Bagian 10~Pertemuan yang Tak Terduga

9.4K 525 0
                                    

"Lepaskan, kak!" teriak seorang gadis kecil berambut merah muda yang sedang di tarik oleh seorang pria berambut hitam di lorong kerajaan. Pria itu hanya diam dan tetap menyeret gadis kecil itu hingga memasuki sebuah ruang kerja. "Duduk." perintah pria itu dingin. Dengan menahan tangis gadis itu menurut apa yang di katakan pria yang ternyata kakaknya.

"Sekarang berikan alasanmu, kenapa kau diam-diam pergi ke hutan monster?" ucap pria itu yang ternyata adalah Rupert dengan nada tajam. Gadis itu mengembungkan kedua pipinya yang merah dan menatap kearah lain. "Karena aku penasaran, dan kakak tidak mau mengajakku kesana," jelas gadis itu tanpa memandang sang kakak.

"Hah..." helaan napas pasrah terdengar dari Rupert. Ia berlutut di depan adik kesayangannya itu lalu tersenyum hangat. "Kakak tidak ingin kau terluka di sana," jelas Rupert dengan nada yang lembut. Seketika membuat gadis kecil yang bernama Bridget Al Victoria itu meneteskan air mata. "Maaf, kak," ucap Bridget lalu memeluk Rupert.

Rupert membalas pelukan Bridget dengan lembut. Memberikan kehangatan kepada tubuh kecil adiknya.

Terdengar suara ketukan pintu. Memecah kesedihan di ruangan itu. "Masuk," perintah Rupert.

Seorang pria berpakaian pelayan masuk lalu memberikan hormat. "Maaf, tuan muda. Saya mendapatkan laporan dari salah satu warga, mereka melihat ada empat orang manusia yang masuk ke hutan monster tanpa izin," lapornya dengan nada sopan. "Ini berbahaya, mereka bisa saja mati di sana. Apa lagi jika mereka memasuki wilayahnya," ucap Rupert terkejut.

"Harold, kita harus segera ke hutan monster dan menemukan mereka," perintah Rupert tegas. "Yes, My Lord," ucap Harold lalu bergegas meninggalkan ruangan Rupert.

Ketika Rupert akan berjalan meninggalkan ruangannya, ia merasakan ada sesuatu yang menarik jubahnya. Ia membalikkan badan dan melihat Bridget yang menarik jubahnya sambil menundukkan kepala. "Aku mohon, biarkan aku ikut," ucap Bridget tanpa memandang kakaknya.

Rupert tersenyum lembut lalu mengelus kepala adik manisnya pelan. "Baiklah, asalkan kau langsung bersembunyi jika akan terjadi pertarungan," ucap Rupert. Membuat Bridget menatapnya dengan mata yang berbinar. "Baiklah!" teriak Bridget semangat.

Rupert dan Bridget langsung melesat keluar dari ruang kerja, dan segera menuju gerbang kerajaan dimana Harold sudah menunggu mereka. Begitu mereka sudah berkumpul di sana, mereka langsung melesat bersama ke hutan monster. Namun tanpa mereka sadari sepasang mata berwarna ungu telah mengawasi mereka dan mengikuti mereka sampai ke hutan monster.

***

Zen memandang ke luar jendela kamar yang di siapkan oleh Leo. Ia sungguh terkejut ketika memasuki rumah ini. Rumah ini dari luar adalah rumah kecil yang terbuat dari kayu pohon cemara, dan saat berada di ruang tamunya sangatlah kecil.

Namun, saat mereka memasuki pintu kecil dari pohon cemara itu, ternyata terdapat sebuah ruang tengah yang besar dengan tanggah di bagian kanan dan kirinya. Kamar yang di tempati Zen saat ini, sangat lah besar. Ternyata rumah ini memiliki medan pelindung yang sangat kuat, sehingga menutupi bagian belakang rumah ini.

Zen mengerutkan dahinya ketika melihat empat cahaya berwarna merah yang dengan cepat melesat di depan rumah ini. Tak berapa lama  cahaya itu menghilang di balik salah satu pohon besar itu. Tak ingin diam saja. Zen dengan cepat berlari menemui Leo.

"Leo!" panggilnya ketika menemukan Leo sedang bercanda dengan Rika. "Yang Mulia, ada apa?" tanya Leo heran yang melihat Zen seperti terburu-buru. "Bisakah kau berhenti memanggilku, Yang Mulia?" tanya Zen kesal. "Baiklah, kalau begitu akan saya panggil Master." panggilan itu sukses membuat Zen semakin kesal.

The Legendary Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang