BAB 13 - Aku Menemukanmu

10.6K 2K 145
                                    

"Aku sudah memutuskan." Ucap Arvis tiba-tiba membuat Sera, Charlie, Ashley, dan Brian menatapnya. Mereka kini berkumpul di ruang tengah saat tengah malam. Arvis meminta mereka berkumpul saat Carina telah tidur.

"Memutuskan apa?" Tanya Sera tak mengerti.

"Aku akan memberitahu keberadaan Carina padanya." Jawabnya cepat.

"Kau yakin?" Brian menatap Arvis tak yakin. "Kau sudah siap jika gadis itu nantinya kembali mengingat semuanya lalu pergi meninggalkanmu?"

"Tentu saja aku tak siap." Arvis tertawa sinis, "Tapi aku tak bisa terus menerus mengurungnya di sini kan?"

"Kenapa tiba-tiba?" Sera menatapnya curiga.

"Oracle mulai bergerak, aku tak bisa membiarkannya berada dalam bahaya. Keselamatannya lebih penting dari apa pun, termasuk perasaanku."

Sera tersenyum lalu mulai menggoda Arvis, "Aku baru sadar ternyata kau laki-laki yang sangat baik."

"Cih, diam kau." Balasnya sinis, "Besok aku akan mengirimkan sebuah petunjuk pada Alvis agar ia datang ke kota ini menemui Mom."

"Maksudmu, nyonya Kimberly?" Tanya Ashley lagi.

"Petunjuk seperti apa? Kau yakin itu akan berhasil?" Kata Charlie tak yakin.

Arvis lalu menatap sebuah cincin perak yang melekat di jari manis tangan kanannya. "Aku akan mengirimkan benda ini ke rumah Carina terlebih dahulu menggunakan kekuatanku."

"M-maksudmu ke Indonesia?!" seru Charlie kaget, "Kau gila?! Itu sesuatu yang mustahil kan?!"

"Mustahil katamu? Kau pikir aku ini siapa? Aku mampu melakukannya dengan mudah menggunakan Extension-ku." Arvis menatap Charlie dengan tatapan mengejek, "Lihat ini."

Arvis mulai memusatkan konsentrasinya lalu melemparkan benda itu tinggi-tinggi. Sesaat kemudian ia menjentikkan jarinya sekali dan benda itu langsung menghilang.

"Kita lihat saja beberapa hari ke depan, orang itu pasti akan langsung menuju ke sini. Kami memiliki pola pikir yang sama. Jadi, aku sangat yakin kalau satu-satunya tempat yang terbesit dalam benaknya adalah panti asuhan tempat kami tinggal dulu yang berada di kota ini."

***

"Yo! Akhirnya kau datang juga, aku sudah lelah menunggumu."

"K-kau!" Alvis mengepalkan tangan dan menahan amarahnya.

Bruk!!

Saat ia tak bisa mengendalikan lagi emosinya, ia langsung berteleportasi mendekati orang itu dan langsung menyerangnya hingga punggung laki-laki itu menghantam dinding di belakangnya.

"Hahaha. Kau tak berubah, masih tetap sama. Dasar tempramental." Ucapnya seraya meringis menahan sakit di punggungnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Alvis menekan leher laki-laki itu dengan lengannya kuat-kuat hingga laki-laki itu terkunci dan sulit melepaskan diri.

"Hey, hey! Kalian ini apa-apaan sih!" Seru Kimberly kesal lalu menyuruh anak-anak panti masuk ke kamar mereka masing-masing.

"Alvis! Brian! Kalian membuat anak-anak takut! Hentikan!" Teriaknya lagi nyaring dengan penuh amarah untuk menghentikan aksi kedua orang di hadapannya.

Alvis menahan emosinya lalu menghembuskan napas kasar. Ia lalu menoleh ke arah Kimberly dengan ekspresi campur aduk.

"Aku tahu." Kata Kimberly seakan mengerti apa yang ada di dalam pikiran Alvis. "Ia di pihak kita, tak usah khawatir."

"Bagaimana bisa?!" Tanya Alvis seraya kembali menatap Brian tajam.

"Aku menunggumu kedatanganmu." Brian tersenyum santai menatap Alvis.

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now