15 - Pertunangan

6K 354 2
                                    

Mau nanya dong, minta rekomendasi cerita rame di wattpad!!!

Happy reading!!!

.
.
.
.
.

Nefal sudah terlihat tampan pagi ini dengan kemeja putih disertai dasi kupu-kupu. Hardi sudah siap dengan kemeja batik panjang berwarna merah bata, sedangkan Rissa masih terlihat berdandan karena perempuan itu banyak sekali yang harus di urus, baju, sepatu, tatanan rambut, riasan wajah, aksesoris dan tas yang akan di kenakan.

Sembari menunggu Rissa, Hardi menikmati secangkir kopi dan roti panggang, Nefal pun sama menikmati segelas susu dan roti.

Penata rias sudah tiga jam berada di kamar Nagita, tak ada yang merasa curiga begitu juga dengan ketidakmunculan Naufal sampai saat ini.

Waktu semakin berjalan dengan cepat, Rissa keluar dengan kebaya merah bata senada dengan Hardi, tatanan rambut yang di sanggul simple juga riasan wajah yang pas , tidak terlalu menor. Di umur nya yang hampir menyentuh kepala empat, Marissa tampak seperti wanita umur awal tiga puluhan.

"Mama sudah siap, kemana Naufal??"

Hardi baru sadar kalau si sulung belum menunjukkan batang hidung nya, Rissa menyipit "Jangan-jangan dia masih tidur lagi!" tebak Rissa.

Hardi pun bangkit melangkah ke lantai dua menuju kamar anak sulung nya, Rissa menatap anak bungsu nya yang tampak belepotan terkena selai coklat "Haduh sayang!! Makan nya jangan belepotan gini yah untung gak kena baju" ujar Rissa sambil mengelap mulut Nefal dengan tisu.

"Mama cantik " ujar Nefal.

"Makasih sayang!!"

Hardi membuka pintu kamar Naufal yang tidak terkunci, tampak sesuatu yang tertutupi selimut. Hardi melangkah dan menarik selimut tersebut, ternyata itu guling. Tak ada suara di dalam kamar mandi Naufal, berarti Naufal tidak ada di kamar nya. Hardi pun keluar dari kamar anak sulung nya lalu mengitari lantai dua rumah nya dan Naufal tidak ada dimana-mana.

"NAUFAL NAZHAN!!!" teriak Hardi, tak ada sahutan.

Kembali ke bawah dan menemukan Rissa juga Nefal yang menatap Hardi heran "Kenapa?" Tanya Rissa.

"Naufal gaada di atas"

"Coba Papa cari sekeliling rumah" suruh Rissa, Hardi pun mencari Naufal di setiap sudut rumah nya bahkan sampai ke kolong -kolong.

"Gak ada" ujar Hardi.

Rissa menyuruh Hardi menggendong Nefal, ia melangkah menuju kamar Nagita di ikuti Hardi yang menggendong Nefal. Pintu di ketuk pelan, tak ada sahutan daro dalam. Rissa membuka pintu kamar Nagita yang tidak terkunci.

Mereka terperangah saat pintu kamar Nagita terbuka lebar, tak ada Naufal disana. Kasur Nagit penuh oleh makanan dan si penata rias tengah mengemil sambil menonton drama korea. Pintu kamar mandi pun terbuka, tak ada orang di dalam sana. Rissa menghela napas begitu juga Hardi, sedangkan Nefal meronta turun lalu berlari menuju kasur Nagita yang banyak makanan.

"Mbak anak saya mana??" tanya Rissa.

Penata rias mempause drama korea yang sedang ia tonton "Saya gatau Bu!!" jawab nya polos.

Hardi berdecak kesal "Kenapa mbak bisa gatau??"

Penata rias pun bangkit dari duduk lesehan nya, menyimpan kembali camilan yang sudah habis setengah nya di atas meja. "Gini Pak, Bu! Waktu saya masuk ke kamar ini sudah gaada siapa-siapa!! Tapi ada surat di atas kasur , katanya saya gak usah ngerias diam saja nonton drama korea yang kaset nya ada di lemari bawah tv lalu makanan yang ada di kasur boleh saya makan semua, jadi saya diam saja"

"Saya juga dapat duit 500 ribu" ujar sang penata rias sambil memperlihat kan lima lembar uang seratus ribu.

"Yasudah, mbak pulang saja" suruh Rissa.

Penata rias mengangguk "Camilan nya boleh saya bawa pulang semua??"

Rissa mengangguk "Iya silahkan!!"

Sepeninggalan penata rias, Rissa mengecek kamar Nagit dan Naufal, ponsel Nagit berada di dalam lemari pakaian nya. Baju-baju Naufal maupun Nagit masih tersusun rapi di dalam lemari, Hardi bersyukur kedua anak nya itu tidak minggat tapi hanya kabur sementara.

"Seperti nya Naufal membantu Adik nya kabur" ujar Hardi santai.

Rissa mengangguk "Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Rissa, mereka berdua sudah menduga Nagit akan melakukan sesuatu di hari pertunangan nya, mereka tidak marah dengan tindakan pemberontakan Nagit, itu mungkin cara  anak nya untuk menolak dan memilih, apalagi ini berkaitan dengan masa depan nya sendiri.

"Kita beritahu saja Ibuk kalo Nagita kabur"ujar Hardi.

***

Seluruh keluarga dari dua belah pihak sudah berada di dalam gedung, Hardi dan Rissa berjalan beriringan memasuki gedung yang sudah di sulap dengan indah. Eyang Sri menatap anak dan menantu nya dengan tajam, walaupun mereka tidak datang terlambat tetap saja Eyang Sri kesal karena tidak ada tanda-tanda kemunculan cucu nya yang nakal itu.

"Kemana anak kalian??" tanya Eyang Sri sambil berkecak pinggang.

Hilman anak kedua Eyang Sri menghampiri Ibu nya yang nampak marah "Buk, Ibuk duduk saja!!"

Hilman mencoba menenangkan Eyang Sri, Hardi dan Rissa diam menatap Eyang Sri yang napas nya naik-turun menahan amarah.

Kalila menghampiri Rissa "Nefal sama Mbak yuk, kita lihat dedek Rafael" ajak Kalila, Nefal mengangguk mau melihat Rafael anak Kevan yang berusia satu tahun.

Nefal pun di bawa Kalila, Rissa memeluk lengan Hardi "Anak kalian kemana?" tanya Eyang Sri.

"Nagita kabur Buk!!' seru Hardi.

Cecilia istri Hilman dan Kevan menghampiri Eyang Sri yang tentu nya terkejut, acara pertunangan akan di mulai dan Nagit kabur dengan seenak nya, padahal Eyang Sri sudah menyiapkan semua nya dengan sempurna.

"Anak kalian bikin malu saja, mau di taro dimana muka Ibuk di depan keluarga Nak Verrel!!"

Hilman mengusap punggung Eyang Sri pelan, Hardi pun berlutut di depan Ibuk nya "Maafkan anak Hardi Buk"

Wira Atmaja dan istri nya Ana menghampiri Eyang Sri "Ada apa Buk?" tanya Wira.

Eyang Sri menatap Hardi tajam, menyuruh Hardi yang bicara kepada orang tua Verrel dihadapan nya.

Hardi menatap kedua orang tua Verrel beserta Verrel yang baru saja menghampiri nya "Maaf sebelum nya Pak Bu, Anak saya Nagita kabur " ujar Hardi.

Wira, Ana dan Verrel terkejut tapi mereka kembali menormalkan ekspresi mereka "Lalu bagaimana dengan acara pertunangan nya?" tanya Ana.

"Kita batalkan-

Ucapan Hardi langsung di potong Eyang Sri "Tunda saja, atau kita langsung membuat pernikahan mereka "

Hardi nampak tak setuju begitu juga Rissa "Tapi Buk-

"Bagaimana Nak Wira dan Ana?" tanya Eyang Sri.

Wira dan Ana mengangguk setuju. Verrel hanya diam tak bisa berbuat apapun, sedangkan tangan Rissa meremas tangan Hardi. Mereka tak setuju dengan usulan Eyang Sri yang seenak nya seperti ini, sebelum nya Eyang Sri berkata akan menikah kan mereka tahun depan tapi tadi Eyang Sri berkata akan menikahkan mereka bulan depan.

Kalila dan Kevan mendengar ucapan Eyang Sri pun merasa prihatin akan nasib Nagita nanti. Mereka berdoa semoga Nagit bisa membatalkan perjodohan ini .

.
.
.
.
.

21 Desember 2018

Repost : 8 Mei 2020

Miss SomplakWhere stories live. Discover now