Bab 36 - Hilang Kendali

3K 602 20
                                    

Carina bertarung menggunakan inner weaponnya yang berbentuk seperti pistol semi otomatis untuk melukai musuh tepat dibagian vitalnya. Seraya bertarung ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, serta berusaha fokus untuk mencari pikiran seseorang di kepalanya.

Bugh!

Carina tertendang di bagian perut yang langsung membuatnya naik pitam. Ia kemudian menggunakan extensionnya pada laki-laki yang menyerangnya tersebut sehingga pikiran laki-laki itu dimanipulasi olehnya. Setelahnya ia mengendalikan gerak tubuh orang itu sebagai perisainya dari serangan-serangan lainnya.

"Ku-kumohon hentikan! Tolong jangan bunuh aku!" pinta laki-laki itu dengan wajah putus asa.

Carina berdecih, tapi akhirnya ia melepaskannya juga dan langsung bertarung kembali melawan beberapa orang lain yang menyerangnya.

Srat!

"Akh!" ringis Carina saat seseorang berhasil melukainya. Lengan kirinya tersayat agak lebar dan mengeluarkan darah. Dengan cepat ia langsung merobek pinggiran lengan bajunya untuk mengikat luka tersebut agar darah berhenti mengalir.

Carina lalu menatap tajam pada laki-laki yang melukainya. Rupanya ia adalah laki-laki yang ia lepaskan tadi, "Keparat! Seharusnya kau pergi saat aku memberimu kesempata untuk pergi tadi."

Dengan emosi yang membuncah ia kembali menggunakan extensionnya yaitu mengendalikan pikiran laki-laki itu agar membunuh dirinya sendiri dengan menusukkan pisau pendek yang kini ia pegang tepat ke lehernya.

"To-tolong! Kumohon! Jangan bunuh aku! Kali ini aku benar-benar akan per—"

Jleb!

Pisau itu menancap di lehernya tanpa ragu-ragu dan memuncratkan darah yang tak sedikit. Wajah Carina pun terkena percikan darah tersebut.

"Carina!" seru Alvis menatapnya cemas.

"Aku baik-baik saja." Ucapnya tersenyum lebar, entah mengapa ia merasa sangat senang saat melihat laki-laki itu mati di hadapannya. Dadanya berdebar-debar, bibirnya tak bisa berhenti tersenyum.

Deg!

Ia melihat seseorang yang sedari tadi ia cari-cari. Dengan seluruh kekuatannya ia menyembunyikan keberadaannya dan juga innernya seperti yang di ajarkan oleh Milo, lalu kemudian berjalan mendekatinya.

"Rio!" tangan Carina mengepal erat saat melihat laki-laki itu.

Buk!

Rio menendang tubuh seseorng hingga terpental ke arah Carina yang tentu saja langsung di hindari olehnya.

"Jadi, kau merasakan keberadaanku." Ujar Carina tersenyum dengan perasaannya yang menggebu-gebu. Ia senang sekali.

Rio kini juga tersenyum miring dan berjalan ke arahnya, "Aku sudah menunggumu begitu lama Carina."

Tak!

Carina menjentikkan jarinya, dan seketika Rio berhenti berjalan. Ia merasa tubuhnya sangat kaku, dan tak bisa digerakkan. Saat itulah ia melihat Carina tertawaterbahak-bahak di hadapannya.

Krak!

Suara tulang patah yang memekakkan telinga terdengar dan langsung membuat Rio menjerit kesakitan. Ia melirik ke arah ibu jari tangan kanannya yang saat ini telah patah akibat ulah Carina yang mengendalikan pikirannya agar Rio mematahkan sendiri ibu jarinya.

"Hahaha! Mana senyummu tadi?" Carina kemudian berjongkok sabil menatap Rio dengan santai bagaikan menonton sesuatu yang menarik. Tak lupa ia juga membuat perisai di sekitar tubuhnya agar tak terkena serangan orang yang mengincar dirinya.

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now