8. Kissing

18.6K 1.6K 24
                                    

Serangan sesak napas menerjang diri Emma. Tentu saja itu hal lumrah bagi semua perempuan jika ada seorang pria asing bak malaikat maut menggendongmu untuk kesekian kalinya. Bahkan Emma kegerahan saat Rhys dengan cekatannya membantunya melepaskan mantelnya saat mulai memasuki bagian dalam Hotel.

"Biar aku saja." Ucap Rhys agar seorang pelayan yang kala itu ingin membantu Emma melepaskan mantel langsung menghentikan kegiatannya.

Secara perlahan dan hati-hati, Rhys melepaskan mantel bagian lengan kanan Emma supaya tidak menyenggol luka jahitan. Emma jadi makin penasaran pada sikap Rhys atas dirinya, atau jangan-jangan laki-laki itu benar jatuh cinta pada pandangan pertama saat dirinya menyanyi di Mocba Club.

Well, ketika itu berulang kali pandangan mereka saling bertemu karena Rhys tak henti menatapnya begitu intens lebih dari para tamu yang lainnya. Maka dari itu, Emma langsung memilih pulang dan ternyata laki-laki itu mengikutinya keluar club lalu memberikannya sebuah sapu tangan untuk membersihkan darah mimisannya.

Emma melirik diri Rhys yang sedang menyamakan jalannya yang kian melambat-sedikit terseret karena lukanya masih terasa menyakitkan.

"Ada apa?" tanya Rhys, sadar jika Emma terang-terangan sedang menilainya.

Sesaat Emma mencari jawaban yang tepat agar dia tidak disangka perempuan aneh, "Aku hanya penasaran padamu." Respon Rhys malah tersenyum dan terlihat hampir terkekeh. Sikap Rhys seperti itu makin membuat Emma penasaran, apa laki-laki itu sedang menjebaknya untuk melakukan hal mengerikan atau dirinya adalah bahan sandraan dari seorang mafia? mengingat bahwa Rhys bertampang cukup mengerikan.

Alam bawah sadar Emma merasa tak nyaman, apalagi saat mereka memasuki sebuah kotak lift dan hanya berduaan saja untuk menuju ke lantai tujuh. Terlebih saat pintu lift tertutup rapat, Rhys kembali angkat bicara, "aku juga penasaran denganmu."

"Penasaran tentang apa?" Memang ada yang aneh atau mengganjal dari diriku. Ujar Emma dalam hati.

"Tentang banyak hal, kita bisa membicarakan nanti saat makan siang." Emma menyetujui ucapan Rhys. Pilihan itu lebih nyaman bagi Emma, sebab di tempat restaurant akan lebih aman dan pasti ada banyak tamu yang bisa menyelamatkannya jika Rhys mulai bertindak mencurigakan.

Terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Rhys, sebuah message penting dari Andre mengejutkan pria itu. Pesan singkat tersebut menyatakan jika setengah jam lagi si tua bangka dan ibu tersayangnya akan mengunjunginya di Moskow. Ini terlalu tiba-tiba. Namun, Rhys tetap akan melancarkan acara makan siangnya dengan Emma. Seketika Rhys mendesah keras, nyaris seperti sebuah erangan frustasi.

Sekali lagi Rhys mendapati Emma sedang menatapnya penuh penilaian serta tubuh perempuan itu bergeser sedikit menempel pada dinding lift. Rhys jadi makin penasaran, berapa nilai dirinya di pandangan perempuan itu. Kalau urusan membantai orang banyak seorang diri, Rhys mendapatkan peringkat pertama dari Darcy dan Jonathan.

Akhirnya lift terbuka dan mereka telah sampai di restaurant. Suasana sangat ramai pengunjung dan beruntung mereka masih mendapatkan tempat duduk. Ini bukan pertama kalinya bagi Emma mengunjungi tempat mewah seperti ini. Terlebih, semenjak dirinya bergaul dengan Laura, ia selalu diseret ke tempat yang mampu mengorek tabungannya. Termasuk Mocba Club yang di recomendasikan oleh Laura padanya.

Rhys menarik kursi lalu membantu Emma untuk duduk. "Kau bisa menselonjorkan kakimu." Secara hati-hati Rhys meluruskan kaki kanan Emma.

"Terima kasih Rhys." Emma berubah canggung. Ia senang ada laki-laki memberi perhatian padanya, tapi dia ingat wajib berwaspada.

"Iya." Balas Rhys.

Tampak seorang pelayan membawa buku menu untuk mereka bedua. Dan waktu membuka buku menu lalu mencari makanan mana yang enak, seketika Emma tertegun, masih belum terbiasa melihat harga-harga makanan yang sangat mahal. Apakah Rhys akan menyuruhnya untuk membayar makan siang mereka? seharusnya tadi dirinya memaksa laki-laki itu memberikan nomor rekeningnya dan hari itu juga ia akan langsung mentransfer biaya rumah sakitnya.

The Operational Gentleman ♣︎ [COMPLETED]Where stories live. Discover now