Lima

28.6K 3.6K 120
                                    

Setelah kejadian di rumah makan tadi, kamu menjadi sedikit canggung di depan Jongin. Beberapa kali kamu tersedak, bahkan menjatuhkan sendokmu hingga Jongin harus meminta sendok baru.

Semua itu karena kamu yang gugup saat diajak bicara oleh Jongin.

Sampai di perjalanan kembali ke kantor pun, kamu hanya diam sembari memaikan jari-jemarimu.

Jongin sesekali melirik ke arahmu. Dia berusaha konsentrasi pada jalan di depannya, namun sikapmu sedikit mengganggu pikirannya.

"Kamu kenapa?" tanya Jongin pada akhirnya.

Kamu tersentak pelan lalu menoleh kearah Jongin.

"Nggak, gak apa-apa, hehe."

Jongin menghela napas, "jangan dijadiin beban ya kata-kata saya tadi, maaf kalo kamu jadi gak nyaman," ujarnya pelan.

Kamu tercengang dan buru-buru meluruskan, "nggak kok! Saya—eh aku, aduh, saya beneran gak apa-apa!"

Reaksi Jongin benar-benar tidak terduga. Sekarang lelaki itu justru tertawa, entah apa yang lucu.

"Kamu yang konsisten dong, jadinya maunya saya-kamu atau aku-kamu?"

Dan ucapan Jongin barusan entah mengapa membuat kinerja jantungmu bekerja 2 kali lipat.

"Lebih nyaman aku-kamu sih, tapi kan—" kamu mengalihkan tatapanmu pada jendela di samping kirimu.

Jongin tersenyum, "kenapa, hm?"

Astaga, setiap Jongin berdeham, jantungmu seakan ingin melompat keluar. Detaknya semakin cepat.

"Kita...gimana? Maksudnya kita—"

"Kamu bolehin saya kenal kamu lebih jauh gak? Kalo boleh, kita lanjut tapi kalo nggak, yaudah saya mundur," Jongin memotong ucapanmu.

Kamu seketika menatap Jongin tidak percaya. Jadi Jongin benar-benar...

"Gimana? Boleh?"

Otakmu menolak, tapi hatimu menyetujuinya. Akhirnya, dengan satu kata yang keluar dari bibirmu, kamu berhasil menciptakan satu lengkungan manis di wajah Jongin.

"Iya."

Jongin menoleh, "kalo gitu, mulai sekarang boleh pake aku-kamu? Katanya kamu lebih nyaman gitu kan?"

Kamu mengangguk, "hm, habisnya kalo saya-kamu, rasanya jadi berjarak."

Jongin tertawa mendenger penuturanmu, "oh jadi kamu maunya kita deket terus?"

"Ih bukan gitu! Maksud aku, susah jelasinnya. Pokoknya bukan kayak gitu."

"Iya aku ngerti kok," lagi, Jongin kembali memotong ucapanmu.

Kamu tersenyum senang sebelum kembali memperhatikan jalan dari jendela di sampingmu.

🍁

"Aku gak bisa anter sampe ke ruangan, maaf."

Kamu tersenyum, "gak apa-apa, makasih ya."

Jongin tersenyum dan mengangguk sebelum pergi menuju ruangannya.

Sesampainya kamu di ruangan, semua tatapan mata tertuju padamu.

Kamu mengernyit bingung, "kalian kenapa sih?"

Jaehwan yang pertama kali membuka suaranya, "kamu tadi makan siang sama Pak Jongin, terjadi sesuatu gak?"

"Sesuatu apa?" tanyamu lagi.

"Yaa, semacam, aksi tembak-menembak gitu?" kini giliran Yuta yang bertanya.

Minki berdecak, "ya mati dong kalo ada adegan tembak-menembak."

"Yuta kadang pertanyaannya suka useless," Seulgi menambahkan.

Kamu terkekeh dan mengangguk, "ohh aku ngerti nih arah pembicaraannya. Gak ada yang menarik kok."

Kamu memutuskan untuk berjalan ke kursimu. Melanjutkan pekerjaan.

Seulgi menarik Sejeong mendekat ke mejamu. Mereka duduk di samping kiri dan kananmu.

"Beneran gak ada kejadian apapun?" tanya Seulgi pelan.

"Muka kamu keliatan berseri gitu, lho. Pasti ada sesuatu ya?" Sejeong ikut bertanya.

Kamu mengangkat bahu, "aku gak tau sih persisnya gimana. Tapi Jongin bilang mau lebih deket sama aku, mau kenal aku lebih jauh. Jadi aku iyain. Salah gak?"

"Ya nggak sih tapi, tunggu—hAH GIMANA?!"

Teriakan Seulgi memancing keingin tahuan teman-temanmu yang lain. Melihat hal itu, Sejeong pun angkat bicara.

"Jangan kepo! Urusan wanita, kalo kalian kepo berarti kalian wanita!"

Akhirnya dengan berat hati, para lelaki itu mengurungkan niatnya untuk mendekat.

"Kamu manggil Pak Jongin cuma nama aja?" tanya Sejeong lagi.

Kamu mengangguk, "dia yang minta."

Seulgi hanya menggumamkan kata 'wah' tanpa suara.

"Mungkin dia serius sama kamu," Sejeong mulai berpendapat selagi Seulgi masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Wajahmu memerah. Jantungmu berdegup dengan cepat.

"Semoga aja," bisikmu untuk dirimu sendiri.

🍁

Husband Series - Maret 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim JonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang