Bab 39 - Kakak

3.3K 649 83
                                    

"Ini adalah dua puluh detik yang sangat krusial. Kita harus berhasil melakukannya untuk mengetahui semua jawabannya."Arvis mulai menyentuh bahu Jiho untuk melakukan teleport.

"Lalu, mengapa kau memegang bahuku?" Jiho menatapnya dengan pandangan aneh, "Kau tertarik padaku?" pertanyaan konyol di tengah-tengah situasi genting kini muncul.

"Jangan berpikiran aneh. Dasar sinting!" Arvis mendelik ke arahnya.

"Kita tak pakai portal?" tanya Jiho masih tak mengerti.

"Berisik! Jarak sedekat ini untuk apa pakai portal?!" Arvis berusaha menahan emosinya menghadapi Jiho, "Dalam hitungan ke tiga aku akan membawamu padanya, dan saat itu juga Eva akan menggunakan kekuatannya."

"Baiklah, kuhitung ya!" Eva bersiap-siap menggunakan basicnya. "Satu... tiga!"

Arvis hampir saja mengumpat ketika Eva menghitung sesuka hatinya, untunglah ia cepat bereaksi dan melakukan tugasnya. Dalam sepersekian detik mereka sampai di belakang Mephisto, dan Jiho langsung menyentuh sedikit bagian punggungnya. Jiho tak ingin menyia-nyiakan dua puluh detik yang telah diberikan Eva dan Arvis, ia langsung menggunakan kekuatannya saat itu juga. Selama dua puluh detik itu pula ia mengetahui semua kebenaran melalui ingatan Mephisto.

"Wha... ha... ha..." Jiho kembali mengatur napasnya ketika Arvis telah membawanya kembali menjauh dari Mephisto saat dua puluh detik itu habis.

"Bagaimana?" tanya Carina menatap Jiho penuh harap.

Jiho menatap Carina dengan cemas, "Di-dia memakai tubuh ayahmu."

Carina melotot kaget, "A-apa maksudmu? Ayahku telah meninggal dan dimakamkan lima tahun yang lalu!"

"Grisham mencuri jasadnya pada malam hari sesaat setelah ayahmu dikubur."

Tes.

Carina tak bisa lagi membendung air matanya, saat itu juga ia langsung terisak hebat mengetahui fakta tersebut. "Kejam sekali, dasar brengsek! Sampai kapan pun aku tak akan memaafkannya!"

"Kita harus segera menyegelnya." Arvis menatap Carina sedih. Hatinya ikut sakit ketika melihat gadis yang ia cintai menangis.

"Ayo." Alvis membantu Carina untuk kembali berdiri, "Kau harus bisa mengatasinya Carina, kau tidak ingin tubuh ayahmu terus digunakan oleh Mephisto kan? Kita harus menghentikannya!" ucap Alvis menyemangatinya, ia tak tahan melihat Carina yang berputus asa.

Carina kembali menghapus air matanya untuk yang ke sekian kalinya, "Nirmala, Milo, Hugo, Leeva. Bantu kami untuk menahan serangan Mephisto, sementara itu kami akan menyegelnya."

Benar, yang harus mereka lakukan adalah menyegel kembali Mephisto agar ia keluar dari tubuh milik ayah Carina. Mereka tak akan mungkin bisa melawan kekuatan Mephisto tanpa bantuan para roh suci.

Nirmala mulai menggunakan kekuatan telepatinya pada semua pemilik batu Zodiak, berusaha mengarahkan mereka untuk menyegel Mephisto dengan kekuatan ke sebelas kunci serta bantuan dari kekuatan sihir Druid yang dimiliki Nirmala. Perlu kekuatan sihir yang besar untuk melakukan penyegelan tersebut. Tak hanya itu, Nirmala juga meminta kami untuk mengikuti apa yang dikatakannya.

Para roh, selain Nirmala melingkari Mephisto, mengurungnya dalam sebuah ruangan yang terbentuk dari perisai yang mereka buat. Sementara itu Carina dan yang lainnya ikut mengelilingi Mephisto di sisi bagian luar, mereka perlu melakukan hal itu untuk menyegelnya. Berbagai mantra sulit diucapkan Nirmala, dan untunglah mereka masih bisa mengikuti kalimat-kalimat yang diucapkan olehnya.

Saat mereka baru saja memulai ritual itu, Mephisto kembali menggunakan tongkat sihirnya, berusaha untuk menghancurkan perisai yang mengurungnya.

"Gawat! kami tak bisa menahannya!" teriak Milo panik, "Nirmala, hentikan ritualnya! Ini tak akan berhasil!"

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now