BAB 24 - Kisahnya

4.3K 789 23
                                    

Tok...tok...tok...

Arvis menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar suara ketukan pintu kamarnya.

"Siapa tengah-tengah malam begini?" gumamnya seraya berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

"Siapa?" tanyanya seraya membuka pintu.

Deg!

Arvis menatap tak percaya pada seseorang di hadapannya. "Carina! A-ada apa?"

"Kita harus bicara." Carina menatap tajam padanya.

"S-sekarang?" tanya Arvis heran, karena ini sudah lewat tengah malam.

"Kenapa? Tidak mau?"

"Bukan begitu. Hanya saja... ini sudah terlalu malam." Jawabnya ragu-ragu, tapi akhirnya ia setuju. "Baiklah, kita bicara sekarang." Arvis membuka pintunya lebar-lebar mempersilahkan gadis itu masuk ke kamarnya.

Carina melenggang masuk dengan santainya dan langsung duduk di satu-satunya sofa yang ada di kamar Arvis.

Arvis ikut duduk di samping Carina dengan jarak yang agak jauh. Ia sengaja menjaga jarak dari gadis itu, takut kalau Carina akan tambah membencinya jika ia berlaku sok dekat seperti sebelumnya.

"Jadi, kau mau bicara apa?" Arvis memandang Carina lekat-lekat.

Carina yang telah menyiapkan hatinya kini balas menatap Arvis tepat di manik mata, "Aku tak akan basa-basi. Aku ingin memperbaiki hubungan kita, dan juga aku punya pertanyaan yang selama ini terus mengusikku."

Arvis tersenyum kecil, "Tak ada yang perlu diperbaiki Carina. Dari awal hubungan kita ini memang baik-baik saja."

"Tidak! Semuanya salah! Aku perlu tahu alasanmu selama ini! Mengapa kau menyelamatkanku saat itu? Aku tahu alasan utamamu menyelinap ke Oracle adalah untuk mencari tahu apa sebenarnya tujuan Oracle."

Arvis mengerti yang dimaksud Carina adalah kejadian dua tahun lalu, saat rencananya menyusup telah berakhir dan juga awal bagi ceritanya bersama Carina di sebuah rumah kayu kecil.

"Kita dipihak yang sama, karena itu aku membantumu." Jawab Arvis berbohong.

"Kau bohong!" balas Carina langsung, "Jangan buat aku menggunakan kekuatanku padamu Arvis. Aku akan tetap memnunggu jawabanmu yang sebenarnya. Mengapa kau menyelamatkanku, dan kau juga menyembunyikan keberadaanku selama dua tahun ini?"

"Kau sudah tahu jawabannya Carina. Mengapa kau terus menanyakannya?" jawab Arvis pelan.

"Tidak. Aku benar-benar tidak tahu. Karena itu..."

"Aku menyukaimu." Potong Arvis. "Tidak. Yang benar itu aku mencintaimu."

Deg!

Carina terperangah saat mendengar jawabannya. Lidahnya kelu untuk menjawab, "A-aku..."

"Awalnya aku hanya tertarik padamu karena Alvis. Setiap saat aku mengawasi Alvis selalu ada kau di sisinya." Kisah Arvis tersenyum tulus seraya memandang Carina, "Perlahan, aku yang tadinya berniat mengawasi Alvis malah jadi memperhatikanmu. Bahkan tanpa sadar, aku dengan beraninya menyamar menjadi Alvis dan menemuimu saat kau mengawasi Sera dulu. Lalu, aku kembali bertemu denganmu lagi, walau posisiku sulit saat dibawah perintah Grisham."

"Aku hampir gila setiap saat mereka memperlakukanmu dengan buruk. Aku bahkan berniat membunuh Rio saat ia menyiksamu diruang putih. Kalau saja waktu itu aku tak bisa menahannya, kedokku mungkin sudah terbongkar. Aku mampu menahan semuanya, tapi itu membuatku hatiku sakit setengah mati. Apalagi saat kau terbaring dengan oksigen dan infus di ruang bawah tanah. Saat itu yang ada di pikiranku hanyalah penyesalan karena tak mampu melindungimu. Karena itu... saat kau lagi-lagi terjatuh dan terluka, aku berjanji pada diriku sendiri untuk melindungimu apa pun yang terjadi. Aku tak akan membiarkanmu tersakiti lagi."

HOLDER : Elsewhere (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang