Bab 33 - Busan

3.7K 630 9
                                    

"Ini di mana?" tanya Carina ketika ia sadar di sebuah ruangan asing, dengan Alvis yang menemaninya. Bukannya menjawab, Alvis malah tersenyum lega saat melihat Carina sadar.

Carina kembali teringat kejadian sebelum dirinya tak sadarkan diri. "Kau... telah menghentikanku."

Alvis menatapnya khawatir, "Maaf Carina, aku terpaksa melakukannya."

"Terima kasih, karena telah menghentikanku. Aku terbawa emosi." Ucap Carina seraya mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Alvis terkejut saat mendengarnya, ia kira gadis itu akan marah dan memakinya tapi ternyata tidak. Ia menatap Carina yang tengah melamun, ia yakin didalam pikiran gadis itu kini tengah berkecamuk segala hal yang tengah menganggu pikirannya.

"Kau memikirkan apa?" tanya Alvis lembut seraya mengusap puncak kepalanya.

Carina menoleh ke arahnya, ia menggeser tubuhnya mendekati Alvis dengan sekali gerakan. Kemudian tanpa rasa sungkan sedikitpun ia memeluk pinggang Alvis, yang tentu saja langsung dibalas olehnya.

"Aku hanya berpikir... apakah semua yang kualami ini nyata? Semuanya terasa seperti mimpi untukku. Apa yang harus kulakukan?"

Lagi-lagi Alvis terkejut dengan penuturan Carina barusan. "Tenanglah Carina, aku akan selalu berada di sampingmu apa pun yang terjadi. Kita akan menghadapinya bersama."

"Dimana yang lainnya?"

"Mereka sedang berkumpul di kamar Jiho untuk membicarkan langkah selanjutnya."

"Kamar Jiho?" tanya Carina tak mengerti.

"Kita berada di Seoul, Korea, lebih tepatnya di kamar Jiho."

Carina menggeleng tak percaya, "Mustahil. Kau atau pun Arvis tak akan sanggup membawa kami dengan jarak sejauh itu."

"Bukan kami. Tapi Milo dan yang lainnya..."

"Lainnya? Maksudmu Hugo, Shiro, dan Bashee?"

Alvis mengangguk pelan, "Milo bilang ini hanya kebetulan. Ia tak bermaksud membawa kita ke Korea."

"Ayo bergabung dengan mereka." Ajak Carina turun dari kasur.

"Jangan sekarang, kau harus istirahat dulu. Lagi pula sekarang masih tengah malam. Kita akan membicarakannya besok."

"Tidak, kita tak bisa berlama-lama Alvis. Kau lihat sendiri kan mereka menemukan kita dan langsung menyerang begitu saja di tempat umum? Aku tak akan membiar hal itu terjadi lagi, aku bahkan tak ingin jika keluarga Jiho nantinya akan terlibat dalam masalah ini."

"Carina tunggu!" Alvis menahan lengan gadis itu yang hampir saja membuka pintu. "Baiklah, aku akan mengantarmu ke sana. Tapi, tidak lewat pintu."

Setelah Alvis bilang begitu, ia langsung membuat portal dengan kekuatannya menuju kamar Jiho. Semua mata kini menatap kedatangan mereka.

"Carina?" Jiho memandangnya kaget, "Apa yang kau lakukan disini? Seharusnya kau istirahat."

"Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?" Arvis menatapnya cemas.

"Maaf telah membuat kalian semua khawatir." Ucap Carina pelan, lalu ia melirik ke arah Milo."Mi-milo, maafkan aku."

"Bodoh, untuk apa minta maaf. Kau tidak salah." Jawabnya acuh.

"Bukankah seharusnya kau minta maaf padaku?" sahut Shiro yang kini melayang tepat di samping Alvis.

"Ah! Shiro, maafkan aku!" Carina berlari dan memeluknya, "Maaf sudah membentakmu sebelumnya."

Grep!

"Jangan lama-lama." Protes Alvis menarik lengan Carina.

"Alvis, kau cemburu? Menggelikan sekali! Hahahaha..." ejek Luke seraya tertawa renyah. "Hey, yang benar saja, kau cemburu pada roh? Dan lagi, itu roh milikmu sendiri."

HOLDER : Elsewhere (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt