BAB 6 - Ruang Bawah Tanah

13.1K 2K 177
                                    

"Ada apa?" tanya Sera pada Ashley yang terlihat terkejut sesaat setelah Charlie dibawa pergi.

"D-dia tadi memelototiku. Apakah dia tahu kalau ini hanya sandiwara yang kita buat?"

Sera langsung menggeleng panik, "Tidak mungkin! Apa yang harus kita lakukan kalau begitu?"

"Tenang Sera!" Ashley menyuruhnya diam, "Aku tak yakin apakah ia mengetahui rencana ini atau tidak, yang jelas kita tak bisa melakukan apa pun saat ini. Kita percayakan semuanya pada Charlie."

"Kuharap Charlie baik-baik saja!" ucap Sera gemetaran seraya menggenggam tangan Ashley di sebelahnya.

"Panggil dokter Sally!" perintah Arvis ketika Charlie masih tetap besandiwara kejang-kejang di hadapan Arvis. Arvis menatapnya kesal, lalu tanpa disadari para penjaga lainnya ia mengeluarkan sebuah stun gun dari sakunya dan menggunakanya pada Charlie yang membuatnya langsung pingsan seketika. Ia tak lagi berpura-pura pingsan dan kali ini ia memang pingsan sungguhan berkat Arvis.

Arvis kembali bernapas lega saat Dokter Sally datang dan memeriksa keadaan Charlie yang pingsan, "Ada apa? Dia kenapa?"

"Dia tiba-tiba pingsan saat sedang makan siang."

"Aneh..." komentar Dokter Sally saat memeriksa keadaanya. "Ia baik-baik saja. Mungkin ia kelelahan karena itu ia pingsan."

"Benarkah?" tanya Arvis bersandiwara kemudian memerintahkan para penjaga untuk membawa Charlie ke kamarnya.

Setelah jam makan siang selesai, diam-diam Arvis datang ke kamar Ashley yang membuat gadis itu hampir saja berteriak jika saja ia tak langsung membekap mulutnya ketika Arvis tiba-tiba muncul di hadapannya menggunakan kekuatannya. "Jawab aku, apa yang kalian rencanakan sebenarnya?"

Ashley menatap Arvis ketakutan seraya mengangguk-anggukkan kepalanya, barulah setelah itu Arvis melepaskan tangannya dari mulut gadis itu, "K-kami hanya ingin tahu tentang keadaan Carina. Charlie berpura-pura pingsan agar bisa menanyakan hal itu padamu."

Ashley berlutut di hadapan Arvis dam memohon, "Kumohon, jangan sakiti Charlie dan Carina, kami janji tak akan melakukannya lagi."

Arvis hanya diam dan akan pergi ketika Ashley kembali menahannya, "Akan kuberitahu semuanya jika kau bersedia untuk tak menyakiti Charlie dan Carina!"

Pernyataan Ashley tersebut membuat Arvis menghentikan langkahnya dan kembali berdiri di hadapan gadis itu, "Beritahu aku semuanya, kalau kau tak mau melihat kedua temanmu mati."

"C-carina bilang Holder akan datang dan menyerang tempat ini untuk menyelamatkan kami."

"Kapan?"

"Aku tak tahu, Carina hanya bilang agar kami bertahan sampai saat itu tiba."

Arvis kembali melangkah untuk pergi dari ruangan itu melalui portal teleportasi yang telah ia buka, tapi lagi-lagi Ashley menahannya, "Be-beritahu aku tentang keadaan Carina. A-apakah ia baik-baik saja?"

"Ia baik-baik saja." Jawabnya seraya melangkah ke arah portal.

***

Carina mencoba menggerakkan jari-jari tangannya dan berhasil, kini ia menatap sudut-sudut ruangan dan memeriksa apakah ada kamera yang terpasang atau tidak.

Keberuntungan kali ini memihak dirinya, tak ada satu pun kamera yang mengawasinya di ruangan itu, mungkin karena dirinya yang sekarat dan tak mampu berbuat apa-apa sebelumnya. Ini hari kedua dirinya sadar, tadi saat Arvis mengecek keadaannya lagi, ia kembali berpura-pura tak sadarkan diri seperti yang ia lakukan sehari sebelumnya, dan ia kembali berhasil.

HOLDER : Elsewhere (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang