Bagian 39~Perang (1)

5.3K 357 29
                                    

Pasukan kegelapan terus berusaha menghancurkan penghalang dengan menabrakkan diri mereka sendiri. Meskipun itu akan membuat tubuh mereka terbakar. Nico dan Rai yang melihat itu sangat terkejut. "Apa mereka berniat bunuh diri?" tanya Nico.

"Itu karena mereka adalah pasukan yang tidak mempunyai akal. Mereka hanya di kendalikan untuk menghancurkan penghalang," jawab Alan yang tiba-tiba muncul. Membuat Nico dan Rai terkejut dan segera menundukkan badan hormat. "Jadi, mereka hanya di jadikan sebagai boneka?" tanya Rai.

Alan hanya menganggukkan kepala sambil menatap pemandangan di bawah gerbang penghalang. "Sungguh mengerikan," ucap Nico tidak percaya. "Ya, memang begitulah pasukan kegelapan. Mereka hanyalah manusia yang di perdaya oleh pemimpin kegelapan," ucap Alan sambil tersenyum kecil.

"Tapi, apa tidak masalah Yang Mulia di sini?" tanya Rai bingung. "Tidak masalah. Istana dan penduduk sudah aman. Aku sebagai raja mana mungkin tinggal diam kan? Lagi pula pemimpin lain juga ikut berperang," ucap Alan.

Benar saja. Liza saat ini bersama Elsa, Yuki bersama Ema dan Albert bersama Asher. Mereka membantu mempersiapkan pasukan jika penghalang berhasil di rusak. "Tapi, apa kalian melihat Zen?" tanya Alan bingung karena tidak melihat putranya dimana pun. "Saya juga tidak tahu, Yang Mulia. Tadi, sebelum saya kemari. Dia bersama Rika," jawab Rai.

"Rika?" tanya Alan bingung. "Gadis yang tadi di ajak Zen berdansa," jelas Rai. "Ah begitu. Jadi, siapa sebenarnya gadis itu?" tanya Alan penasaran. "Yang Mulia, bisakan Anda serius sedikit. Kita sedang dalam perang," ucap Nico menghentikan pembiacaraan antara Rai dan Alan di waktu yang tidak tepat. "Ah benar juga, maaf," ucap Alan.

Tiba-tiba terdengar suara retakkan di dekat mereka. Membuat mereka semua menatap kearah penghalang yang terlihat akan hancur. "Wah, sepertinya penghalang akan hancur," ucap Alan takjub. Nico dan Rai hanya bisa menghembuskan napas pasrah.

Bagaimana Raja di depan mereka ini terlihat santai sekali. "Yang Mulia," panggil suara Liza yang muncul dari lingkaran sihir di samping Alan. "Ada apa, Liza?" tanya Alan. "Penghalang bagian gerbang utara telah hancur," lapor Liza.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Alan khawatir. "Gerbang utara hanya ada sebagian pasukan. Saya dan Elsa akan segera menyelesaikan ini dan menuju gerbang utama. Karena, menurut penglihatan Elsa, gerbang utama terdapat lebih banyak pasukan kegelapan," jelas Liza.

"Baiklah, aku serahkan kepadamu," ucap Alan. "Baik!" jawab Liza tegas lalu lingkaran sihir itu menghilang. "Ternyata mereka sudah mulai menyerang dari gerbang yang lemah. Tapi, syukurlah kita bisa mengatasinya berkat strategi Zen," ucap Alan.

***

Di gerbang utara. Perang telah di mulai. Setiap pasukan kerajaan berusaha melawan pasukan kegelapan yang menyerang secara membabi buta. "Fire Dragon!" teriak Liza lalu terciptalah sebuah api yang membentuk naga lalu melesat menyerang semua pasuka kegelapan dengan cepat hingga membakar tubuh mereka.

"Anda sangat bersemangat, Yang Mulia," ucap Elsa sambil tersenyum kecil. "Tentu saja. Aku sudah lama tidak berperang," ucap Liza semangat. Elsa dan Liza saling membelakangi. Mereka saling menjaga belakang partner mereka dengan baik, pasukan kegelapan menyerang dengan membabi buta. Mereka seperti manusia yang tidak memiliki akal sehat.

"Aku akan segera menyelesaikan ini dengan cepat. Agar kita bisa segera ke gerbang utama," ucap Liza lalu membaca sihir terbang dan langsung terbang cukup tinggi. Liza menutup matanya, ia mencoba untuk memfokuskan diri dan mengarahkan tangannya kedepan tepat kearah musuhnya lalu membuka mata yang berubah menjadi emas menyala.

"Sonnenlicht vom Himmel!" teriaknya. Seketika langit menjadi terang. Terbentuk lingkaran sihir di depannya dan langsung menembakkan sinar yang sangat kuat. "Jika kau menggunakan sihir itu, setidaknya kau bilang dengan jelas," ucap Elsa yang tiba-tiba muncul di samping Liza ketika cahaya itu mulai menutupi seluruh pasukan kegelapan dan pasukan kerajaan.

The Legendary Princess [END]Where stories live. Discover now