Bagian 6~Perjalanan

14.2K 803 8
                                    

Tiga orang pemuda sedang berada di tengah hutan belantara dekat dengan perbatasan Kerajaan Western. Ketiga pria itu yang tak lain adalah Rai, Nico, dan Zen. Mereka sedang beristirahat dan membicarakan jalur yang akan mereka tujuh. Rai mengeluarkan peta yang sebelumnya di berikan oleh Elsa.

Ia mulai membukanya, dan memperlihatkan dataran-dataran Terania. "Baiklah, saat ini kita berada di hutan perbatasan Western. Berarti di sini," ucap Rai lalu menunjuk tempat mereka saat ini.

Nico dengan serius memperhatikan penjelasan Rai. Sedangkan Zen hanya memperhatikan dengan malas, lalu ia berdiri, dan akan berjalan meninggalkan Rai dan Nico.

"Mau kemana, Zen?" tanya Rai tajam.

"Aku hanya ingin mencari air," jelas Zen santai tapi dingin. Tanpa melihat lawan bicaranya.

"Sebaiknya kau tidak terlalu lama, biarkan Nico ikut denganmu," perintah Rai tajam.

"Aku bukan anak kecil lagi, aku bisa menjaga diriku sendiri, aku akan pergi sendiri," ucap Zen tajam sambil melirik dingin Rai lalu berjalan meninggalkan Rai dan Nico yang terdiam dengan membulatkan matanya sempurna.

"Nico, apa ... Apa kau tadi melihat matanya?" tanya Rai yang masih terkejut begitu Zen sudah tidak terlihat.

"Be-benar, Rai ... Mata itu..."

***

"Hah! Dasar kak Rai, kenapa dia selalu menganggapku masih kecil!" teriak Zen kesal sambil mengacak-acak rambut hitamnya. "Sudahlah, sekarang aku harus mencari sungai. Tapi di mana?" lanjutnya bingung sambil terus berjalan lurus.

Tiba-tiba muncul cahaya berwarna kuning keemasan di depan Zen. Zen membulatkan matanya sempurna menatap cahaya itu. Cahaya itu. Itu cahaya yang ia lihat saat di istana. Seperti menyadari keberadaan Zen. Cahaya itu terbang dengan cepat meninggalkan Zen. Tanpa Zen sadari, ia berlari mengejar cahaya itu. Kali ini ia harus tahu. Itu cahaya apa?

Saat Zen akan berhasil menakap cahaya itu. Cahaya itu menghilang dan meninggalkan Zen sendirian. Tak berapa lama Zen baru tersadar. Saat ini ia sedang berada di dekat aliran sungai. Zen mata ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan cahaya tadi.

"Kemana cahaya itu? Huft ... Sudahlah, sebaiknya aku segera mengambil air," ucap Zen pasrah lalu mulai berlutut, dan mengeluarkan kantung minuman lalu mulai mengisi penuh.

***

Seorang gadis sedang berlari dengan cepat melewati setiap pohon besar di hutan. Gadis itu berlari dengan perasaan takut, dan sesekali melirik kebelakang. Dimana terdapat seorang pria yang mengejarnya dengan sangat cepat.

Ketika gadis itu melihat jika pria itu semakin dekat dengannya, jantungnya mulai berdetak semakin kencang. Perasaan takut semakin besar. Apakah dia akan mati di sini?

"Tolong! Siapa saja, tolong aku!" teriak gadis itu sedih sambil terus berlari cepat dan menahan rasa sakit di semua tubuhnya. Banyak sekali luka goresan yang ada di tubuhnya, di beberapa sisi banyak bagian baju yang robek.

"Kena kau," ucap pria itu senang, karena berhasil menangkap gadis itu.

"Lepaskan! Lepaskan!" teriak gadis itu berusaha memberontak.

"Hahaha, tidak akan aku lepaskan. Kau telah membuatku kehilangan makan siangku. Sekarang kau yang akan mengantikannya," ucap pria itu senang

The Legendary Princess [END]Where stories live. Discover now