BAB 12 - Hint

10.5K 1.7K 69
                                    

"Ini tempat tinggal Carina dulu?" Tanya Jiho seraya memasuki rumah bertingkat dua menyusul Alvis dan Milo.

"Ah! Rio!" Tunjuk Jiho pada sebuah foto anak kecil yang tergantung di dinding saat mereka memasuki ruang tengah.

Alvis melotot kaget dan langsung menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Jiho. Setelah menyadari bahwa Rio yang dimaksud oleh Jiho adalah Rio yang berbeda, Alvis menatap tajam kepada Jiho.

"Kau!" Ucapnya geram. "Jangan mengagetkan begitu! Sialan!"

"Tapi nama anak itu memang Rio! Kenapa kau jadi marah-marah sih?!" Balasnya tak kalah kesal.

Mereka bertiga memang sangat mengetahui masa lalu Carina. Kalau Alvis mengetahuinya dengan mencari tahu semuanya sendiri saat menjadi mentor Carina tiga tahun yang lalu, berbeda dengan Jiho dan Mili yang mengetahuinya dengan melihat masa lalu Carina menggunakan kekuatan mereka.

"Ruangan ini... aku melihatnya." Gumam Jiho lagi ketika menatap sekeliling dan menyadari bahwa tempat yang mereka pijaki saat ini adalah ruang tamu tempat peristiwa tragis itu terjadi. Yaitu, tempat keluarga Carina terbunuh oleh Oracle.

Alvis hanya diam tak menanggapi, ia lebih memilih untuk menuju ke lantai dua, yaitu tempat dimana kamar Carina berada.

"Ini kamarnya?" Tanya Jiho lagi saat ia mengikuti Alvis ke lantai dua.

"Sebenarnya, apa yang Rio cari di rumah ini?" Milo melompat dan naik ke atas kasur yang ada di kamar tersebut.

"Apalagi kalau bukan Carina itu sendiri?" Jawab Alvis seraya menatap rindu pada foto berbingkai yang menampilkan sosok Carina di atas meja belajarnya.

"Apa maksudmu?" Jiho mengernyit heran.

Alvis tak langsung menjawab, melainkan mengambil foto tersebut dari dalam bingkainya lalu menyimpannya hati-hati ke dalam dompetnya. "Ia mencoba untuk mencari jejak keberadaan Carina di rumah ini."

"Dan ia tak menemukan apa pun, sama seperti kita saat ini." Lanjut Milo lagi.

"Tidak, kita telah menemukan sesuatu." Alvis berbalik tersenyum menatap Milo dan Jiho. Ia kemudian berjalan perlahan ke arah jendela kamar Carina dan membukanya lebar-lebar. Alvis terbatuk beberapa kali karena asal membuka jendela yang berdebu tersebut.

"Kau kira kita kemari hanya untuk mengunjungi rumah ini? Bukan itu tujuanku. Tujuanku adalah hewan itu." Alvis melongokkan kepalanya keluar jendela kamar Carina menatap halaman kecil rumah Maria.

"Ah! Anjing itu!" Seru Milo menyadari rencana Alvis. "Anjing itu pasti melihat semuanya!"

"Hey! Tunggu!" Jiho berdecih kesal ketika Milo langsung terjun melompat dari jendela, sementara Alvis langsung menggunakan kekuatannya.

"Sialan! Kenapa aku yang lalu ditinggalkan?! Mentang-mentang mereka bisa berpindah tempat dan terbang sesuka hati mereka!" Katanya mengoceh kesal seraya buru-buru pergi dari kamar Carina menuju rumah wanita bernama Maria tadi.

"Di saat seperti ini kurasa basic Zeno akan sangat berguna." Keluhnya lagi seraya berlari menuruni tangga.

Brakk!

Ia terandung lalu terjatuh saat menuruni tangga, sehingga tubuhnya menggelinding dengan mulusnya ke lantai bawah.

"Akh! Sialan! Kenapa aku sial sekali sih!" Umpatnya kesal seraya mengelus bagian tubuhnya yang sakit. Tiba-tiba saja perhatiannya tertuju pada suatu benda berkilau yang ia lihat berada tak jauh darinya.

"Apa ini? Cincin?" Katanya mengernyit heran seraya memungut benda mungil itu.

Jiho mengamati cincin berwarna perak itu dengan seksama dan menemukan inisial A.A di lingkaran bagian dalamnya.

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now