4 - Eyang Brondong

8.7K 574 2
                                    


Ruang makan Eyang Sri nampak sunyi, kini mereka sedang sarapan tanpa menunggu kehadiran Nagit dan Kalila. Peraturan Eyang Sri yaitu tidak boleh berbicara atau mengobrol saat sedang makan. Mereka pun makan dengan khidmat, hanya ada suara sendok dan garpu yang berdenting. Nefal bocah 5 tahun pun mengerti akan hal itu, ia pun ikut diam dan menikmati makanan nya pelan.

"Kevan" panggil Eyang Sri.

Kevan pun mengangkat kepalanya menatap Eyang Sri "Ada apa Eyang?"

"Tolong susul adek-adek mu itu"

Perintah Eyang Sri langsung di laksanakan Kevan yang langsung pamit untuk menyusul Kalila dan Nagita. Setelah Kevan pergi, Eyang Sri menatap Verrel lembut "Nak Verrel sabar yah, mereka sebentar lagi pulang kok!!" seru Eyang Sri.

Verrel pun hanya mengangguk sopan "Tak apa Eyang, tapi maaf sebelum nya. Satu jam lagi saya harus menghadiri rapat penting".

***

Kevan berjalan menuju lapangan, tapi setelah mata nya menyusuri sekeliling lapangan tidak ada penampakkan Kalila dan Nagita. "Pasti makan bubur" tebak Kevan, ia lalu melanjutkan langkah nya menuju warung bubur sebrang lapangan yang terlihat lumayan ramai.

Nagit melihat ke arah luar disana ia melihat Kevan yang berjalan kearah sini. "Mbak ayo ngumpet!!!" seru Nagit langsung menarik tangan Kalila menyuruh nya ikut bersembunyi di kolong meja.

Kalila yang tiba-tiba di tarik pun menurut "emang ada apa sih??" tanya Kalila tanpa suara.

Nagit menatap nya dengan pandangan 'diam dulu' dan mengarahkan telunjuk nya di depan bibir nya. Lagi lagi Kalila menurut, entah mengapa akhir-akhir ini ia selalu menurut pada Adik Sepupunya.

Kevan tau mereka bersembunyi , dan Kevan tau itu adalah ulah Nagit karena Adik nya Kalila yang semok itu tidak mungkin melakukan hal tersebut. Kevan berjalan santai menuju meja yang ia yakini adalah tempat Kalila dan Nagita, "Bang bubur satu!!" ujar Kevan.

"Makan disini atau bungkus Mas?" tanya penjual bubur.

"Makan disini"

Kevan pun duduk dengan santai sambil memainkan hp nya.

Kalila tau penampakan kaki tersebut, ialah orang yang pernah tinggal di rahim yang sama dengan nya. Hanya saja orang itu lebih dahulu dari pada Kalila, Kalila pun menatap Nagit yang masih menyuruhnya untuk tetap bersembunyi dan diam.

"Okee" ucap nya tanpa suara.

Drtt..

Getaran hp Kalila, membuat nya menatap layar tersebut.

From : Mas Kevan

Kalian keluar!! Gak capek di bawah terus?
Lagian kamu kok nurut aja sih dek sama Nagit?

Setelah membaca pesan tersebut , Kalila pun bangkit keluar dari persembunyian mereka. Nagit menatap Kalila panik "Mbak ih jangan keluar dulu!!!!"

"Ekhem"

Deheman Kevan membuat Nagit mengalihkan pandangan nya dari Kalila "Eh h-hai Mas!!!" sapa Nagit kikuk.

"Mas ini bubur nya!"

"Makasih bang!"

Kevan pun mulai menyantap bubur nya dan menghiraukan tatapan heran Nagit. Nagit terus menatap Kevan yang asik menyantap bubur tersebut hingga habis.

"Ayo pulang!!" seru Kevan langsung berdiri dari duduk nya dan bersiap mengeluarkan dompet untuk membayar bubur.

Buru-buru Nagit mencekal lengan Kevan , "Eh Mas gamau nambah lagi??" tawar Nagit.

Kevan menatap Nagit bingung , sedangkan Kalila sedang asik bermain game di hp nya.

"Mas Kevan gausah bayar kok!!!" seru Nagit.

Kevan makin mengernyitkan dahinya, Tumben ini anak mau traktir makan batin Kevan.

Kevan pun kembali duduk dan berseru "Boleh, tolong pesenin lagi!"

Nagit tersenyum dan langsung berlari untuk memesan satu porsi bubur lagi untuk Kevan.

"Ini!"

Kevan pun kembali menyantap bubur , Nagit tersenyum sedangkan Kalila menatap Kakak nya heran. "Mas bukan nya udah sarapan di rumah? Trus ini mesen bubur dua porsi lagi!"

Kevan menatap Adik nya sebentar dan kembali menyantap bubur "Lumayan gratis" gumam Kevan.

"Hah!!"

"Nagit kok yang bayar!" seru Kevan.

Nagit melotot "Apaan!! Mbak Kalila kok yang bakal bayar"

"Oke" ujar Kevan.

Kalila pun mendengus kesal , Nagit benar-benar memanfaatkan nya dengan baik dan Kevan diam saja saat Adik nya sedang di peras ini, dan malah ikut memeras nya juga tanpa sengaja.

"Bubur 7, teh botol 5 jadi semua nya berapa bang??" tanya Nagit.

"Semua nya 72.000 neng!"

Nagit menatap Kalila "semua nya 72.000 mbak!"

Kalila mendengus dan mengeluarkan uang pas "Nih bang!!" ujar Kalila sembari menyerahkan uang tersebut .

Kevan berjalan di samping Kalila "bubur 7 porsi? Mas 2, Nagit 2 dan kamu 3 yah??"

Kalila mengangguk "Kebiasaan abis bakar lemak nimbun lemak lagi, gimana mau berkurang ini lemak?" ucap Kevan sambil menepuk pelan lengan Kalila.

"Ishh udah jangan ikut-ikutan Nagit bully aku" ujar Kalila kesal.

Sedangkan Kevan dan Nagit terkekeh. Terkadang Kalila berfikir bahwa seharusnya Kevan dan Nagit ini Adik-Kakak kandung, karena setiap mereka di satukan mereka selalu kompak, ini sih judul nya Kalila yang terdzolimi namanya.

Mereka berjalan dengan santai, Nagit mencekal lengan Kevan "Mas , itu benar??"

Kevan hanya Mengangguk, sesampainya di samping gerbang Nagit buru-buru menahan Kevan dan Kalila agar berhenti berjalan juga menarik lengan mereka agar ikut berjongkok.

Dari sini mereka bisa mendengar dengan jelas percakapan Eyang Sri dengan cowok nya yang sedang berada di teras rumah, seperti nya pria tersebut akan pergi dan terlihat sekali di wajah Eyang Sri raut bahagia.

"Saya pamit pulang dulu"

Eyang Sri tersenyum "Hati-hati ya!!!" ujar Eyang Sri sambil melambaikan tangan nya.

Itu semua tidak luput dari pandangan Nagit, Kevan dan Kalila. Nagit menatap Kevan dan Kalila dengan panik "Kita bener-bener bakal dapet Eyang brondong!" seru Nagit.

Kalila hanya diam, sebenarnya ia tidak terlalu mempedulikan kehidupan percintaan Eyang nya, cukup pedulikan percintaan nya saja yang sampai sekarang belum menemukan titik terang. Sedangkan Kevan hanya geleng-geleng kepala, pesan yang ia kirim kepada Nagit ternyata tidak di pahami dengan benar. Tapi biar lah Nagit bebas berspekulasi sendiri, ia hanya akan menjadi penonton disini.

.
.
.
.
.
.
.
.

13 Desember 2018

Vote dan komen nya jangan lupa!!!!

Repost : 25 April 2020

Miss SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang