Bagian 13~NightVamp Academy

7.6K 423 6
                                    

Sinar sang rembulan telah muncul, menerangi dataran Terania. Zen yang sedang meminun teh dengan tenang di ganggu dengan suara ketukan pintu. Ia meletakkan cangkir tehnya lalu berjalan menuju pintu. Ia terpaksa membuka pintu itu karena hanya dia yang paling dekat. Sedangkan yang lainnya sedang asik menyiapkan makan malam.

"Selamat malam, tuan. Saya kemari untuk mengirimkan perlengkapan yang di butuhkan selama di Academy besok dari pangeran Rupert," ucap seorang pria sopan dengan membawa satu kotak besar, dan berdiri di sebelah empat kotak besar lainnya. "Ah, baiklah. Terima kasih," ucap Zen sambil menerima kotak itu lalu pria itu menundukkan badannya sebentar lalu melesat meninggalkan Zen yang masih terdiam di ambang pintu.

"Setidaknya bantu aku memasukkan kotak-kotak ini," ucap Zen kesal lalu membawa masuk kotak yang tadi ia bawa dengan langkah malas. Rai yang kebetulan akan memanggil Zen di ruang tengah, sudah bertemu dengan pria berambut hitam itu yang sedang membawa kotak besar.

"Apa itu Zen?" tanya Rai penasaran. "Kata pengirimnya, ini kontak yang kita perlukan selama di Academy besok," jelas Zen santai lalu menyerahkan kotak itu kepadanya. "Ayo bantu aku, masih ada empat kotak lagi," ucap Zen sambil berjalan santai meninggalkan Rai yang masih terdiam menatapnya.

***

"Kemana mereka berdua? Apa kak Rai memanggil Zen?" tanya Rika bingung. "Benar, aku rasa Rai sudah memanggilnya dua puluh menit yang lalu," ucap Nico heran. "Aku akan memanggil mereka," ucap Rika, dan langsung berlari meninggalkan Leo dan Nico di ruang makan.

"Leo, apa kau tahu kekuatan apa yang di miliki Zen?" tanya Nico tajam ketika Rika sudah tidak bersama mereka. "Aku tidak tahu pasti, yang aku rasakan saat membuka segel Master, kekuatan yang begitu dahsyat keluar dari Master, sehingga membuatku sendiri merasa ketakutan," jelas Leo sambil membayangkan kejadian saat ia membukan segel Zen tadi.

"Kalau begitu, apa kau tahu kegunaan dari lambang yang ada di tanganku ini?" tanya Nico sambil menunjukkan punggung tangan kirinya yang terdapat gambar perisai dengan dua bila pedang yang menyilang. Leo mengamati tanda itu dengan teliti. Ia mencoba berpikir di mana ia pernah melihat lambang itu.

Tak berapa lama mereka terdiam dengan Leo yang masih memperhatikan punggung tangan Nico, Rai, Rika, dan Zen datang. "Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Rai bingung. Nico dengan cepat langsung menyembunyikan tangannya, dan memasang sarung tangan di tangan kirinya.

"Kalian dari mana saja?" tanya Nico mengalihkan pembicaraan. Zen yang menyadari terdapat nada gugup di suara Nico. Zen hanya menatapnya dingin, memperhatikan gerakannya yang mencurigakan. "Maaf, maaf. Kita baru saja mendapatkan kiriman kotak dari pangeran Rupert," jelas Rai seperti tidak menyadarai nada gugup yang keluar dari suara Nico tadi.

Rai, Rika, dan Zen berjalan dengan santai di tempat duduk mereka masing-masing. "Kotak? Kotak apa?" tanya Leo bingung. "Kata pengirimnya, itu kotak yang kita perlukan selama berada di academy," jelas Zen dingin sambil menatap Nico lalu menyantap makan malamnya. Ketiga orang itu menganggukkan kepalanya paham lalu menyantap makan malam mereka dengan lahap.

***

Seorang pemuda dengan santai melewati penjaga gerbang istana Lorraine. "Selamat datang, tuan," sapa Harold sopan sambil membungkukkan badan. "Aku kembali, bagaimana anak-anak?" tanya pemuda itu lalu mulai merubah wujudnya menjadi sosok pria parubaya dengan baju serba hitam dan jubah hitam panjang.

"Mereka sedang makan malam, tuan," lapor Harold. "Kalau begitu aku akan langsung menemui mereka," ucap pria itu sambil berjalan santai. "Yes, My Master," ucap Harold lalu berjalan mengikuti pria itu.

The Legendary Princess [END]Where stories live. Discover now