Bagian 15~Alter Freund

6.3K 383 0
                                    

Sinar sang mentari mulai naik, menggantikan sinar sang rembulan. Zen sudah bangun lebih awal dari yang lain, dan mulai berlatih di ruang latihan yang sudah tersedia di asrama itu.

Ia mengayunkan pedangnya dengan santai, dan mencoba untuk meloncat kesana kemari bersamaan dengan pedangnya yang menebas udara dengan indah. Tiba-tiba gerakannya terhenti saat ia mendengar langkah kaki seseorang yang memasuki ruang latihan.

Zen memasukkan pedangnya kembali lalu berbalik. Ia melihat Rika yang menatapnya terkejut. "Zen! Kau sudah bangun? Aku kira, aku yang pertama bangun," ucap Rika terkejut. Zen hanya menatap Rika dingin sebelum menjawab.

"Aku selalu bangun lebih awal untuk berlatih pedang, apa kau ingin berlatih juga?" ucap Zen dingin.

"Iya, aku hanya ingin berlatih sedikit, aku pengguna sihir yang tidak bisa menggunakan sihir bertarung. Jadi aku hanya bisa mengasah kemampuanku saja ... Hehehe, aku memang tidak berguna ya?"

Rika hanya tertawa kaku sambil menggaruk kepala bagian belakangnya. Sedangkan Zen hanya menatapnya dingin.

"Tidak."

Sebuah suara yang begitu dingin membuat Rika terkejut. Gadis itu langsung menatap Zen bingung. "Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak berguna." Zen berjalan menuju jendela besar di ruang latihan lalu menatap keluar jendela.

"Setiap kekuatan pasti memiliki kemampuan yang spesial, begitu juga denganmu," ucap Zen sambil tersenyum kecil lalu ia membalikkan badannya, dan menatap Rika tajam.

"Begitu juga denganmu, kau pasti memiliki kemampuan yang spesial, itu semua tergantung dengan tekad dan keinginanmu dalam melindungi seseorang yang spesial untukmu, dengan begitu kekuatanmu yang sebenarnya akan muncul," ucap Zen dingin lalu ia angkat kedua sudut bibirnya sedikit hingga membentuk seulas senyuman.

Membuat Rika terkejut. Ini pertama kalinya bagi Rika melihat Zen tersenyum hangat kepadanya. Meskipun hanya sesaat. Rika masih menatap Zen hingga pemuda itu berpindah tempat. Menyadarkan Rika dari lamunannya.

"Aku sudah selesai berlatih, kalau begitu aku pergi dulu," ucap Zen sambil mengambil handuk kecilnya lalu berjalan santai. "Tu-tunggu Zen!" cegah Rika menghentikan langkah Zen. Zen berbalik dan menatap Rika heran.

"Bagaimana jika kita berlatih bersama?" tawar Rika sedikit memerah. Zen yang mendengar itu membulatkan matanya sempurna lalu matanya kembali seperti semula. Menatap Rika dingin. "Maaf, lain kali saja," ucap Zen dingin lalu berjalan meninggalkan Rika sendirian di ruang latihan yang luas itu.

"Huft ... Sudah bisa aku tebak akan begini ... Baiklah, aku berlatih sendiri saja," ucap Rika mulai semangat. "Bagaimana jika kau berlatih denganku?" tawar sebuah suara yang terdengar familiar di telinganya.

Rika menatap ke kanan dan kekiri. Namun tidak menemukan siapapun, itu membuatnya sedikit gemetar ketakutan.

"Kyaaa..."

Tiba-tiba sesuatu mendarat dari atas. Mengejutkannya. "Ini aku," ucap seorang gadis kecil berambut merah muda di hadapan Rika. Memandangmya dingin. "Ternyata Putri Bridget, Anda sungguh mengejutkan saya," ucap Rika yang masih dengan tubuh bergetar.

"Jadi bagaimana? Mau berlatih bersama?" tanya Bridget. Ternyata suara tadi adalah suara gadis kecil itu. "Wah saya sangat senang jika Anda mau berlatih dengan saya," ucap Rika semangat.

"Baiklah, tapi pertama. Hilangkan bahasa formal itu, kita kan berteman. Rasanya tidak nyaman sekali," ucap Bridget kesal lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil mengembungkan sebelah pipinya.

"Ahahaha ... Maaf Bridget, aku belum terbiasa," ucap Rika sambil menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal. "Baiklah, ayo kita mulai," ucap Bridget semangat dan mengeluarkan aura Vampirenya. "Dengan senang hati," kata Rika lalu mengeluarkan aura berwarna hijau. Mereka pun saling berlari dengan cepat untuk adu kekuatan.

The Legendary Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang