Bagian 22~Rencana

5K 346 11
                                    

"Jadi begitulah, kepala Professor," ucap Rupert mengakhiri penjelasannya. "Sekarang saya mengerti situasinya, lalu bagaimana dengan Pangeran dan yang lainnya?" tanya Kepala Professor.

"Saya mendapatkan informasi dari dia, kalau Ia dan kedua temannya akan pergi meninggalkan sekolah tiga hari lagi," jelas Rupert. "Tiga hari lagi? Kenapa?" tanya Kepala Professor bingung.

"Benar. Mungkin, jika mereka tetap berada di sini. Pasukan kegelapan akan kembali menyerang selama mereka belum mendapatkan Pangeran Western, itulah mengapa mereka harus segera pergi. Lagi pula, mereka mau masuk Academy atas permintaan dari saya," jelas Rupert.

"Permintaan dari pangeran?" tanya Kepala Professor bingung. "Benar, mereka saya minta untuk menjaga Bridget di sini sampai saya mendapatkan pengawal pribadi baru untuknya. Namun, jika keadaan sudah menjadi seperti ini. Saya tidak bisa melakukan apapun jika mereka harus meninggalkan Academy ini," jelas Rupert.

"Apa maksud pangeran, jika Pangeran Western itu adalah tuan Zen Batelion?" tanya Kepala Professor bingung. Rupert hanya menganggukkan kepala sebagai jawab, membuat Kepala Professor sangat terkejut.

"Hah ... Sangat di sayangkan jika Academy ini akan kehilangan dua murid yang mendapatkan nilai tertinggi di Academy. Namun, saya juga tidak bisa menghalangi jika memang ini berhubungan dengan pasukan kegelapan," ucap Kepala Professor pasrah.

"Kalau begitu, saya akan berbicara dengan Pangeran Zen dan yang lainnya sebelum kembali ke istana," ucap Rupert sopan. "Baik, Pangeran," ucap Kepala Professor sambil menundukkan badan sebentar.

***

Zen, Nico dan Rai baru saja kembali ke asrama. "Kami kembali," ucap Rai sedikit keras. Namun, ia tidak menemukan keberadaan Rika dan Bridget di mana pun. "Kemana kedua gadis itu?" tanya Nico heran.

"Aku tidak peduli. Aku ingin beristirahat saja," ucap Zen malas. Ia langsung merebahkan diri di atas sofa yang nyaman. "Kau selalu saja begitu. Setidaknya sedikit khawatirlah karena kedua gadis itu belum kembali," ucap Rai pasrah menatap adiknya yang menutup matanya dengan tangannya.

Namun, ia tidak mendapatkan respon dari Zen. Sepertinya dia sudah tertidur pikir Rai. Rai menghembuskan napas pasrah. Memang sifat Zen yang tidak peduli sekitar itu, tidak pernah berubah.

"Apa dia tidur?" tanya Nico yang baru saja datang dari dapur. "Begitulah," ucap Rai sambil menghembuskan napas pasrah. "Dia tidak pernah berubah, dasar pangeran dingin," ucap Nico sambil tersenyum kecil.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Membuyarkan pembicaraan mereka. "Biar aku saja," ucap Nico lalu berjalan menuju pintu masuk.

"Pangeran Rupert?" Begitu Nico membuka pintu. Pangeran Rupert berdiri di depannya dan tentu saja bersama dengan Harold yang selalu setia berada di belakangnya.

"Ada sesuatu yang harus saya bicarakan dengan kalian," ucap Rupert serius. "Silakan masuk," ucap Nico mempersilakan Pangeran vampire dan pelayan pribadinya itu masuk.

"Oh, Pangeran Rupert ada apa?" tanya Rai ramah saat melihat kedatangan Rupert. "Aku ingin membahas mengenai pasukan kegelapan. Apa Pangeran Zen ada?" ucap Rupert serius.

"Soal itu..." Rai menggantungkan ucapannya lalu menatap Zen yang masih tertidur di sofa dengan mata yang di tutup tangan. Rupert mengikuti arah mata Rai dan menemukan sosok Zen yang sedang tertidur.

"Apa dia tidur?" tanya Rupert bingung. "Benar, pangeran. Biar saya bangunkan," ucap Rai lalu berjalan mendekati Zen.

"Tidak perlu, biar saya berbicara dengan kalian saja," ucap Rupert. "Baiklah, nanti akan saya sampaikan kepada Zen. Jadi, ada perlu apa Pangeran?" tanya Rai sopan.

The Legendary Princess [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें