Bab 47 : Be Careless

347 28 3
                                    

.
.
.

Sometimes it's hard to believe that it's just a dream.
But I'm still trying to be more realistic.
.
.
.

Lolita menghempaskan dirinya pada sandaran kursi dari kayu yang cukup keras. Ia tak lagi bisa merasakan apapun. Bahkan jika ia hendak menjalani operasi sekarang, ia tak perlu mendapatkan suntikan anastesi. Baginya, ia telah mati rasa.

Ia tak melihat dokternya duduk di tempat yang seharusnya, menanyainya berbagai hal tentang kondisi tubuhnya. Pria itu sedang sibuk menelepon dengan seseorang di salah satu bilik yang tertutup rapat. Sayup sayup ia bisa mendengar dari ruang periksa.

"Dia mempermainkan kita, Kak. Dia muncul dan hilang begitu saja. Dia ada disini tapi kita tak pernah bisa menemukannya."

Yaelah.
Ini nih, definisi istri rasa buronan...
Lagian punya istri kok bisa kabur si?
Lo selingkuh, ya?
Kalo suka sama orang, bilang-bilang dong.
Lapor baik-baik kalo lo mau nikah lagi.

Cerca Loli dalam hati. Ia kesal sekali. Ruangan itu terasa sesak sekali baginya. Aroma menyengat dari obat-obatan membuat kepalanya tambah pusing. Ia memutuskan keluar sebentar untuk menyesap udara segar.

Tuk
Tuk
Tuk

Suara langkah kaki pelan, semakin dekat. Loli merasa sedikit merinding.

"Lolita Agustin?"

Suara ini...
Maskulin...

Loli berbalik dan melihat sosok tak asing itu berdiri di hadapannya. Seorang pemuda memberi senyum ramah padanya.

"Kak Yono?"

"Loli, apa kabar?" Tanya Yono berwajah semringah.

"Baik, Kak. Kakak bagaimana?"

"Gue juga baik kalau Lolita baik," balasnya lalu sedikit tertawa.

Betewe harusnya ini pertemuan pertama kami, kan?
Kenapa rasanya ngga canggung, ya?
Lagian nama gue ditau...
Gue mendadak ngerasa feimes.
Gapapa deh, Riyan ga jadi, temennya juga boleh. Hihi...

Eh astaghfirullah...

"Kak, lihat kak Gea, nggak?" Tanya Loli polos. Sementara di sisi lain, Yono begitu terkejut. Ia baru menyadari bahwa ia juga harus masuk ke dalam skenario gila ini.

"Ngapain lo cari dia?"

"Dia dicari suaminya."

"Hah? S-suami? Siapa?"

Loli menghela napas pasrah sebelum akhirnya angkat bicara. "Dokter Riyan lah. Haha. Masa kebo ijo?"

"Eh? Haha. Gitu?"

"Tadi saya ketemu si di taman sana. Tapi sekarang ngilang, ga tau deh kemana. Haha, rumah tangga kek main petak umpet."

Keringat dingin satu per satu menetes dari dahi lebar Yono. Jemarinya bergetar hebat sekarang. Namun, Loli tak menyadarinya. "Lolita, lo ngga salah orang, kan? Orang itu... Yang lo bilang lo temuin... beneran Gea?"

"Mata Ita masih sehat, Kak."

"..."

"Kak, kakak liat ngga? Kak? Kak Yono? Hallo? Excuse me??" Loli melambaikan tangannya beberapa kali di depan Yono. Pria itu seolah pingsan dalam keadaan berdiri namun tetap dengan kedua mata terbuka.

"Nggak. Nggak sama sekali."

"Kakak sakit, ya?" Loli bertanya sedikit khawatir. "Kenapa hari ini orang-orang pada aneh sih? Hmm."

Nikah Lagi, yuk!Where stories live. Discover now