39 - Meet Him

5.9K 384 9
                                    

Nagita berdecak kesal, ia membanting pelan ponselnya ke sofa. Kalila hilang, ponselnya sama sekali tidak aktif, Kevan pun tidak tahu keberadaannya dan satu-satunya tersangka yang membuat Kalila hilang selama seminggu ini adalah Bagas. Mengingatnya membuat Nagit kesal, bekas dosennya itu dengan apik menyembunyikan Mbak kesayangannya, Nagit masih belum puas membalas dendam kepada Bagas, Kevan pun sama. Duh, Kalila itu memang sudah dikasih pelet sakti, pokoknya sekembalinya mereka tolong ingatkan Nagit untuk kembali melancarkan aksi-aksinya kepada Bagas.

Seminggu ini Nagit sudah seperti pengangguran, sampah masyarakat yang untungnya cantik. Kegiatannya setiap hari hanyalah makan, tidur, main ponsel dan mandi. Mengantarkan Nefal sekolah tidak boleh, membantu pekerjaan rumah tidak boleh, memasak pun tidak boleh, semua dilarang oleh Mamanya tercinta, Rissa.

Rissa menjadikan putrinya itu layaknya putri, memanjakan Nagit dengan berbagai kreasi makanan yang tentunya menggoda lidah sehingga membuat Nagit khilaf. Nagit menepuk pelan perutnya yang sedikit membuncit "Lemak-lemak diperut curi semua-

"Nagita sayang!! Kamu mau Mama masakin apa siang ini?" teriak Rissa dari arah dapur.

"Apa aja deh, terserah Mama!!" balas Nagit dengan teriak, "Kalo bisa mie instan!!" lanjut Nagit.

"Siap, Mama akan buat kreasi mie instan yang spesial buat makan siang kamu nanti" seru Rissa dengan semangat.

Nagit menghela napas pelan , "Ampun deh, makan aja terus olahraga enggak. Gimana badan mau kayak model iklan kozui" gerutunya.

"NAGITAAAA.... NAGITAAAA"

Itu bukan teriakan biasa, tapi teriakan anak-anak yang menyamper temannya untuk bermain. Nagita menggaruk kepalanya pelan, perasaan ia tidak berteman dengan anak kecil.

"NAGITAAA... NAGITAAA"

Teriakan cempreng itu kembali terdengar, Rissa berlari dari arah dapur menuju pintu depan "Biar Mama yang bukain" ujarnya, padahal jarak Nagit kepintu depan lebih dekat daripada Mamanya yang sedang memasak didapur, tapi Mamanya itu merepotkan diri untuk membuka pintu untuk orang yang Nagit yakin tidak penting.

"Nagit!!" pekik Sarah saat dipersilahkan Rissa untuk masuk kedalam rumah.

Nagit mendengus, benarkan orang tidak penting. Sarah si sahabat dari kecilnya itu menghampiri Nagit dengan cengengesan. Bahkan sekarang Sarah menggoyang-goyangkan tangan Nagit seperti anak kecil, "Apa sih Sar?" kesal Nagit sambil membebaskan tangannya.

Sarah merengut mendengar nada kesal Nagit "Lo gak suka gue kesini?" tanya Sarah saat ia sudah duduk dan mencomot pisang goreng buatan Mama Risa.

"Bukan, lo jangan teriak-teriak dong! Suara lo tuh bisa bikin kucing beranak"

"Apaan deh, emang suara gue bisa membuahi kucing betina"

"Lo ada apa kesini?"

"Mau main lah"

"Main apa?"

"Ke rumah gue yuk!! Lagi kosong nih di rumah gue, gaada siapa-siapa, gue kesepian butuh teman"

"Oke, gue ganti baju dulu"

Sarah mengangguk, "Jangan lupa bawa ganti yaa, lo nginep di rumah gue"

"Iya" Nagit ngikut aja, bosen juga di rumah terus.

"Tante Risaa!! Nagit nginep di rumah Sarah ya!!" ujar Sarah meminta izin.

Risa mengangguk, "Iya gapapa, bungkus aja Nagita nya"

"Sip"

***

Sarah melongok lihat penampilan Nagit, gaada yang salah sih dari baju yang di pakai Nagit, Cuma kaos pendek sama celana legging. Tapi itu loh bawaan Nagit kayak mau pindahan. Bawa boneka, jaket tebal, selimut, piyama, tas nya pokok nya penuh, terus juga Mama Risa bawain makanan yang baru di masak, sama camilan banyak. Rumah mereka itu gak sampai 1 kilometer jarak nya, Sarah menggeleng ketika Nagit memasukkan kaca mata hitam ke saku tas nya.

Miss SomplakWhere stories live. Discover now