Tiga

33.1K 4K 183
                                    

Kamu gugup sekarang. Bagaimana bisa tenang saat di luar ruangan divismu, ada seseorang yang menunggu.

"Yehh, kamu kenapa masih duduk di sini? Itu Jongin udah nungguin di luar."

Kamu tersentak, sedetik kemudian mendelik kearah Baekhyun.

"Jangan ngagetin dong, ah!"

Seruanmu membuat semua teman divisimu melirik ke arahmu.

"Kenapa sih?" tanya Jaehwan penasaran.

"Itu (Y/n) ditungguin sama Jongin diluar."

Jawaban Baekhyun mengundang keributan. Kamu menutup wajahmu ketika mereka semua mulai membicarakan hal yang tidak-tidak.

"Si (Y/n) diem-diem menghanyutkan, euy!" seru Minki semangat

Jaehwan mengangguk, "gas pol!"

"Ini mah gak nanggung. Bos langsung bukan karyawan lagi. Mantep emang si (Y/n)!" Yuta ikut menimpali.

Kamu akhirnya menghela napas dan menurunkan kedua tanganmu dari wajah.

"Aduuhh, aku gak ada hubungan apa-apa sama Pak Jongin selain Bos-karyawan. Mas Baekhyun sih nih ah."

Sejeong dan Seulgi yang melihatmu menggerutu akhirnya menghampirimu dan menepuk bahumu beberapa kali.

"Sana samperin, Pak Jongin pasti udah nunggu lama," ujar Sejeong lembut.

Kamu menoleh kearah Sejeong, memberikannya tatapan aku-mau-pulang-sama-kamu-aja.

Sejeong menggeleng seraya tertawa, "aku sama Daniel."

"Yuk, gue temenin keluar," ajak Seulgi.

Setelah menimbang hal-hal yang akan terjadi, kamu memutuskan untuk pulang bersama Jongin.

Lagipula dia yang menawarkan bukan?

Kamu beranjak dari kursimu tanpa suara. Teman-temanmu yang mayoritas laki-laki itu masih asyik berbincang dengan Baekhyun.

Membicarakanmu dan Jongin tentu saja.

Tepat saat kamu membuka pintu, sosok yang sebenarnya ingin kamu hindari berada di hadapanmu. Bersandar pada dinding dan fokus dengan ponselnya.

"Pak?" kamu memanggilnya ragu.

Jongin sontak mengalihkan atensinya dari ponsel, "udah? Langsung pulang sekarang?"

Kamu mengangguk, sedetik kemudian melirik Seulgi yang berdiri di samping kirimu.

"Aku duluan ya?"

Seulgi mengangguk, "hati-hati. Kabarin kalo udah sampe apartemen, oke? Makasih ya Pak Jongin."

Jongin mengangguk, "duluan, Seulgi."

Kamu dan Jongin berjalan beriringan setelah kamu melambaikan tangan pada Seulgi.

🍁

"Kamu tunggu sini aja, saya ambil mobil dulu," titah Jongin yang kamu angguki.

Kamu hanya memainkan tali tas kerjamu sambil sesekali bersenandung. Menghilangkan rasa gugup yang membuncah.

Sebuah mobil sport hitam berhenti di hadapanmu. Jongin keluar lalu berlari mengitari mobilnya.

Detik selanjutnya kinerja jantungmu benar-benar tidak dapat dikontrol.

Jongin membukakan pintu untukmu. Perlu dijelaskan ulang?

"Aduh Pak, saya bisa buka pintunya sendiri, kok," kamu meringis.

Jongin tersenyum lembut, "gak apa-apa. Saya gak pernah kayak gini sama cewek lagian, kecuali Mama sih. Sekali-kali boleh aja kan?"

Setelah mendengar penuturannya yang terdengar begitu jujur, kamu jadi sedikit tersentuh.

Kamu masuk lebih dulu saat Jongin kembali berjalan memutar untuk masuk ke mobil.

"Oke. Pake seatbelt nya. Tunjukin jalannya," titahnya setelah duduk di balik kemudi.

"Iya, Pak."

Dan setelah itu, hening. Hanya kamu yang beberapa kali menunjukkan arah jalan menuju apartemenmu. Tidak ada percakapan yang berarti.

Sesampainya di depan gedung apartemen, kamu segera melepas seatbelt.

"Pak, makasih ya udah anterin saya sampe apartemen. Maaf ngerepotin."

Jongin tersenyum, "ngerepotin apanya sih? Saya kok yang mau nganterin kamu, jangan sungkan gitu."

Kamu tertawa canggung, "hehe, yaa kan saya gak enak aja. Masa Bos nganterin karyawan biasa kayak saya?"

"Gak ada yang salah kan? Saya cuma mau mastiin kamu sampe di tujuan dengan selamat. Biar saya gak khawatir."

Eh?

Apa tadi katanya?

"Saya gak mau karyawan saya kenapa-kenapa. Nanti disangkanya saya Bos yang tidak bertanggung jawab," lanjut Jongin seraya mengusap tengkuknya dan terkekeh canggung.

"Oh, hehe. Sekali lagi makasih ya Pak," ujarmu tulus. "Kalo gitu saya duluan."

"(Y/n)," suara Jongin menghentikan pergerakanmu yang hendak membuka pintu.

"Tunggu sebentar."

Dia keluar dan berjalan mengitari mobil, membukakan pintu untukmu.

"Pak saya beneran jadi gak enak nih. Saya bukan princess, Pak," ujarmu sembari tertawa.

"Soon."

"Eh? Apa Pak?"

Jongin menggeleng dan tersenyum, "nggak. Udah sana masuk. Oh iya, tadi Bang Baekhyun belum ngasih kontak kamu. Saya boleh minta?"

Dia merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Jongin mengotak-atik ponselnya sebelum memberikannya padamu.

Kamu mengetik nomormu di sana lalu dengan cepat mengembalikan ponsel itu pada Jongin.

Ponselmu bergetar halus di dalam tas, kamu mengambilnya dan melihat sebuah panggilan masuk dari nomor tidak dikenal.

"Itu nomor saya. Save ya?"

Kamu mengangguk, "iya, Pak."

"Kalo gitu saya pulang dulu. Kamu langsung masuk gih sana."

Kamu tersenyum, "makasih ya Pak sekali lagi."

Jongin mengangguk dan langsung berpamitan. Sebelum dia sempat masuk ke mobilnya, kamu memanggilnya sekali lagi.


"Pak?"

Jongin menoleh, "ya?"

"Hati-hati."

Dan ucapanmu sukses melukis semburat merah jambu di wajah Jongin.

🍁

Husband Series - Maret 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim JonginWhere stories live. Discover now