Dua Puluh Delapan

21.8K 2.4K 46
                                    

Usia kandunganmu sudah memasuki bulan ke enam. Hanya tinggal menunggu 3 bulan lagi untuk melihat calon jagoanmu lahir ke dunia.

Oh, kamu sudah memutuskan untuk resign. Bukan atas paksaan dari Jongin maupun pihak keluargamu, ini murni keputusanmu sendiri.

Kamu sudah bertekad menghabiskan waktumu untuk mengurus anak. Lagipula, kamu sudah puas bekerja. Jika masih bekerja juga siapa yang akan mengurus anak?

Tapi akhir-akhir ini, Jongin jadi sering pulang malam. Pekerjaan menumpuk katanya. Dan memang benar, sekertarisnya juga Baekhyun bilang sedang ada masalah dikantor yang mengharuskan Jongin berada lebih lama disana.

Seperti hari ini, Jongin baru sampai dirumah pukul 10 malam.

"Kamu mau aku siapin air anget gak?"

Jongin menggeleng dan tersenyum tipis, "gak usah. Istirahat aja okey? Aku bisa sendiri."

Terkadang kamu merasa tidak berguna. Jongin tidak membagi keluh kesahnya padamu. Dia selalu terlihat memikul beban berat seorang diri, baru akan tidur jika sudah lewat tengah malam, bahkan dia sudah mulai meminum segelas kecil kopi.

Kamu melihat Jongin yang sedang memijat pelipisnya saat laptop berada dipangkuannya.

Kamu mendekat dan duduk disampingnya, mengusap bahunya lembut.

"Istirahat yuk? Kantung mata kamu keliatan jelas banget."

Jongin hanya melirikmu sekilas lalu menghela napas panjang.

"Kamu duluan aja ya? Aku masih harus ngurus kerjaan dulu. Sebentar lagi aku nyusul."

Kamu merentangkan tanganmu, sementara Jongin menatapmu bingung.

"Peluk dulu? Biar aku gak khawatir sama kamu.."

Jongin tersenyum tipis, kemudian menghambur dalam pelukanmu. Dia menyembunyikan wajahnya diceruk lehermu.

"Aku capek banget. Maaf jarang punya waktu buat kamu ya.."

Kamu menepuk punggungnya lembut, "gak apa-apa. Selesain masalah kantor kamu dulu aja. Tapi, jangan sampe lupa makan, oke?"

Tidak ada jawaban dari Jongin, hanya terdengar dengkuran halus dan ritme hembusan napas yang teratur. Kamu tersenyum dan membiarkan Jongin tertidur lebih pulas dalam pelukanmu.

🍁

"Halo Mas Baek? Jongin masih dikantor?"

"Masih, (Y/n). Aku juga masih dikantor nemenin dia sama si Jongdae nih."

"Udah jam sebelas malem lho. Kalian gak pulang aja? Besok aja lanjut lagi, udah makan semua?"

"Ini gak bisa ditunda lagi. Udah kok, kalo gitu kita lanjut dulu ya. Dah."

"Mas Baek? Halo?"

Kamu menatap kecewa layar ponselmu. Perasaan khawatir menyeruak dalam hatimu.

Mas Baekhyun

Kata Jongin jangan nunggu dia pulang. Tidur duluan aja.

Astaga. Bagaimana bisa dia menyuruhmu tidur sedangkan kamu saja tidak tahu bagaimana keadaannya disana?

Kamu akhirnya memutuskan untuk menunggunya diruang tengah. Hingga kamu hampir terlelap, suara pintu terbuka membuatmu kembali terjaga.

Kamu melirik kearah jam dinding, pukul 2 dini hari.

"Kamu kok baru pulang?" tanyamu lembut.

Jongin menghela napasnya, "kamu kenapa nungguin aku?"

"Hah?"

"Kenapa nungguin aku?"

"Aku khawatir kamu sampe malem masih dikantor."

Jongin berjalan melewatimu tanpa menoleh, "besok gak usah nungguin aku lagi. Langsung tidur aja."

Jantungmu berdenyut nyeri. Kenapa acuh sekali dia? Kenapa tidak bertanya apakah kamu menunggu lama? Apakah kamu sudah makan malam? Apakah..kamu benar-benar mengkhawatirkannya?

"Jongin? Kamu mau mandi? Atau mau mak–"

"Aku mau langsung tidur."

Kamu menahan air mata yang sudah menggenang dipelupuk matamu. Di acuhkan lebih menyakitkan, sungguh.

"Aku siapin baju tidurnya dulu ya. Kamu yakin gak mau mandi?"

"Kamu denger kan aku bilang apa? Aku mau langsung tidur. Kamu gak usah repot."

Hancur sudah pertahananmu. Kamu menatap nanar Jongin yang masuk kedalam kamar. Air mata mengalir membahasahi pipimu.

"Kamu kenapa sih Jongin?"

🍁

Husband Series - Maret 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim JonginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang