BAB 15 - Hatimu Masih Mengingatku

11.6K 2.2K 178
                                    

"Sudah selesai?" Tanya Jiho dengan ekspresi lega ketika Alvis dan Arvis kembali. Ia takut kalau rekannya satu itu akan melakukan hal-hal nekat yang membahayakan dirinya.

Alvis mengangguk pelan. Semua orang yang menatap wajah mereka langsung bisa mengetahui kalau mereka baru saja bertengkar. Luka lebam terlihat dengan jelas di setiap sudut wajah mereka.

Alvis telah mengetahui semua yang terjadi pada Carina selama dua tahun belakangan ini. Meskipun begitu ia tak bisa menerima pengakuan saudara kembarnya yang juga ternyata memiliki perasaan yang sama terhadap gadis yang paling ia cintai saat ini, yaitu Carina.

Belum lagi perdebatan panjang yang mereka bahas mengenai ingatan Carina. Alvis memaksa agar saudara kembarnya itu menyetujui niatannya untuk mengembalikan ingatan Carina seperti semula. Sementara Arvis menentangnya karena ia tak ingin gadis itu kembali mengingat trauma masa lalunya. Dan hal yang paling Arvis takuti adalah Carina akan meninggalkan dirinya jika ia kembali mengingat semuanya.

Arvis menghela napas panjang memikirkan semua hal yang mengusiknya, lalu menatap Brian, Charlie, Sera dan Ashley bergantian, "Kita pindah besok. Siapkan semuanya malam ini."

"Pindah? Apa maksudmu?" Ashley sama sekali tak mengerti.

"Pindah kemana? Kau bercanda?" Sera menatap Arvis tak percaya.

Arvis memandang Sera dengan wajah dinginnya, "Apakah wajahku terlihat sedang bercanda?"

"Ck! Menyebalkan sekali! Aku hanya hanya bertanya!" Balas Sera kesal meneriaki Arvis yang berjalan menuju lantai bawah tanah.

"Kalian akan pindah bersama kami ke pulau." Ucap Alvis pada Charlie yang kini menatapnya penuh tanya.

"Lalu, bagaimana dengan nyonya Kimberly? Kalian akan meninggalkannya dan anak-anak itu begitu saja?" Tanya Sera khawatir.

"Kami akan memindahkan mereka juga. Ke tempat lain yang lebih aman dengan pengawasan para Holder berlevel tinggi."

"Pulau? Tapi aku bukan Holder seperti kalian. Aku hanya manusia biasa. Apakah tidak apa-apa?" Wajah Ashley semakin berubah khawatir.

"Tidak apa. Selama kau berada di sisi kami, kami akan selalu menerimamu." Charlie menjawab mewakili yang lainnya.

***

Alvis, Jiho dan Milo akhirnya menginap di rumah kayu mungil itu. Mereka tidur di lantai ruang tengah dengan beralaskan kain tebal dan selimut. Tak ada ruangan lagi untuk mereka, dan mereka tak ingin merepotkan siapa pun hanya untuk tidur satu malam. Alvis sama sekali tak bisa tidur, ia terus menerus melamun menatap langit malam di kursi panjang yang berada tepat di depan rumah kecil itu.

Selama ini, ia sangat ingin menemukan Carina. Lalu sekarang saat ia sudah menemukannya, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan mengingat kondisi Carina saat ini.

Alvis menghela napas panjang seraya bergumam lirih, "Bukankah dua tahun sudah cukup lama untuk menghukumku dan menyesali semua kesalahanku?
Jadi, mengapa sekarang kau kembali menghukumku dengan semua ini?"

"Siapa yang menghukummu?" Tanya sebuah suara yang ingin sekali ia dengar dan sangat ia rindukan.

"Carina?!" Alvis terlonjak kaget dan langsung berdiri dari duduknya.

"Shhhttt!" Gadis itu menempelkan jari telunjuknya di tengah-tengah bibir Alvis, agar laki-laki itu diam dan tak membuat suara gaduh lainnya, "Kecilkan suaramu, nanti yang lain bisa bangun!"

Deg...deg...deg...

Alvis mengangguk-ngangguk dengan kaku lalu kembali duduk, diikuti dengan Carina yang juga ikut duduk di sebelahnya. Wajah Alvis sempat merona ketika jari telunjuk gadis itu menempel di bibirnya yang kini bungkam. Ingin sekali rasanya ia memeluk Carina saat ini juga dan mengungkapkan semua rasa yang telah ia pendam selama dua tahun ini.

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now