33 - Terbongkar

5.5K 329 5
                                    


Rumah keluarga Hardi kedatangan tamu, seorang pria yang sama sekali tidak di kenal. Hardi menatap pria itu dari atas sampai bawah, katanya dia adalah pemilik pabrik tekstil, Hardi bingung untuk apa pemilik pabrik tekstil ke rumah nya, mau menawarkan kerja sama? Tapi Hardi lebih memilih bekerja sama dengan petani sayuran.

"Maaf Pak Bram ada perlu apa ke rumah saya?"
Hardi bertanya setelah sekitar sepuluh menit mereka hanya terdiam di ruang tamu.

"Saya berniat melamar anak anda Nagita, saya di kenalkan oleh Ibu Sri Kumaladewi"

Sebagai seorang Ayah yang memiliki anak gadis satu-satu nya tentu Hardi terkejut, apalagi orang yang melamar anaknya itu terlihat jauh lebih tua bahkan terlihat seumuran dengan nya. Hardi berdehem keras, wajah nya yang semula bersahabat mulai berubah menatap tak suka kepada Bram.

"Saya sebagai Ayah Nagita, tidak setuju dengan lamaran anda" ucap Hardi tegas.

"Menurut Ibu Sri, saya hanya menyampaikan niat saya tanpa minta persetujuan dari anda walau anda adalah Ayah Nagita. Ibu Sri sudah menerima lamaran saya, jadi saya tidak bisa di tolak oleh anda"

Ujar Bram membuat Hardi berang, tangan nya mengepal menahan amarah. Ingin rasa nya Hardi menonjok wajah tidak tau diri Bram itu, sudah tua tapi tidak tau diri. Mana mau ia menikahkan putri satu-satu nya kepada pria seperti itu, Ibuk nya benar-benar keterlaluan sekarang.

"Saya harap anda keluar dari rumah saya sekarang, sebelum kepalan tangan saya mengayun ke arah wajah anda"

Bram pun langsung pergi dari kediaman Hardi tanpa mengucapkan salam. Hardi langsung menutup pintu rumah nya dengan kencang sehingga kaca jendela bergetar.

***

Sudah pukul 11 malam , Hardi bolak-balik di dalam kamar nya. Rissa yang melihat suami nya seperti setrika berjalan mengernyit heran, pasal nya wajah Hardi terlihat gusar dari tadi.

"HARDI!! Ada apa?"

"Aku sedang berpikir " ujar nya "Nagita sudah pulang ?" tanya Hardi.

Rissa menggeleng "Mungkin menginap di rumah Ibuk!'

Hardi melotot lalu segera mengambil ponsel nya dan menghubungi keponakan nya Kevan. Setelah beberapa lama telepon di angkat, Kevan berkata Nagita tidak ada di sana tapi tadi pagi dari rumah nya.

Pikiran negatif bermunculan di benak Hardi, jangan-jangan anak nya di culik oleh Bram dan di nikah kan dengan paksa. Hardi benar-benar khawatir, semoga hal itu tidak terjadi .

"Ada apasih??" pekik Rissa bingung.

"Aku takut Nagita di culik!!!"

"Apa??" selanjutnya Rissa tertawa terbahak-bahak, siapa yang mau menculik anaknya. Anaknya itu pasti bisa melawan para penjahat dengan otak super cerdik di tambah Nagita itu sebenarnya pemegang sabuk hitam saat SMA.

"Kalo tidak menginap di rumah Ibuk pasti di rumah Herdi" lanjut Rissa setelah meredakan tawa nya.

Langsung saja Hardi menghubungi Herdi, dan ternyata benar anaknya berada di sana. Hardi mengambil jaket dan kunci mobil "Ayo kita kesana, aku ingin melihat Nagita sekarang juga" ucap Hardi lalu berjalan dengan cepat keluar.

Rissa mengeleng "Aneh dasar!!" tapi mengikuti ucapan suami nya, menggendong Nefal yang sudah tertidur dan mengganti baju nya.

Bel di bunyikan berkali-kali, Hardi benar-benar tak sabar ingin melihat Nagita. Dengan kesal Herdi membuka pintu, melihat tamu di tengah malam yang dari tadi nampak tak sabaran.

"Di mana anak ku??" tanya Hardi cepat.

"Ada di dalam, sedang nonton drama korea dengan Elifa"

Buru-buru Hardi masuk ke dalam menyenggol Herdi yang tampak bingung lalu menatap Rissa  yang juga bingung dengan tingkah laku suami nya.

Miss SomplakWhere stories live. Discover now