Bab 40 - Heartache

3.7K 612 14
                                    

Alvis menggendong tubuh Arvis yang sudah tak bernyawa ke dalam hutan kabut. Sementara Carina berjalan terseok-seok di samping Alvis dengan wajah pucat dan penuh kesedihan, diikuti dengan Joshua dan yang lainnya di belakang. Milo membantu membawa jasad ayah Carina yang sebelumnya dipakai sebagai wadah Mephisto untuk bangkit.

Peperangan telah usai, sisa anggota Oracle yang masih hidup kini ditangkap oleh Holder yang dipimpin oleh ketiga Master.

Sera tak bisa berkata-kata setelah melihat apa yang terjadi pada Arvis, saat Carina yang lainnya sampai di hutan Sera tak bisa membendung lagi tangisnya dan langsung memeluk Carina erat.

"Carina..." Sera menangis kuat-kuat di pelukannya.

"Ashley mana?" tanya Carina bingung ketika tak melihat gadis itu.

Sera masih menangis menutupi wajahnya dan menggeleng sedih. Ia membaca pikiran Sera dan kembali terkejut mengetahui apa yang terjadi. Carina berjalan gontai ke arah suara tangis dan teriakan orang-orang yang berkumpul pada bagian hutan yang dipakai untuk menaruh jasad-jasad mereka yang sudah gugur, disana tubuh Ashley terbaring dengan darah yang masih belum mengering di pelipisnya. Brian juga tengah duduk meratapi wajah Ashley yang mulai membiru.

Tes.

Air mata Carina kembali mengalir saat melihat wajah Ashley yang terlihat seperti tidur, ia mendekati tubuh Ashley dan mengusap kepalanya dengan sayang, "B-bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Carina dengan suara bergetar.

"Ini salahku." Ujar Brian dengan suara parau. "Ia berusaha melindungiku yang terluka dari Oracle yang berhasil masuk ke hutan, padahal ia hanya manusia biasa."

"Ini juga salahku karena tak berada di sisi kalian." Ujar Charlie menunduk dalam-dalam, "Jika saja aku tak berada terlalu jauh dari tempat kalian, mungkin aku bisa membantu."

"Maafkan aku Carina, aku lengah dan tak bisa melindungi Ashley." Sera semakin terisak sesenggukan menyesali perbuatannya yang tak mampu menolong sahabatnya.

Carina terdiam, hatinya seperti teriris ribuan pisau mendengar kabar duka itu. Dalam satu hari, ia harus kehilangan kedua sahabatnya tepat di depan matanya. Ia bahkan tak sanggup untuk berkata-kata.

Srak!

"Jiho!" teriak Ram ketika Jiho kembali dengan luka di mata kanannya. "Kau baik-baik saja?"

"Sera!" seru Jiho mencari-cari gadis yang dikhawatirkannya. "Sera! Kau dimana?!"

"Ada apa?" tanya Sera panik dalam tangisnya. "Aku di sini!" jawabnya seraya menghampiri asal suara Jiho.

Grep!

Jiho langsung menarik Sera ke dalam pelukannya ketika ia berhasil menemukan gadis itu. "Kau baik-baik saja?" tanya Jiho ketakutan seraya mengabaikan luka di matanya.

Sera menggeleng terisak, "Ashley..." Sera tak sanggup meneruskan kata-katanya dan kembali menangis di pelukan Jiho.

"Bagaimana dengan Rio?" tanya Ram penasaran saat Jiho kembali dengan luka yang fatal di mata kanannya.

"Aku berhasil melukainya, tapi kemudian Elena membunuhnya saat Rio berusaha membunuhku menggunakan rohnya."

"Elena?" tanya Ram bingung. Ia tak mengenal nama itu.

"Ia adalah teman kami di asrama Gemini." Jelas Jiho ketika melihat ekspresi wajah Ram.

***

Kabar duka yang menimpa Arvis kini sudah tersebar ke telinga para Holder. Arvis, Master baru yang belum genap sebulan menyandang gelar tersebut kini harus meregang nyawa. Alvis memutuskan akan mengubur jasad kakak kembarnya di pulau itu bersama para Holder lainnya yang gugur.

HOLDER : Elsewhere (END)Where stories live. Discover now