Bagian 19~Sebuah Kejutan

5.7K 378 5
                                    

"Baiklah anak-anak, sesuai yang saya ucapkan kemarin, kita akan menguji kemampuan kalian dalam mengendalikan roh sihir dan kekuatan kalian, sekarang kalian bisa berkumpul di lapangan utama," perintah Professor Arley ramah. "Baik," ucap semua murid lalu mereka berjalan dengan rapi menuju lapangan utama dengan dipimpin Professor Arley.

"Ayo, Zen," ajak Bridget yang mendatangi bangku Zen dan Leo bersama Rika. "Aku tidak berminat, apa lagi hari ini ada jadwal kelas kakak berlatih pedang di lapangan utama. Aku tidak mau dia membuat sesuatu yang aneh-aneh lagi," ucap Zen malas.

"Tenang saja Zen, aku sudah berbicara dengan Rai. Dia tidak akan melakukan hal yag aneh lagi, dan tidak akan mengganggu pelajaran kita," jelas Bridget. Membuat Zen menghembuskan napas pasrah lalu berdiri dan berjalan dengan di ikuti yang lainnya.

Tanpa mereka sadari seorang siswa berambut merah memperhatikan mereka dengan tajam sebelum berjalan keluar kelas.

***

"Eh, Rai. Itu kan kelasnya Zen?" tanya Nico sambil menunjuk kearah segerombolan anak yang baru saja datang di lapangan utama. Rai yang sedang asik mengayunkan pedangnya langsung menghentikan kegiatannya dan menatap kearah gerombolan murid kelas Zen.

"Kau benar juga, hari ini mereka akan di tes mengendalikan roh sihir ya? Aku ingin tahu bagaimana Zen nanti," ucap Rai semangat. "Sebaiknya kau tidak melakukan hal aneh seperti kata putri Bridget atau kau akan mendapatkan hukuman darinya," ucap Nico sambil menyentuh bahu Rai.

"Ah, kau benar juga ... hahaha," ucap Rai sambil tertawa kaku.

***

"Baiklah kita mulai, saya akan menguji kalian dengan cara kalian saling melawan, kalian bisa duduk di belakang saya untuk menghindari serangan yang mungkin tanpa sengaja terarah kepada kalian. Tentu saja, akan ada pemenangnya. pemenangnya akan mendapatkan nilai tambahan dari saya," jelas Professor Arley. Membuat para siswa senang. "Siapa pun yang dapat mengalahkan lawannya, tanpa bisa membuatnya berdiri kembali. Maka dia yang menang dan akan mendapatkan nilai tambahan dalam materi sihir," lanjutnya.

Semua siswa berteriak senang kecuali Zen. Pemuda itu menatap dingin kedepan. Ia tidak peduli dengan semua itu, ia ingin segera pelajaran ini selesai dan pergi dari lapangan ini. Karena, sedari tadi. Nico dan Rai menatapnya. Membuat Zen merasa tidak nyaman. "Baiklah, akan bapak panggil nama kalian dan lawan kalian secara bergantian..."

Sudah beberapa murid yang di panggil, tersisa enam orang lagi. Zen dan teman-temannya belum mendapat giliran. "Baiklah, selanjutnya. Arvie Jacqueline melawan Arcer Valder." Semua siswa yang mendengar itu mulai berbisik. Mereka tidak menyangkah jika murid baru akan melawan seorang bangsawan vampire yang terkenal hebat itu.

"Wah, aku tidak menyangkah jika anak baru itu akan melawan Arcer."

"Dia pasti akan kalah."

"Benar, Arcer sangat hebat dalam bidang apapun."

Banyak sekali bisikan-bisikan yang tertangkap oleh Zen. Namun, Zen tidak mempedulikannya dan hanya menatap kedua pemuda yang sudah berhadapan itu dengan malas. "Arcer adalah murid bangsawan yang hebatkan? Dia selalu peringkat satu di Sekolah," tanya Rika takjub. "Memang dia selalu peringkat satu di Sekolah. Namun itu dulu, sekarang yang menjadi peringkat satu adalah Zen," jelas Bridget dingin.

"Hahaha ... Anda benar putri. Saya selalu tidak bisa menahan tawa saat mengingat ekspresi Arcer ketika ia terkejut melihat peringkatnya menurun menjadi peringkat tigas ... hahahaha," ucap Leo sambil tertawa lepas. Namun tidak terlalu keras, sehingga tidak terlalu menarik perhatian.

"Kau benar. Tapi, aku tidak menyangkah jika kau bisa menjadi peringkat dua Leo. Aku pikir kau bodoh," sindir Bridget. Membuat Leo yang medengar itu terkejut. "Maaf jika aku terlihat bodoh, tuan putri," ucap Leo kesal. Namun, Bridget dan Rika hanya tertawa kecil. Sedangkan Zen tidak mempedulikan ucapan ketiga temannya. Ia hanya fokus menatap kepada kedua pemuda yang saling melawan itu.

The Legendary Princess [END]Where stories live. Discover now