Bagian 41~Perang (3)

5.3K 362 24
                                    

Pertempuran semakin memanas. Zen dan Rika mulai kewalahan melawan Arvie dan Miu, membuat Nico dan Rai juga ikut membantu mereka. Pertempuran dengan melindungi ritual yang masih berjalan, cukup membuat pasukan Kerajaan Western dan Aliansi kesulitan. Keberadaan Naga Dunkelheit yang masih belum juga tumbang menambah kesulitan peperangan ini.

Leo masih berusaha mengalahkan Dunkelheit meskipun di bilang sulit. Sama seperti Leo, Dunkelheit juga bisa berubah menjadi manusia. Jika ia berubah menjadi wujud manusianya. Maka, itu akan menjadi akhir bagi dunia. Kekuatan yang ia miliki saat menjadi manusia lebih besar dari pada saat menjadi naga dan naga kegelapan itu bisa bergerak lebih cepat dari kecepatan vampir.

Emerda dan Mermaid masih menutup mata mereka dengan di kelilingi aura berwarna biru muda. Elsa masih menggumamkan mantra untuk membangkitkan kekuatan kedua putri itu, agar ingatan mereka di masa lalu dapat muncul kembali.

Tiba-tiba pakaian hingga rambut Emerda dan Sumei berubah. Rambut Emerda menjadi warna silver luris panjang dengan gaun panjang berwarna biru laut dan rambut Sumei menjadi warna kuning emas dengan gaun putih berhias manik-manik yang bagian depannya lebih pendek dari bagian belakang dengan dua pasang sayap malaikat berwarna putih bersih.

Begitu mereka membuka mata, Emerda dan Sumei menunjukkan ekspresi yang sangatlah berbeda dengan sebelumnya. Ekpresi yang hangat dengan senyuman yang lembut. Sosok yang saat ini ada di hadapan Elsa, seperti bukan sosok dua putri yang sebelumnya.

Elsa yang melihat itu menjadi sangat terkejut. Ritual telah berhasil, kekuatan putri Emerda dan Putri Sumei telah bangkit. Namun, kenapa Putri Legendaris itu tidak muncul? Bukankah dengan kebangkitan putri Emerda dan Putri Sumei, maka putri Legendaris akan muncul? Tapi kenapa?

"Ada apa Elsa?" tanya Liza yang mendatangi Elsa yang terlihat terkejut sekaligus bingung. "Ini aneh. Seharusnya putri Legendaris itu sudah muncul jika putri Emerda dan putri Sumei di bangkitkan. Tapi, kenapa beliau tidak muncul?" tanya Elsa dengan pandangan bingung. Membuat Liza yang mendengar itu terkejut.

Jika putri Legendaris tidak juga muncul. Maka, peperangan ini akan di menangkan oleh pasukan kegelapan. Bagaimana ini, apa ramalannya telah melenceng dari awal?

"Tidak mungkin jika ramalanku salah. Ini tidak mung..." Kata-kata Elsa langsung terhenti saat menatap Zen yang bertarung melawan Arvie bersama Nico. Penyihir suci itu langsung membulatkan mata sempurna saat mengingat kalimat dari ramalannya yang hilang.

Putri Legendaris akan muncul jika Pangeran Western terluka.

Itu adalah kalimat yang hilang. Itu berarti, mereka harus menjadikan Zen sebagai tumbal untuk membanggil putri legendaris. "Memang dari awal Zen telah di takdirkan menjadi tumbal untuk memanggil putri Legendaris."

"Itu tidak mungkin." Liza yang mendengar itu langsung menatap sahabatnya terkejut. "Apa maksudmu?" tanya Liza bingung. "Untuk memanggil putri Legendaris, pangeran Zen harus terluka," ucap Elsa menatap Liza dengan pandangan kosong, membuat Liza langsung membulatkan mata sempurna dan langsung menatap putra tercintanya.

"Tidak!" teriak Liza, membuat Alan yang berada di dekatnya langsung terkejut. Raja kerajaan Western itu menatap Ratunya yang terduduk dengan menutup kedua telinga dan menangis histeris, membuat Alan segera menyusul istrinya.

"Liza, ada apa?" tanya Alan bingung. "Yang Mulia ... Yang Mulia, aku tidak mau. Zen ... Putra kecilku terluka, aku tidak mau!!" ucap Liza dengan air mata yang membasahi wajahnya. Alan langsung menatap Elsa untuk meminta penjelasan. Elsa pun tidak bisa mengatakan apapun. Penyihir suci itu hanya menundukkan kepala. Seketika ingatan akan ramalan teringat saat Alan menatap Emerda dan Sumei yang masih terdiam di tempat sebelumnya.

The Legendary Princess [END]Where stories live. Discover now