Bagian 30~Spoiled Princess

6.3K 345 19
                                    

Malam yang tenang di hutan musim dingin. Membuat suasana sekitar semakin dingin. Zen dan yang lainnya sedang beristirahat di hutan musim dingin tepatnya di gua yang berhasil mereka temuka saat badai musim dingin tiba. Keempat pria itu tidak sempat sampai di desa di dekat sana.

Membuat mereka harus bermalam di dinginnya hutan musim dingin. Rai, Nico dan Leo tertidur dengan selimut dan api yang menghangatkan mereka. Sedangkan Zen, ia masih terduduk sambil bersandar di dinding gua yang dingin.

Angin dingin malam yang berhembus tidak membuatnya terlalu kedinginan karena sihir penghangat yang sudah ia aktifkan sebelum memasuki hutan musim dingin. Pria berambut hitam itu menatap ke butiran-butiran salju yang turun secara perlahan dari bibir gua.

Kabut tipis yang muncul setiap ia menghembuskan napas. Menandakan dinginnya suhu di sekitarnya. Namun, Zen masih tetap diam menatap kobaran api kecil di hadapannya, sambil memikirkan sesuatu.

"Zen, kau belum tidur?"

Tiba-tiba terdengar suara Rai yang memanggilnya, membuat Zen tersadar dari lamunannya, dan menatap kakaknya yang berjalan mendekatinya lalu duduk di sampingnya dengan balutan jubah tebal.

"Ada apa kak?" tanya Zen. "Seharusnya aku yang bertanya. Ada apa denganmu?" ucap Rai bingung. "Tidak, aku tidak apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan keadaan Ayah dan Ibu," jelas Zen.

"Apa kau merindukan mereka?" tanya Rai. "Tentu saja, aku kan tidak pernah sejauh ini dari mereka. Aku khawatir dengan keadaan mereka. Apa mereka baik-baik saja," jawab Zen.

"Aku tahu rasanya Zen. Aku sendiri telah jauh dari orang tuaku untuk berlatih bersama paman Alan selama sepuluh tahun, lalu aku menemanimu melakukan perjalanan ini. Tapi, aku tahu mereka pasti akan baik-baik saja. Karena mereka lebih kuat dari kita," jelas Rai sambil tersenyum kecil.

"Mungkin kau benar, kak," ucap Zen. "Tapi, Zen. Aku masih penasaran dengan informasi yang kau dapatkan. Kau mendapatkan semua informasi itu dari mana?" tanya Rai bingung.

"Dari kenalanku," jawab Zen. "Apa kau tidak bisa memberitahukannya?" tanya Rai. Pria berambut cokelat tua itu sangat penasaran dengan informasi yang di dapatkan adik sepupunya.

Bagaimana dia bisa mendapatkan informasi yang tepat? Jika dari kenalnya? Siapa? Zen tidak pernah mengenal orang luar kerajaan. Bukankah itu aneh?

"Maaf kak, aku tidak bisa memberitahukannya," ucap Zen.

"Baiklah, tidak masalah. Setidaknya, selama ini informasi itu selalu tepat," ucap Rai pasrah.

Tiba-tiba Zen dan Rai merasakan sesuatu yang besar mendekati mereka, membuat kedua pria itu langsung berlari ke bibir gua sambil menarik pedang mereka. "Kak, apa kau merasakan itu?" tanya Zen tajam sambil menatap ke hutan di luar gua dengan tajam.

"Ya, aku merasakan kekuatan yang besar akan datang," jawab Rai. Tiba-tiba, angin berembus sangat kencang, membuat Nico dan Leo terbangun dengan bingung dan api yang mereka buat padam. "Ada apa ini?!" tanya Leo bingung dan langsung menghampiri Zen dan Rai di bibir gua bersama Nico.

Tidak berapa lama angin yang berembus kencang itu menghilang, membuat Zen dan yang lainnya menjadi bingun.

"Mungkin hanya angin malam. Sebaiknya kita kembali tidur. Besok kita akan berangkat pagi sekali agar bisa segera keluar dari hutan musim dingin dan tidak perlu melewati desa manusia serigala," ucap Rai.

Membuat Zen dan yang lainnya setuju lalu mereka langsung kembali tidur.

***

Pagi yang cerah di hutan musim dingin telah tiba badai yang bertiup kini sudah menghilang dan hanya memperlihatkan pemandangan yanh cerah di hutan musim dingin. Memberikan kehangatan di dinginnya hutan musim dingin. Rai dan yang lainnya telah selesai membereskan barang mereka.

The Legendary Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang