BAB 18 - Kenangan yang Hilang

12.1K 1.3K 103
                                    

Arvis menceritakan semuanya pada Carina perlahan-lahan. Alvis memberitahunya jika Milo hanya memberikan waktu selama dua minggu untuk Carina agar mengetahui semua masa lalunya. Karena hal itu, Arvis mulai menceritakan asal mula tentang keberadaan Holder, pulau ini, dan kemudian Oracle.

Tapi, ada satu hal yang ia sembunyikan dari Carina. Ia bahkan berharap jika Carina tak perlu mengetahui hal itu. Yaitu fakta bahwa Alvis masihlah berstatus menjadi kekasihnya. Arvis tak sebaik itu sampai-sampai ia harus membiarkan Carina mengetahuinya dan memiliki rasa ketertarikan pada Alvis. Ia tak akan berbelas kasih pada rivalnya, sekalipun itu saudara kandungnya sendiri.

Tak hanya Arvis saja yang membantu Carina untuk memulihkan ingatannya. Alvis juga selalu memberitahu masa lalu Carina selama ia berada di asrama dulu.

Bahkan setiap ada kesempatan ia selalu berusaha menceritakan kedekatan antara mereka, meski pun ia belum bisa memberitahu gadis itu kalau masih ada hubungan spesial di antara mereka berdua.

Alvis pikir kalau ia menceritakannya saat ini, Carina mungkin akan merasa canggung setiap kali bertemu dengannya. Bahkan ia takut kalau gadis itu akan menghindarinya. Alvis masih belum yakin tentang perasaan Carina padanya saat ini karena gadis itu belum mampu mengingat tentang dirinya.

"Aku masih sulit mempercayainya."

"Mempercayai apa? Tentang Holder dan juga pulau ini?" tanya Alvis tak mengalihkan pandangannya dari wajah Carina. Mereka saat ini sedang mengobrol di satu-satunya sofa panjang yang ada di kamar Carina.

Alvis tak henti-hentinya mendekati Carina sejak ia membawa gadis ini tiga hari yang lalu bersama Arvis dan yang lainnya. Ia selalu menemui Carina saat Arvis tak berada di dekatnya. Begitu pun sebaliknya, Arvis selalu menemui Carina jika tak ada Alvis di dekatnya. Saudara kembar ini saling mengerti satu sama lain akan posisi mereka, mengingat mereka adalah saudara dan telah menyukai gadis yang sama.

"Iya, aku masih sulit percaya bahkan setelah melihat kucing itu berbicara. Lalu, kau dan Arvis yang bisa berteleportasi ke mana pun sesuka kalian berkat kekuatan itu, dan juga Holder lainnya yang ada di asrama ini."

Alvis tersenyum lembut, "Tenang saja. Lama-lama kau akan terbiasa."

Deg!

Entah mengapa jantung Carina berdebar-debar saat melihat senyuman itu. Wajahnya juga memerah membuat Alvis menatap cemas ke arahnya.

Alvis mengulurkan tangannya lalu menyentuh pipi Carina dengan punggung tangannya, "Kau demam?"

Wajah Carina semakin memerah dan salah tingkah atas perlakuan laki-laki di depannya itu. Ia berdeham agak keras, mencoba untuk meredam rasa gugupnya dan juga jantungnya yangberdebar-debar.

"Ti-tidak. A-aku kepanasan." Carina tergagap dan langsung bangun dari duduknya dengan kaku, kemudian berjalan cepat ke arah jendela kamarnya. "Kurasa akan lebih baik jika aku membuka jendelanya."

Srak!

Begitu Carina membuka satu-satunya jendela yang ada di kamar itu, angin musim dingin menerpa wajahnya yang langsung membuatnya merinding kedinginan. Ia lupa kalau saat ini musim dingin telah datang. Mungkin dalam waktu dua minggu ke depan salju akan turun dan hari Natal akan tiba.

"Hatchih!" Carina langsung bersin begitu tubuhnya kedinginan. Ia lemah terhadap cuaca dingin.

Alvis menatap Carina dengan ekspresi lucu, lalu berjalan menghampirinya. Dengan sekali gerakan cepat Alvis kembali menutup jendela tersebut, kemudian beralih menatap Carina yang tersipu malu.

"Dingin ya?" tanya Alvis saat melihat Carina menggosok-gosok hidungnya yang gatal.

Carina berkedip cepat, ia tak menjawab pertanyaan itu karena malu atas tindakannya tadi yang sangat aneh.

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now