BAB 19 - Move On

9.5K 1.1K 35
                                    

Blush! Wajah Jiho memerah sempurna saat menyadari apa yang terjadi padanya.

“A-Ashley!” Sera menatap Ashley panik, kemudian ia buru-buru bangun dari posisinya yang menimpah tubuh Jiho. “Ini tidak seperti yang kau pikirkan!”

Ashley masih menatap ke arah mereka berdua dengan tak percaya, “Memangnya kau tahu apa yang kupikirkan?”

“Kau salah paham! Aku dan Jiho tidak seperti itu! Itu sebuah kecelakaan!” Sera berusaha menjelaskan pada sahabatnya itu.

“Oke, aku mengerti. Sekarang waktunya makan malam.” Ashley mengangguk dengan ekspresi aneh lalu berjalan melintasi ruang tengah menuju dapur asrama.

“Ashley! Kau tidak mengerti! Dengarkan aku! Hey!” Sera langsung mengejar Ashley yang berjalan cepat di depannya, sementara Jiho masih belum bergerak sedikit pun dari posisinya. Otaknya sangat lambat bekerja saat ini. Ia masih tak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Pikirannya kosong seketika.

Perlahan ia menyentuh bibirnya. Ia masih bisa merasakan dengan jelas bibir lembut Sera yang tadi menempel di bibirnya. “Lembut sekali.” Gumamnya masih terkejut dengan wajah memerahnya.

“Apa yang kau lakukan di situ?” Daniel yang saat itu melintas di ruang tengah terheran-heran saat melihat Jiho yang terlentang di sofa sambil melamun serta menyentuh bibirnya.

“Kau tak makan?” tanyanya lagi saat Jiho hanya menatapnya dengan bingung.

Ia bangkit dari posisinya kemudian berjalan ke arah Daniel seraya mengangguk pelan dengan tampang bodohnya, “Aku makan.”

“Apa sesuatu baru saja terjadi?” Daniel memandang curiga pada Jiho.

Jiho sontak langsung menoleh ke arahnya, “Apa maksudmu?”

“Wajahmu sangat merah.”
Jiho memenyentuh wajahnya seraya berdeham, ia tak bisa membalas perkataan Daniel.

“Sesuatu pasti baru saja terjadi.” Ulang Daniel dengan yakin.

“Berisik!” Jiho mendelik kearahnya kemudian berjalan cepat meninggalkan Daniel menuju ruang makan.

***

Seperti yang diperkirakan Jiho, suasana canggung terjadi di ruang makan saat ia dan Sera bertatap muka.

Karena itu ia lebih memilih meja makan satunya bersama Daniel dan yang lainnya. Jiho kembali menghela napas pasrah ketika menyadari bahwa Alvis dan Arvis ternyata berada di meja makan yang sama sepertinya.

Si kembar itu saling melempar tatapan kebencian satu sama lain, sedangkan Carina berada di antara kedua orang itu.

“Jangan hiraukan mereka, atau kau bisa terseret juga.” Tegur Elena yang berada di sebelah kanannya seakan mengerti apa yang dipikirkan Jiho.

“Siapa yang bertugas memasak hari ini?” Daniel menatap menu makanan yang berada di hadapannya dengan wajah berbinar-binar.

“Aku!” seru Ashley dari meja makan satunya lagi seraya mengangkat satu tangannya. Ia duduk berdampingan dengan Sera, Charlie dan Brian.

Daniel tersenyum lebar dan mengangkat ibu jarinya ke arah Ashley dengan mengangguk-angguk mantap. Ia sangat menyukai makanan yang dibuat Ashley.

Jiho yang mendengarnya hanya menggeleng-geleng pelan memaklumi tingkah Daniel yang memang langsung berubah jika melihat makanan.

Dengan tenang Jiho mulai mencicipi kuah sup di hadapannya dan mulai makan seperti yang lainnya. Sampai sesaat kemudian Carina mulai terbatuk-batuk dan wajahnya memucat.

Arvis dengan sigap langsung memberinya minum sementara Alvis menatapnya dengan cemas.

Awalnya mereka kira Carina hanya batuk karena tersedak, dan akan berhenti ketika ia minum. Tapi ternyata ia tak berhenti terbatuk-batuk sehingga Jiho dan Alvis saling berpandangan seakan mengerti maksud satu sama lain, kemudian berinisiatif kembali mencicipi satu persatu hidangan di hadapan mereka dengan cepat.

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now