Bagian 38~Kekacauan di tengah pesta

5.2K 373 20
                                    

Malam telah tiba, waktu untuk pesta penyambutan di mulai. Semua tamu undangan telah berkumpul di aula pesta. Tidak hanya istana yang mengadakan pesta. Namun, penduduk kerajaan juga tengah mengadakan pesta di tengah kota.

Mereka menganggap pesta ini adalah pesta perayaan kerajaan Western bukan pesta penyambutan pangeran Western, karena penduduk kerajaan tidak ada yang mengetahui jika pangeran mereka selama ini tidak ada di kerajaan. "Yang Mulia Raja, Ratu dan Pangeran kerajaan Western dan kerajaan Flore telah datang!" teriak salah satu prajurit untuk memberitahukan kedatangan bintang utama aula pesta.

Terlihat Alan dan Albert yang memimpin di depan, lalu Liza dan Yuki di belakang mereka dan terkahir Rai bersama Zen yang berjalan dengan santai mengikuti kedua orang tua mereka. Keenam pemimpin dua kerajaan itu langsung berjalan dan duduk di singgasana mereka masing-masing.

"Zen," panggil Alan seperti memberikan isyarat. Zen menganggukkan kepala lalu berdiri. Pria berambut hitam itu berjalan ke tengah-tengah singgasana Raja kerajaan Western dan kerajaan Flore.

"Saya, Zen Batelion Thorn Western. Putra Mahkota kerajaan Western mengucapkan selamat datang dan terima kasih karena bersedia datang ke pesta malam ini," ucap Zen sambil tersenyum kecil.

Tiba-tiba, tatapan Zen dan tatapan Rika bertemu. Gadis berambut cokelat muda itu terlihat terkejut sedangkan Zen hanya menatapnya dengan senyuman yang belum hilang. Setelah itu, Zen memfokuskan kedepan. Ia angkat gelas minumannya diikuti tamu undangan lainnya. "Bersulang untuk jalan Cahaya!" teriaknya.

"Untuk jalan cahaya!" balas para tamu undangan.

Setelah itu, Zen langsung kembali ke tempat duduknya dan pesta pun di mulai dengan dansa. Dansa pertama biasanya akan di lakukan oleh tuan rumah, sehingga Liza mendorong putranya untuk maju dan mengajak salah satu tamu undangan untuk berdansa pertama kali. Begitu juga Rai yang di dorong Yuki. Sedangkan kedua Raja dari dua kerajaan itu hanya menyaksikan kedua putra mereka dari singgasana.

Zen dan Rai berada di bagian tengah aula. Banyak gadis-gadis bangsawan yang menatap mereka dengan malu karena kagum akan ketampanan kedua pangeran itu. "Zen, bagaimana ini?" bisik Rai. "Ya sudahlah kak. Lakukan saja," jawab Zen datar lalu berjalan mendekati salah satu tamu undangan. Membuat Rai tersenyum kecil lalu ikut berjalan ke salah satu tamu undangan.

"Maukah Anda berdansa dengan saya?" tanya Zen sambil sedikit membungkukan badan dan mengulurkan tangan kepada gadis yang ada hadapannya. Gadis yang Zen ajak adalah Rika. Gadis yang di samping Rika dan Bridget menjadi heboh sendiri. Sedangkan Rika tidak bisa berkata-kata. Ia menganggukkan kepalanya pelan lalu menerima uluran tangan Zen dan berjalan bersamanya ketengah aula. Begitu juga Rai yang bersama Emerda.

Alunan musik dimulai dengan sangat merdu. Zen mulai menarik Rika dalam pelukannya dan mereka mulai berdansa sesuai iringan musik. Saat kedua pangeran itu sudah memulai dansa mereka. Semua tamu undangan satu persatu mulai mengikuti mereka.

***

"Bagaimana keadaan saat ini?" tanya Nico kepada salah satu prajurit di gerbang kerajaan. "Semua masih aman. Belum ada tanda-tanda pasukan kegelapan," jawab Prajurit itu. Nico hanya menganggukkan kepala lalu menatap tajam kedepan. Gerbang kerajaan telah di tutup. Semua penduduk yang ada di dalam kerajaan dilarang keluar kerajaan atau sebaliknya, dan pelindung suci telah di aktifkan sehingga jika ada serangan pasukan kegelapan yang mendadak, pelindung suci sudah siap.

Semua pasukan telah bersiap di bagian dalam kerajaan. Beberapa pasukan berjaga di sekeliling gerbang kerajaan. Di bagian gerbang utama yang ada di timur di pimpin Nico. Gerbang Utara di pimpin Elsa, gerbang Selatan di pimpin Ema, dan gerbang belakang di pimpin Asher.

The Legendary Princess [END]Where stories live. Discover now