Tiga Puluh Delapan

31.2K 2.5K 186
                                    

Five years later..

"Riyel? Ayo makan dulu, mainnya nanti lagi."

Kamu yang tengah menyiapkan piring harus berhenti sejenak karena anak semata wayangmu belum menunjukkan batang hidungnya.

Kamu meletakkan piring dimeja makan lalu melangkah kearah ruang tengah. Dan anakmu ada disana, tapi kenapa hening sekali?

"Adriel?"

Bocah berumur lima tahun itu terlonjak kaget saat kamu mendekatinya dan memanggil namanya.

"Kaget Riyel," dia mendekap selembar kertas hvs didadanya, "kenapa Bunda?"

Kamu tersenyum, "Bunda panggilin kamu gak jawab, ayo makan dulu mainnya nanti lagi."

Adriel menggeleng pelan, "sebentar lagi aja, sebentaaaar lagi," dia mendekatkan ibu jari dan telunjuknya guna membuat artian sedikit.

"Emang kamu lagi buat apa?"

"Bunda gak boleh liat! Nanti aja,"

Kamu tersenyum dan mengacak rambut Adriel lembut.

"Bunda tunggu di meja makan ya?"

Adriel mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

🍁

Sore itu entah kenapa Adriel selalu menyuruhmu untuk istirahat, dia menarikmu ke kamar dan menyuruhmu berbaring.

Dia duduk disampingmu dan sesekali menutup matamu dengan jari telunjuknya yang mungil.

"Bunda ih! Kok gak mau merem? Kan Riyel mau nya Bunda bobo."

Kamu tertawa, "emang kenapa Bunda harus bobo, sayang?"

"Bobo aja. Riyel maunya Bunda bobo, sekaraaang!"

Kamu akhirnya mengalah dan mengulas senyum kala melihat Adriel melipat kedua tangannya didada dan mengerucutkan bibirnya, "iya deh Bunda bobo. Sama Riyel ya?"

Anak itu mengangguk dan segera berbaring. Dia mendekat kearahmu dan memeluk pinggangmu dengan lengan pendeknya.

Kamu tersenyum dan merengkuh tubuh mungil Adriel. Kalian akhirnya tertidur pulas sambil saling memeluk satu sama lain.

Hingga suara pintu depan rumahmu yang terbuka pun tidak mengusik kalian berdua sedikitpun. Iya, rumah. Kamu dan Jongin sudah memiliki rumah sendiri saat Adriel berusia 2 bulan.

Sebenarnya rumah sudah siap sejak kamu hamil, tetapi kamu ingin pindah jika sudah melahirkan.

"Ayah pulang.." ujar Jongin pelan.

Tapi dia tidak mendengar suara anaknya sedikitpun. Jadi dia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Adriel. Nihil, anaknya tidak ada dikamar. Jadi dimana? Pikirnya.

Dia melirik jam yang kini menunjukkan pukul empat sore, akhirnya dia berjalan menuju kamar kalian berdua, dan saat membuka pintu sedikit lebih lebar, dia melihat pemandangan yang menggemaskan.

Maka dia mengabadikannya lewat kamera ponselnya.

"Ye, Riyel. Dasar gak amanah, kan disuruhnya cuma bikin Bundanya tidur bukan dia ikut tidur."

Tapi tak urung lelaki itu tersenyum tipis. Dia mengambil baju gantinya di lemari dengan hati-hati lalu memutuskan untuk mandi di kamar Adriel.

🍁

Selesai mandi, Jongin memutuskan untuk menyiapkan segalanya sendiri. Jika dia membangunkan Adriel, tidak menutup kemungkinan kamu juga akan ikut membuka mata.

[Husband Series] | Kim JonginWhere stories live. Discover now