Bab 29 : Gue harus gimana?

362 29 0
                                    

Aku ingin menjadi alasan.
Alasan bahagiamu.
Bahkan aku juga ingin kau khawatir karena aku.

Tapi,
Aku tak bisa menjadi egois, bukan?
Aku benci pada luka yang memilih hatimu sebagai tempat bersemayamnya.

Aku ingin menjadi penawar bagimu.
Tapi jika aku tak tahu apa lukamu,
Bagaimana aku bisa menyembuhkanmu?

.
.

Cekidot!
.
.

Kelas pagi selalu menjadi kelas favorit Loli. Ia suka udara kampus di pagi hari. Bahkan buku Kalkulus bisa searoma dengan bunga-bunga mekar di luaran. Setidaknya suasana itu bisa memulihkan sedikit perasaannya.

Gue nggak tau apa-apa soal si Tiang.
Gue bahkan nggak tau apa yang dia suka atau nggak suka.

Sekarang...

Berasa gaguna.
Ck.

Udahlah.
Lagian ini mimpi.

Kalo gue bangun, gue bakal bisa liat si Tiang dapet istri yang layak.

Dih, sedih gue mikirin betapa layaknya gue jadi pembokatnya...

Iya, pembokat,

Bukan istri.

"Ooiii! Buntel unicorn! Muka lo kek kebo begadang tujuh purnama gitu. Lo kenapa?" Tanya Mita sedikit cemas.

"He'm. Lo kek emak-emak yang baru dapet talak tiga," sambut Rea sadis.

Loli berdecak kesal dan akhirnya menumpahkan semuanya dalam sebuah pertanyaan absurd. "Ck. Eh, lo kalo nikah nih yah, terus lo nggak tau apa-apa soal suami lo, gimana tuh?"

"Berarti istrinya bego," sambar Lina cekatan. Cih. Kalo ini sih beruk Ancol juga tau kali.

"Nggak, suaminya lebih bego!" Rea menimpali.

"Hah?" Loli membuka mulutnya lebar-lebar.

"Iyalah! Ngapain nikahin cewek bego?"

Oh my Lord...
Keknya temen-temen gue dulu brojolnya nggak pake bidan, tapi pake dukun!
Udah gitu pas keluar malah kejedug panci gosong.

"Oh gitu?"

"Ck. Menurut gue sih itu karena dia nggak mau liat lo khawatir." Lina bersuara.

Khawatir?

"Duh, yang namanya nikah itu semua sama-sama, udah nggak ada rahasia. Lo tau sakitnya dia biar lo bisa tau obat apa yang tepat buat dia," sahut Rea tampak begitu bijaksana.

"Kalo nggak gitu?"

"Berarti nggak cinta."

Deg.

Emang sedarurat itu nilai keberadaan 'cinta'?

I mean, mungkin gue punya...
Tapi kalo dia nggak punya?

Yah emang nggak punya sih😐

Tapi kali ini gue udah beraniin diri buat boking Gea.

.
.
.

Di RS. Universitas Mataram. Kantin tak terlalu besar. Hanya sebagai tempat mengisi kelaparan demi upaya bertahan hidup. Sepi, mungkin karena hampir waktu Ashar.

"Hey?" Gea menyapa gadis yang sudah sekitar 10 menit menunggu kedatangannya.

"Hai, Kak," balas Loli tersenyum ramah.

Nikah Lagi, yuk!Where stories live. Discover now