27 - Kejutan

5K 309 4
                                    

Perjuangan Verrel belum berakhir, setelah Nagita membantu nya menjelaskan hubungan mereka kepada Viana, Viana masih enggan menerima Verrel. Tapi tak ada kata menyerah bagi Verrel untuk mewujudkan keinginan nya agar selalu bersama dengan Viana juga anak mereka.

Hari ini ia tidak bisa mengantar jemput Rian ke sekolah, sebuah rutinitas nya dua minggu belakangan ini yang sangat menyenangkan, Verrel harus pergi ke Jakarta untuk menemui rekan bisnis nya.

Viana melihat jam yang melingkar di tangan nya, sudah waktu nya untuk menjemput Rian pekerjaan di florist pun sudah selesai. Viana pamit ke pada seorang Ibu paruh baya yang berbaik hati memperkerjakan nya disini,  ia menaiki angkot untuk sampai ke sekolah Rian.

Sudah hampir lima belas menit tidak ada angkot yang melintas, Viana nampak gusar ia takut anak nya menunggu sendirian di sekolah.

"Angkot nya lagi pada demo ini jadi susah"

"Oh gitu ya mang"

Viana mendengar percakapan seorang tukang parkir dan seorang Ibu-ibu, dari pada ia menunggu lama Viana memutuskan berjalan menuju sekolah Rian, jarak nya sekitar satu kilometer di tambah sekarang matahari sedang terik-terik nya.

Sekolah sudah terlihat sepi, hanya tersisa beberapa pedagang yang tengah beres-beres. Viana menyisir pandangan nya ke arah taman di mana Rian selalu menunggu nya di sana, tapi tidak ada siapa-siapa. Viana mengelilingi penjuru sekolah yang tidak terlalu luas ini, sudah tidak ada siapa-siapa kecuali tukang bersih-bersih yang sedang menyapu kelas.

"Udah pada pulang neng, anak-anak mah" jawab tukang bersih-bersih saat di tanya Viana.

Rasa panik kembali muncul, tapi ia harus tetap berpikir positif mulai mencari ke tempat -tempat yang ia bisa kunjungi. Sampai akhirnya Viana kembali menapaki rumah keluarga Verrel, satpam yang sudah tahu siapa Viana langsung membolehkan nya masuk .

"Gak ada Non, Ibu sama Bapak lagi ke Yogyakarta, Den Verrel lagi ke Jakarta" jelas mbok.

Viana pun luruh ke lantai, tanpa sadar ia menangis sambil sesegukan, mbok nampak iba melihat kerapuhan Viana.

"Non coba hubungi Den Verrel!"

"Saya gak punya hp mbok!!" lirih Viana.

Mbok pun langsung mengambil telepon rumah dan menelepon Verrel, panggilan tersambung dengan cepat.

["Ya Halo??"]

"Den iki di rumah ada Non Viana nangis-nangis "

["Kenapa Viana mbok !!!"]

"Anu... anu..."

["Kasih telepon nya ke Viana cepet!!"]

Viana dengan tangan gemetar mengambil telepon yang di berikan mbok, ia masih sesegukan.

"Halo!" ujar Viana parau.

["Vi kamu kenapa????"]

"Hiks hiks Rian hilang!!!"

["Apa?"]

Viana pun menjelaskan dengan detail kejadian nya kepada Verrel dengan di iringi tangis.

["Aku langsung pulang sekarang!! Tunggu aku di rumah"]

Panggilan di putus Verrel dengan cepat, Viana menenggelamkan wajah nya ke lulut, bahu nya terlihat jelas naik turun. Mbok pun mengusap-usap punggung Viana "Sabar Non!!" ujar nya.

***

Verrel membutuhkan waktu satu jam untuk kembali pulang ke Bandung , ia mendapatkan jam penerbangan ke Bandung , setelah itu Verrel menaiki ojek online agar perjalanan nya semakin cepat. Verrel menempuh perjalanan tercepat agar cepat menemui Viana.

Miss SomplakWhere stories live. Discover now