53A- Sabtu Bersama Amin

5.8K 562 51
                                    

Rintik-rintik hujan belum juga berhenti, Nagit mulai menggigil walau ia sudah menggunakan jaket tebal. Pengemudi ojol memberhentikan motor nya di depan gerbang. Paha Nagit kesemutan, selama perjalanan ia memangku koper nya yang tak bisa di letakan di depan.

"Ini Pak uang nya, kembalian nya ambil aja" ucap Nagit sambil menyerahkan beberapa lembar uang.

"Ini pas Neng!"

"Oh kalo gitu tambahan nya doa dari saya aja ya Pak!" seru Nagit.

Pengemudi ojol itu nampak bingung, Nagit yang gemas melihat Bapak itu diam saja pun mulai mengangkat kan kedua tangan Bapak tersebut.

"Tangan nya mengadah Pak! Kayak gini" ucap Nagit sambil menunjuk kedua tangannya dengan dagu.

"Nah betul, iya"

"Terus gimana Neng?"

"Ekhem, ya allah semoga rezeki Bapak- siapa nama Bapak?"

"Yanto"

"Semoga rezeki Bapak Yanto hari ini dan seterus nya lancar, Amiiiin!!"

Nagit menatap Bapak itu kesal karena masih diam saja "Pak Aminin dong!!"

"Eh iya Neng, amiiin!! Jangan lupa bintang nya ya Neng"

Nagit pun tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepala nya, Bapak pengemudi ojol pun berlalu pergi dari hadapan Nagit.

***

Berjam-jam berada dikamar ini, Nagit menangis tak henti hingga mata nya sangat bengkak. Mengisi film yang menyayat hati dan berakhir tragis juga penuh drama. Berbungkus-bungkus camilan sudah habis dan plastik nya bercecer di lantai membantu mengganjal perut Nagit dari pagi hingga sore.

Camilan yang Nagit ambil dari kamar Kalila ternyata tidak cukup untuk nya dalam sehari, Nagit butuh lebih dan Nagit butuh makanan.

Alhasil Nagit pun membuka pintu secara perlahan, mata nya terasa tak enak karena bengkak, habis ini Nagit pastikan akan mengompres kedua matanya.

"AAAAAA!!!!"

Seorang anak kecil yang tak sengaja melihat Nagit menjerit lalu berlari ketakutan. Wajar saja, rambut panjang Nagit yang terurai sungguh acak-acakan.

Tak lama anak kecil itu kembali sambil membawa sang Ayah yang nampak kebingungan. "Ayah ada penyihil!" adu nya.

Sang Ibu mengikuti dari belakang, mata nya mengikuti apa yang di tunjuk anak kecil tersebut.

"Nagita!!!"

Nagit pun menyengir, lalu menghampiri Kakak sepupu dan ipar nya juga anak kecil yang adalah keponakan nya.

"Mas Kevan!!!" histeris Nagit sambil memeluk Kevan erat.

Lisa dan Rafael yang berada di gendongan nya menatap Nagit dengan penasaran.

Srotttt...

Kevan dengan segera menjauhkan Nagit dari tubuh nya, " Kenapa kamu ada disini?"

"Huhuhu, Nagit lagi minggat Mas cerita nya"

Baik Lisa dan Kevan terbelalak heran dengan jawaban Nagit.

"Minggat kenapa?" tanya Kevan lagi.

"Nagit di tolak Mas, makanya Nagit kesini mau menenangkan hati"

Kevan melotot "Siapa yang berani nolak kamu? Mas mau ngasih piala penghargaan"

"Ish ! Kok gitu sih, Nagit lagi sedih nih"

"Hahaha, itu nama nya karma, makanya kamu jangan suka tolak cowok, sok kecantikan banget sih! Cantikan juga istri Mas, kamu di tolak sama cowok kan?"

Miss SomplakWhere stories live. Discover now