Epilogue

6K 764 111
                                    

"Kau masih mau menerimaku jika sebelah mataku buta seperti ini?" tanya Jiho ragu pada Sera.

Sera langsung menatapnya kesal, "Kau pikir aku perempuan yang hanya menyukai wajahmu saja?! Kau kira aku tidak tulus?!"

"Jadi, bukan karena wajah?" tanya Jiho menggoda. "Memangnya aku kurang tampan?"

"Itu memang salah satunya, tapi..."

"Tapi apa?" Jiho terkekeh geli melihat reaksi Sera.

"Tapi, jika memang cuma karena masalah wajah, akan lebih baik aku memilih Charlie dibandingkan dirimu!"

Ekspresi Jiho langsung berubah seratus delapan puluh derajat saat Sera menyebut nama laki-laki lain dihadapannya, ia kemudian berdecih kesal, "Jangan sebut-sebut nama pria lain jika berada di dekatku."

Sera tersenyum geli, "Kau kesal?"

"Tidak! Aku tidak kesal!" bantahnya dengan nada meninggi.

"Eheeem! Bisakah kalian tak bermesraan di tempat umum?" sindir Brian saat ia melihat Jiho and Sera mengobrol di ruang tengah asrama.

"Ah, maaf." Sera merasa tak enak telah melakukan hal memalukan di hadapan Brian. Apalagi mengingat Ashley telah tiada, Brian pasti merasa sedih.

"Hey, hey. Kenapa serius sekali sih? Aku hanya bercanda." Brian menggeleng-geleng geli, "Kalian lanjutkan saja." Katanya kemudian berlalu melewati ruang tengah asrama.

Asrama telah kembali pulih seperti sebelumnya, begitu pula dengan bangunan-bangunan yang berada di pulau lainnya. Untuk membangun kembali dua belas asrama, Central, Catedral serta bangunan lainnya yang berada di pusat kota pulau memakan waktu sekitar tiga minggu lamanya. Itu pun termasuk waktu yang cukup cepat karena dibantu oleh sihir.

Jiho dan Sera telah menjadi pasangan, bahkan Jiho berniat untuk membawa Sera ke Korea dan mempertemukannya pada keluarganya. Sementara Harin, Luke, Ram, Taki, Nana, dan Eva telah kembali ke Negara mereka masing-masing. Mereka memang tak menetap di pulau ini, tapi mereka bisa mengunjungi pulau kapan pun mereka mau.

Sementara Josh, ia kembali menjadi penjaga Catedral. Ia bilang ia tak bisa meninggalkan pekerjaan itu. Cathedral sendiri sudah ia anggap seperti rumahnya. Lalu Jessie, seperti biasa ia menjalankan misi ke berbagai Negara. Karena bepergian ke berbagai daerah memanglah hobinya sejak dulu.

Lalu, Brian akan tinggal di asrama untuk sementara, ia berniat untuk tinggal di panti asuhan bersama Miss Kimberly dan membantunya untuk mengurus anak-anak disana.Alvis sedikit lega ketika mendengar hal itu. Mungkin itulah satu-satunya cara agar Brian memiliki kesibukannya sendiri dan pada akhirnya bisa melupakan Ashley.Melupakan bukan dalam artian buruk, tapi melupakan dengan artian merelakan Ashley pergi, agar ia tenang di alam sana.

Master Will akhirnya telah resmi mengundurkan dirinya sebagai Master, dan saat ini terdapat dua posisi kosong pada tingkatan Master. Satu-satunya kandidat yang cocok untuk menempati tempat itu adalah Carina, dan ia bersedia mengisinya... tapi dengan satu syarat. Yaitu, agar memperbolehkan dirinya dan Alvis untuk tinggal di luar pulau. Dan tentu saja Master Will mengizinkannya.

Sebelum mereka pergi, mereka berpamitan terlebih dahulu kepada semua penghuni asrama, dan para petinggi di pulau yang mereka kenal.Tak ada seorang pun tahu kemana Carina dan Alvis akan pergi. Carina memaksa Milo agar ia tinggal kembali di hutan kabut bersama Nirmala, Hugo, dan Leeva seperti dulu.

Sementara Shiro tetap tinggal di dunia roh dan akan keluar kapan pun saat Alvis memanggilnya. Begitu juga degan Milo, walau jarak mereka sangat jauh sekali pun Carina masih bisa memanggilnya berkat segel yang melingkar seperti gelang di pergelangan tangan kirinya kini telah diperbaharui oleh Milo. Bahkan, dengan jarak sejauh itu pun Milo masih bisa menghubungi Carina lewat pikirannya.

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now