Bab 29 - Libra

3.6K 666 15
                                    

"He-hei, ini kan..."

"Catedral?" Carina memotong ucapan Jiho.

"Ayo masuk." Alvis berjalan ke arah pintu masuk mendahului yang lainnya.

Saat mereka masuk, semua orang menatap ke arah mereka dengan berbagai ekspresi dan reaksi. Tak sedikit dari mereka tersenyum dan menunduk sedikit memberi hormat pada Alvis dan Arvis. Dan ada juga yang langsung berseru kaget melihat formasi mereka. Carina bisa mendengar dengan jelas semua isi pikiran mereka.

"Mereka hebat sekali. Kombinasi macam apa itu?"

"Bukankah itu Carina?! Hebat! Ia dikelilingi banyak laki-laki hebat!"

"Dua Master muda, Holder spesial serta roh miliknya yang menjelma menjadi kucing, lalu, Holder tertampan di pulau ini! Astaga! Aku tak menyangka bisa melihat semuanya dalam satu waktu!"

Carina mengerti yang dimaksud mereka dengan Holder spesial adalah dirinya. Tapi, ia penasaran yang dimaksud dengan Holder tertampan itu siapa?

"Ada apa Carina?" Arvis bertanya heran padanya ketika gadis itu tiba-tiba berhenti berjalan.

"Hey, siapa diantara kalian yang disebut sebagai Holder tertampan di pulau ini?" Carina menatap satu-persatu dari mereka mulai dari Alvis, Arvis, dan... "Jiho? Itu sebutanmu?"

Jiho mengangguk santai, "Benar. Kenapa? Aku memang tampan kan?"

Carina hampir saja mengumpat kesal padanya jika saja ia ingat kalau dirinya sedang berada di hadapan orang banyak. Ah, tapi setelah ia pikir-pikir lagi... Jiho memang tampan. Bodohnya Carina kenapa ia baru menyadarinya sekarang? Seingatnya Jiho yang ia temui pertama kali dulu adalah Jiho yang polos dan konyol, sangat berbeda dengan Jiho yang sekarang.

"Kau ternyata banyak berubah ya." Komentar Carina setelah ia berjalan di samping Jiho dan menyadari kalau tingginya saat ini hanya sebatas pundak Jiho. Padahal dua tahun yang lalu Jiho tak jauh lebih tinggi dari dirinya.

"Tentu saja!Kenapa? Apakah sekarang kau baru menyadari kalau aku jauh lebih tampan dan tinggi dari dua tahun yang lalu?"

"Yep." Carina mengangguk dengan polosnya yang langsung membuat wajah Jiho memerah dan salah tingkah.

"Ehem!" dehaman suara Arvis serta tatapa tajam Alvis membuat Jiho langsung merinding seketika. Perlahan ia sedikit menjauh dan menjaga jaraknya dengan Carina.

Carina kembali membuka gulungan peta di tangannya, "Lokasinya tepat di sini. Kalau begitu kita harus mencarinya satu persatu."

"Kurasa sebaiknya kita berpencar." Ujar Milo masih memperhatikan sekelilingnya.

Dengan alaminya, mereka berlima berpencar dan berjalan menuju arah yang berbeda-beda untuk mencari Libra. Menurut perkiraan Alvis kemungkinan batu permata Opal itu masih melayang-layang di atas kepala Libra, sebab ia yakin kalau Libra tak mengerti cara agar batu itu bisa menghilang dan berubah menjadi bagian dari kekuatan pemiliknya. Karena itu mereka fokus mencari seseorang dengan benda bercahaya di atas kepalanya.

Setelah hampir setengah jam mereka mencari, mereka tak menemukan apa pun di sana. Padahal tak satu orang pun luput dari perhatian mereka.

"Aku tak menemukan apa pun." Arvis masih tetap mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Aku juga." Carina kemudian menatap ke arah Jiho "Bagaimana denganmu?"

Ia tahu kalau Milo juga pasti tak menemukan apa-apa, sebab kalau kucing itu menemukan sesuatu ia sudah pasti akan langsung memberitahu dirinya.

"Tidak ada apa pun." Ujar Jiho lesu.

"Aneh." Nada suara Milo membuat semua menoleh padanya. "Apa mungkin ia tahu sesuatu tentang Magic Stones?"

HOLDER : Elsewhere (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu