28 - Di Balik Penculikan

5K 314 6
                                    

"Mami !! Papi!!"

Viana bergumam dengan lirih, matanya menatap kedua orang tuanya yang berdiri di hadapan ia dan Verrel, sudah hampir lima tahun ia pergi meninggalkan rumah,sama sekali tak ada kabar ke mereka. Viana tahu orang tua nya  sangat kecewa , terlihat dari sorot sendu mereka yang menatap Viana dalam. Lima tahun tak berjumpa, Viana lihat mereka masih nampak sehat namun gurat-gurat keriput terlihat dengan jelas, anak macam apa ia yang hanya bisa menyusahkan dan membuat malu orang tua nya, anak macam apa ia yang tidak pernah sekalipun melihat keadaan orang tua nya selama ini, padahal Viana adalah anak tunggal. Hanya Viana lah yang orang tua nya miliki, tapi Viana memilih pergi, orang tua nya memberikan seluruh kasih sayang kepada nya, apapun yang Viana ingin kan selalu di turuti. Tapi balasan yang Viana berikan adalah membuat mereka malu dengan diri nya yang hamil di luar nikah saat umur nya masih muda.
Viana takut menampakkan wajahnya di hadapan Mami yang telah melahirkan dan merawat nya, sekarang saja Mami sudah meneteskan air mata dengan deras melihat Viana. Apalagi di hadapan Papi yang selalu melindungi dan memanjakan nya , sosok tegap dan berwibawa , cinta pertama Viana. Menatap lirih kepada putri kecil nya  yang sudah semakin dewasa .

Melangkah dengan perlahan Viana menghampiri orang tua nya, sudah cukup ia berlari selama ini, kini saat nya ia meminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat selama ini. Viana berlutut dan memeluk kaki orang tua nya, tangan nya bergetar, tangis kembali membuncah.

"Mi, Pi maafin Viana!!"

Mami ikut berlutut mensejajarkan dirinya dengan sang putri lalu memeluk nya erat "Kamu kemana saja nak!!"

Tak ketinggalan Papi pun ikut berlutut lalu mengelus dan mengecup puncak kepala putri kesayangan nya.

Viana berulang kali menggumamkan kata maaf sambil sesegukan, Verrel melangkah mendekat bagaimana pun ia ikut andil dengan kepergian Viana.

Minggu lalu Verrel mendatangi kediaman orang tua Viana, ia menjelaskan dengan jelas mengapa Viana kabur dan meminta maaf telah menghamili dan tidak bertanggung jawab, karena ia pun tidak tahu selama ini sampai Nagita yang memberitahu nya.
Pukulan dan tamparan sudah ia dapatkan dari Papi Viana, Mami Viana menangis tersedu-sedu membayangkan bagaimana Viana bertahan hidup di saat sedang kesusahan karena hamil harus bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan anak nya.

"Ekhm, Mami Papi!" panggil Verrel hati-hati.

Papi pertama kali melepaskan pelukan lalu menatap Verrel, orang yang dari dulu di percayai nya untuk menjaga Viana.

"Jangan salahkan Viana, salahkan saya saja"

"Ya benar, ini salah mu" ujar Papi dengan datar "Kamu harus bertanggung jawab Verrel!!" perintah nya tegas.

Verrel mengangguk "Pasti saya akan bertanggung jawab" ucap Verrel tak kalah tegas.

Mami mengusap air mata Viana dan memandangnya dengan lembut "Nak!! Kini saat nya kamu bahagia"

"Ekhem" suara deheman Nagita menginterupsi mereka .

"Om, Tante!! Semua nya udah siap nih, keburu kemaleman"

Nagita , Naufal, Alvaro, Rian dan kedua orang tua Verrel sudah duduk di atas karpet. Verrel dan Viana menatap ke arah Nagita, mereka melihat seorang Bapak-bapak yang sudah berumur duduk di balik meja.

Papi menepuk bahu Verrel "Ayo!!" ajak nya lalu berjalan mendekati Bapak tua itu dan duduk di sebelah nya.

Mami mengelus lengan putri nya sambil tersenyum dan menggandeng Viana dengan pelan.

Semua sudah ada disana, Verrel masih sulit mencerna apa yang sebenarnya terjadi begitu juga Viana yang sudah duduk di atas karpet menatap bingung ke arah Papi nya.

Miss SomplakWhere stories live. Discover now