24 - Menolak

5K 305 4
                                    


Verrel menemui anak nya , Rian menceritakan apa yang dia lakukan dengan Ayah nya. Raut bahagia terpancar di wajah Rian, Viana terdiam ia bingung dan takut. Ia sudah mendapat tempat yang layak dan pekerjaan disini, jadi tak mungkin bagi Viana untuk pergi dari tempat nya sekarang.

Kembali dagangan nya habis dengan cepat,  Viana pun langsung pergi ke tempat kerja selanjutnya. Rian keluar dari kelas sambil celingak-celinguk , mata nya berbinar senang saat mendapati Verrel berada di hadapan nya. Kemarin Verrel berjanji akan menjemput nya pulang sekolah , rencana nya mereka akan jalan-jalan ke mall.

Hari ini Verrel membawa mobil nya, agar Rian tidak terkena terik matahari dan polusi. "Mobil Ayah baguss!!" seru Rian.

Verrel tersenyum sambil mengelus kepala putra nya, Rian terlihat sangat bahagia di bawa jalan-jalan menggunakan mobil. Seumur hidup Rian baru menaiki sebuah mobil, biasa nya bocah itu hanya naik angkot kemana-mana dengan Viana.

Lelah setelah bermain, Verrel dan Rian duduk di food court untuk mengisi perut mereka yang sudah kosong, Verrel nampak telaten membantu Rian makan. Mungkin jiwa ke Bapak-an nya muncul saat ini, mereka bermain hingga lupa waktu dan lupa akan Viana yang nampak gusar ketika tidak menemukan anak nya di sekolah, bahkan Viana hampir menangis sore hari  Rian masih juga belum di temukan.Guru sekolah Rian berucap tidak tahu kemana pergi anak nya itu, teman-teman nya bilang Rian di jemput oleh seorang pria.

Viana tidak tahu kemana Verrel membawa anak nya, kemarin Verrel membawa anak nya pulang tapi sekarang tidak. Viana takut, takut Rian di bawa pergi Verrel, rasanya Viana tak sanggup hidup bila berjauhan dengan Rian. Rian adalah hidup nya, Viana tidak punya siapa-siapa lagi selain anak nya.

Ana memicingkan mata melihat anak nya tengah bersama seorang bocah laki-laki di foof court, kaki nya melangkah pelan menghampiri Verrel. "Verrel!!" panggil Ana.

Verrel membulat kan mata saat Ibu nya berada di sini, Ana menatap Rian dengan pandangan tak percaya. Tanpa Verrel jelaskan Ana akan tahu siapa bocah laki-laki yang duduk di samping nya.

"I-ini!! Anak mu?"

Verrel mengangguk mantap "Nama nya Arian Narel Atmaja" jelas nya.

Rian menatap bingung Ayah nya dan wanita paruh baya yang duduk di hadapan mereka "Ayah ini siapa??" tanya Rian.

"Ini-"

"Panggil Oma, ini Oma nya Rian" ujar Ana yang langsung memotong ucapan Verrel.

"Oma?" ucap Rian lucu hingga Ana tak kuasa ingin mencubit pipi cucu nya itu.

"Kamu jelas kan di rumah!! Bawa Rian pulang!!"tegas Ana tak bisa di bantah.

***

Langit sudah berubah menjadi gelap, Viana memaksakan diri nya untuk pergi mencari Rian ke rumah Verrel. Hampir lima tahun berlalu , tapi Viana masih ingat jalan ke rumah Verrel. Seorang satpam menyapa Viana ramah "Ada perlu apa Mbak?"

"Sa-saya mau bertemu Verrel Atmaja" ujar Viana pelan, sang satpam menatap Viana dari atas sampai bawah melihat penampilan nya yang sederhana, ada apa gerangan wanita ini dengan anak majikan nya .

"Mbak sudah buat janji?"

Vian menggeleng lemah, satpam itu kembali berucap "Mbak bisa kesini lagi kalau sudah membuat janji dengan tuan Verrel!!" satpam itu mengusir nya halus, Viana tak bisa berbuat apa-apa matanya berkaca-kaca, ia pun milih menunduk sambil berjongkok di samping gerbang rumah Verrel.

Seorang pembantu mengantarkan kopi ke satpam, matanya melirik seorang wanita yang berjongkok di samping gerbang "Siapa itu??"

Satpam mengedikkan bahu acuh dan memilih menyeruput kopi nya walau masih panas, karena penasaran pembantu itu keluar gerbang dan menghampiri Viana.

Miss SomplakWhere stories live. Discover now