitan kuat dengan Emma. 

*

*

Suasana hatinya sudah mulai stabil. Apalagi kini ia melihat kemunculan Rhys di dalam kamarnya, setelah ia menunggu laki-laki itu cukup lama. Emma melanjutkan suapan buburnya yang sempat terhenti sebentar untuk merasakan kecupan bibir dari Rhys. 

The Operational Gentleman ♣︎ [COMPLETED]Where stories live. Discover now